EMPAT MAKNA KEMERDEKAAN BAGI SEORANG MUSLIM
Teks Khutbah Jum’at
Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta
Khutbah |
: |
Jum’at Ketiga |
Tanggal |
: |
21 Shofar 1447 H. /
14 Agustus 2025 M. |
Tema |
: |
“EMPAT MAKNA KEMERDEKAAN BAGI SEORANG MUSLIM” |
Oleh |
: |
K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), CWC. |
|
|
[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai
Timur] |
Khutbah Pertama
الحمدُ للهِ الَّذِي أَنْعَمَ
عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الإِيمَانِ وَشَرَّفَنَا بِالْقُرْآنِ، وَجَعَلَنَا مِنْ اُمَّةِ
خَيْرِ الأَنَامِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامُ، نَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ. أّمَّا بَعْدُ: فَقَالَ
تَعالى: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾ (آل عمران: ۲٠٠)
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan
kepada Allah Ta’aala dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya, karena hanya dengan bertakwalah kita akan
memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat.
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Setiap tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia
memperingati hari kemerde-kaannya. Kemerdekaan adalah nikmat agung dari Allah Ta’aala
yang wajib disyukuri. Namun, anehnya, sebagian orang justru merayakannya dengan
perbuatan yang tidak layak disebut sebagai wujud syukur, seperti mela-kukan perbuatan
hura-hura penuh kemungkaran, dan bahkan sampai meninggalkan shalat.
Padahal syukur yang benar adalah menggunakan nikmat
sesuai dengan kehendak Allah sebagai Pemberi nikmat. Oleh itu, kemerdekaan sebagai
nikmat, harus dimaknai dan dirayakan dengan cara yang diridhai oleh Allah Ta’aala:
Dengan memperbanyak iba-dah; mengisi waktu untuk kebaikan umat; dan dengan menjaga amanah kemerdekaan dan tidak merusaknya
dengan
kemungkaran.
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Sebagai seorang muslim, kita harus memahami makna
kemerdekaan dan cara mensyukurinya dengan benar. Maka, sekurang-kurangnya ada
“Empat Makna Kemerdekaan bagi Seorang Muslim.”
Pertama: “Merdeka dari berhamba kepada
tuhan-tuhan selain Allah.”
Inilah makna tauhid yang murni. Allah Ta’aala
berfirman:وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ / “Padahal mereka tidak
diperintahkan kecuali supaya menyem-bah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya" (QS. Al-Bayyinah: 5).
Kemerdekan seperti inilah yang pernah dinyatakan
oleh sahabat Rabi’iy bin Amir di hadapan Kisra Persia: اللَّهُ ابْتَعَثَنَا لِنُخْرِجَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادَةِ العِبَادِ
إِلَى عِبَادَةِ اللَّهِ، وَمِنْ ضِيقِ الدُّنْيَا إِلَى سِعَتِهَا، وَمِنْ جَوْرِ
الأَدْيَانِ إِلَى عَدْلِ الإِسْلَامِ / “Allah telah mengutus
kami untuk mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari penghambaan terhadap
sesama hamba kepada penghambaan kepada Allah, dari kesempitan dunia kepada
keluasannya, dari kezhaliman agama-agama kepada keadilan Islam.”
Maka sebagai muslim penghambaan kita hanya
kepada Allah semata-mata. Itulah yang dinyatakan dalam kalimat tauhid “Laa
ilaaha illallaah / tidak ada penghambaan yang benar kecuali hanya kepada Allah.”
Maka, jika kita masih berhamba kepada sesama hamba / makhluq, maka sesunggunya
kita belum merdeka.
Kedua: Merdeka dari kendali hawa nafsu
Banyak orang merdeka secara fisik, tapi
jiwanya diperbudak hawa nafsu. Rasulullah ﷺ bersabda: لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا
لِمَا جِئْتُ بِهِ / “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga
hawa nafsunya mengikuti ajaran yang aku bawa." (HR. Al-Baghawi / Juga
oleh al-Baihaqi)
Rasulullah, saw. mengajarkan agar kita
berjihad melawan hawa nafsu untuk menjadi pelayan kebaikan bukan menjadi
pelayan tubuh dan hawa nafsu. Karena kesempurnaan diri manusia tidak terletak
pada banyaknya harta, kehebatan fisik dan kecantikan rupa. Melainkan karena
kesempurnaan akh-lah dan kebaikan perilaku.
Sebagaimana yang pernah dinasehat-oleh Abul
Fatih al-Busti dalam syair’nya:
يَا خَادِمَ الْجِسْمِ كَمْ تَشْقَى بِخِدْمَتِهِ |
Wahai pelayan tubuh,
betapa kau telah bersusah payah melayaninya, |
لِتَطْلُبَ الرِّبْحَ فِيمَا فِيهِ خُسْرَانٌ |
Untuk mengejar
keuntungan, namun ternyata itu membawa kerugian |
أَقْبِلْ عَلَى النَّفْسِ فَاسْتَكْمِلْ فَضَائِلَهَا |
Beralihlah kepada memperhatikan
jiwamu dan sempurnakanlah kebaikannya! |
فَأَنْتَ بِالنَّفْسِ لَا بِالْجِسْمِ إِنْسَانُ |
Karena sesungguhnya Engkau itu menjadi manusia
sejati bukan karna fisikmu, namun karena kebaikan jiwamu. |
Ketiga: Merdeka dari bergantung harap kepada
selain Allah
Hanya Allah tempat bergantung. Allah Ta’aala
berfirman: وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم
مُّؤْمِنِينَ / "Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal
jika kamu benar-benar beriman." (QS. Al-Ma'idah: 23)
Bergantung kepada harta dan jabatan akan
hilang. Maka seorang muslim hanya berharap kepada Allah: وَتَوَكَّلْ
عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ / “bertawak-kallah / bergantung haraplah kepada
Allah, Tuhan yang tidak pernah
mati!” (al-Furqan: 58)
Begitu juga, berharap kepada manusia sering mengecewakan.
Maka, seorang Muslim harus besar harapannya kepada Allah dan mesti percaya
dengan janji Allah, sebab: إِنَّ
اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ / “Sesungguhnya Allah itu tidak pernah menyalahi janji.”
(Ali
Imran: 9)
Keempat: Merdeka dari ketakutan terhadap
selain Allah
Takut hanya kepada Allah, membebas-kan dari
rasa takut kepada makhluk. Nabi ﷺ bersabda:مَنِ الْتَمَسَ رِضَى اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ. وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ سَخِطَ اللَّهُ
عَلَيْهِ / “Siapa yang mencari ridha Allah meskipun orang tidak menyukai, maka Allah
akan meridhai-nya. Dan, siapa yang mencari ridha manusia namun membuat Allah murka, maka Allah akan murka
kepadanya.” (Hr. Ibn Ḥibbān & at-Tirmiżī)
Maka jangan sampai ketakutan kita kepada
seseorang membuat kita menuruti kemahuannya untuk berbuat dosa. ‘Umar bin
‘Abdil-‘Azīz berpesan: مَنْ خَافَ اللهَ أخَافَ
اللهُ مِنْهُ كُلَّ شَيْءٍ، وَمَنْ لَمْ يَخَفِ اللهَ خَافَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ /“Siapa takut
kepada Allah, segala sesuatu akan dibuat-Nya takut kepadanya; namun siapa yang tidak
takut kepada Allah, akan dibuat-nya takut kepada segala sesuatu.”
Oleh karena itu, kata Rasulullah, saw: احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
وَلَا تَعْجِزْ / "Bersemangatlah terhadap apa yang bermanfaat bagimu,
dan mintalah per-tolongan kepada Allah, dan jangan lemah." (HR.
Muslim)
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Maka kemerdekaan sejati adalah apabila kita
benar-benar berhamba hanya kepada Allah, sehingga membuat jiwa kita tenteram
dan hati kita tenang.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ
وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
الحمدُ للهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا
وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ بِتَقْوَى اللهِ،
فَهِيَ وَصِيَّةُ اللهِ لِلْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: :﴿وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ
أُوتُوا ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ ٱتَّقُوا ٱللَّهَ﴾ (النساء:
١٣١)
ثُمَّ اعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّكُمْ،
فَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا﴾ فَنَقُولُ: اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ، وَالمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ،
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلاَةَ أُمُورِنَا
لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَاجْعَلْهُمْ رُعَاةً صَالِحِينَ، وَاحْفَظْ بِلادَنَا
مِنْ كُلِّ سُوءٍ وَفِتْنَةٍ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا لَكَ شَاكِرِينَ، لَكَ ذَاكِرِينَ، لَكَ مُخْبِتِينَ، لَكَ أَوَّاهِينَ
مُنِيبِينَ.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.
وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي
الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيمَ الجَلِيلَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
أَقِمِ الصَّلَاةَ!
Komentar
Posting Komentar