Postingan

DUA UJIAN PALING MENJATUHKAN

Gambar
  Teks Khutbah Jum’at Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta   Khutbah : Jum’at Kedua Tanggal : 8 Muharram 1447H. / 04 Juli 2025M. Tema : DUA UJIAN PALING MENJATUHKAN Oleh     : K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons),     [Pembina Kerohanian Islam Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta]     Khutbah Pertama   ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ “ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْـحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا، ” وَجَعَلَ ٱلدُّنْيَا دَارَ بَلَاءٍ وَٱمْتِحَانٍ، لِيَمِيزَ ٱلْخَبِيثَ مِنَ ٱلطَّيِّبِ، وَٱلظَّالِمَ مِنَ ٱلْمُتَّقِي . أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، ٱلْمَلِكُ ٱلدَّيَّانُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، ٱلْمَبْعُوثُ بِٱلْهُدَى وَٱلْإِيمَانِ، صَلَّى ٱل...

Hadits Arbain ke-5 Terjemah Bahasa Jawa: Perkara Bid’ah bagi Umat Islam

Gambar
 Hadits Arbain ke-5 Tentang Perkara Bid’ah bagi Umat Islam Terjemah Bahasa Jawa oleh: Murtadlo HS. عَنْ أُمِّ المُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ . رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ "رواه البخاري ومسلم , وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ ” مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمُرُنَا فَهُوَ رَدٌّ Saking Ummul Mukminin  kuniyahe Ummu Abdillah pareng asmo Aisyah rodhiyallohu ‘anha, ngendiko: Kanjeng Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dawuh, “Sopo wonge gawe (amalan) anyar ing urusan (agomo) kito seng sumbere ora soko (agomo) kito, mongko (amalane) ditolak.” (HR. Bukhari dan Muslim. Ing dalem riwayat Muslim : “Sopo wonge seng ngelakoni salah sijine amal seng ora trep/pas karo urusan (agomo) kito, mongko amalane ditolak”) [Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718] Katerangan: 1....

Dakwah, Tak Semudah yang Dibayangkan

Gambar
  Dakwah, Tak Semudah yang Dibayangkan   Bukhori at-Tunisi (Alumni Ponpes Ar-Roudlotul Ilmiyah, Kertosono)   اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ   Kalau kita baca ayat al-Qur’an yang menyeru untuk mengajak ke Jalan Tuhan, bukan jalan setan, dengan cara yang bijak, terbayang di benak kita, sesuatu yang mudah untuk diterawang, mudah dikonsepkan, mudah dijalankan, padahal tidak. Kalau kita memakai pendekatan konsep “mafhum mukhalafah” (pengertian kebalikan) dalam ilmu Ushul Fiqih, justru adanya “nash” tersebut menunjukkan adanya “ketidak bijakan” dalam mengajak ke Jalan Tuhan, ada mauidlah yang buruk, dan ada mujadalah yang kurang baik. Meskipun bukan sesuatu yang iltizam bahwa mafhum mukhalafah pasti ada dan terjadi, maka nash itu menunjuk pada jalan yang jika ingin mengajak kepada jalan kebenaran, maka itu salah satu di antara jalan itu. Banyak para filosuf, pujangga, orang bijak, te...