Bunga Cempaka Penghias Ruang Hatiku(Bagian 5)

Bunga Cempaka Penghias Ruang Hatiku
(Bagian 5)


Oleh        : Ihsanuddin
                  Alumni YTP Kertosono.


Genap setahun aku bekerja di penjemuran ikan, tapi rupanya Allah belum menampakkan perubahan dalam perekonomian kami.
Entah ini karena kebodohanku, atau ada yang sengaja membodohi aku.
Tiap kali totalan selalu saja kalau tidak pas-pasan, malah min.
Ibarat orang kerja hanya dapat buat ngisi perut, sementara kebutuhan yang lain terabaikan.
Banyak teman yang sama-sama penjemur  tidak percaya dengan kondisi yang saya alami ini.
Tapi......, yah sudahlah.......
Hanya Allah yang Maha tahu.

Disaat aku kembali pulang ke desa Cempaka , ada kerabat yang menawarkan warung, sepertinya aku minat juga, begitu pula Cempaka, dia sangat mendukung kalau aku mau jadi tukang warung.
Tiga bulan lamanya ku coba buka warung kopi,  namun selama itu pula  tak ubahnya orang menunggu nyamuk.
Sementara warung di seberang sana takpernah sepi dari pengunjung.
Saat-saat seperti ini iman mulai diuji.
Tiap hari ada saja orang yang datang dengan menawarkan jasa.
Ada yang mau mengantarkan ke dukun, orang pintar, sampai pada kiyai yang bisa membuat warung jadi laris....
Tapi Alhamdulillah, dengan berbekal iman yang tertanam di hati ini, aku tidak terpengaruh, apalagi sampai terjerumus pada hal-hal seperti itu.

                        ***

Lembaran baru
Seperti biasa bila lama tak bertemu, Mutiara kecilku demamnya mesti kumat, maka terpaksa bersama ibundanya menyusul kekota.
Dan benar juga, Mutiara kecilku begitu aku peluk, sreep ...langsung dingin.... Subhanallah....
Pada kesempatan inilah kami bisa berembuk dengan Cempaka, karena kalau kita cuma jual kopi, mungkin akan tetap saja seperti nungguin nyamuk.
Akhirnya kami berdua menemukan ide untuk buka warung PECEL TUMPANG KERTOSONO.

Mulai saat itu Cempaka dan tentu saja  Mutiara kecilku hijrah kekota, sekaligus pindahkan  sekolah  Mutiara yang baru kelas  I SD, dan Alhamdulillah, bisa diterima di SDN  yang ketepatan jaraknya tidak terlalu jauh dengan tepmat kami indekost.
Kami sangat bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah membuka pintu rezeki kami lewat warung pecel tumpang ini.

Khotbah dulu, baru kenalan

Awal-awal di kota , bila hari Jumat , aku shalat Jumat dengan pindah- pindah masjid.
Pada  suatu saat aku masuk  kampung untuk melaksanakan shalat Jumat di masjid yang ada disana , namanya masjid Al Mukhlish.
Aku duduk dibaris ketiga dari depan.
Jarum jam dinding menunjukkan pukul 11.45. yang berarti sudah masuk waktu jumatan, tapi rupanya Khotib berhalangan datang.
Anehnya aku yang baru pertamakali shalat Jumat disitu , tiba-tiba ditunjuk dan dibimbing kemimbar oleh takmir untuk menjadi Khotib.
Memangnya takmir melihat aku seperti apa kok tiba-tiba menunjuk aku.....?

Meskipun agak kaget, akupun menurut dan khotbah.
Habis jumatan aku ditahan sebentar untuk berkenalan.
Terus terang aku katakan kalau aku hanyalah seorang tukang warung. 
Namun takmir tadi malah menawari aku agar bersedia diberi jadwal tetap., maka ku sampaikan terimakasih,  dan ku sampaikan kalau aku lebih baik sebagai khatib badal saja.
Lebih kaget lagi ketika saku bajuku dimasukin amplop...........
Mulai saat itu bila ada khatib yang berhalangan datang, maka akulah yang menggantikan.
Disamping itu , aku juga di jadwal kuliah subuh pada bulan Ramadhan.

Mencari mutiara yang hilang

Dua dasawarsa sudah  Cempaka tak tahu kabar berita tentang kedua mutiara yang jauh di seberang sana.
Dulu awal-awal berpisah , satu dua kali masih ada surat yang diterima, tapi setelah itu seperti ada yang sengaja menghilangkan jejaknya.
Setiap surat yang dikirim oleh Cempaka tak pernah lagi terbalaskan.

Disuatu saat Mutiaraku yang kuliah di Malang mengabarkan pada ibundanya (Cempaka), kalau dia mendapatkan nomor HP dari teman Facebook, kalau nomor itu nomor punya Mutiara Cempaka yang telah lama menghilang.
Malah Mutiaraku sudah saling memperkenalkan diri, dan dia memanggil Mutiaraku kakak, karena dia setahun lebih muda dari Mutiaraku.

Dari saat itu Cempaka mulai bisa melepas rindu pada Mutiara hatinya yang telah lama menghilang , walaupun harus kewartel dulu atau kerumah adiknya.
Saat itu memang belum banyak HP seperti sekarang ini.
Ingin melihat wajahnya, tapi sayang ada HP Flexi jadul...
Ya Allah... Engkau temukan aku dengan Cempaka begitu mudah.
Lalu kapankah akan Engkau temukan Cempaka  dengan Mutiara hatinya ?????

ادعوني استجب لكم....
Mohonlah kepadaku niscaya akan kukabulkan.
Yakin dengan ayat ini, insyaallah akan terkabul apa yang dimohonkan.

Mendapat Khabar dari seberang kalau salah satu Mutiara yang disana mendapat pengangkatan sebagai PNS  di kabupaten baru, tepatnya kabupaten Asmat, dengan membidangi Perikanan dan peternakan.
Berita yang lebih menggembirakan lagi adalah bulan depan Mutiara akan membawa rombongan dari wakil-wakil distrik ke Jawa Timur untuk study banding.
Cuma belum jelas Jawa Timur tepatnya di kota mana....

Menghitung hari , meskipun jalannya matahari selalu tepat, namun karena ada yang ditunggu, semenitpun serasa sehari...
Ingin menghubungi lewat Flexi, gak ada signal. Bahkan semenjak Mutiara memberi kabar akan mengadakan study banding itu hp Mutiara sudah tidak dapat dihubungi lagi....
Tidak bicara, tapi dapat ku pastikan kalau Cempaka agak kecewa dan bahkan ada tanda keputusasaan yang menyelimuti pikirannya.

Menjelang shalat Maghrib, Cempaka beranjak untuk mengambil air wudhu, tiba-tiba hp berdering tanda ada sms masuk.
Ku buka sms itu , tertulis pada SMS, :"Bunda, ini ananda  lagi transit di Makassar, mungkin 1,15 mnt lagi sudah mendarat di Juanda Surabaya.
Betapa gembiranya Cempaka membaca berita ini, tapi sayang balasan SMS dari Cempaka tetap saja centang (✓). tak berubah-berubah.

Sehabis shalat Maghrib, kami bertiga (aku, Cempaka dan Mutiara kecilku) segera naik Taxi menuju bandara.
Karena terjebak macet, kamipun terlambat, kata petugas , pesawat dari Makassar sudah mendarat setengah jam yang lalu , dan ada rombongan penumpang yang di jemput mobil menuju hotel, tapi tak tahu hotel mana......
Astaghfirullah......,kasihan Cempaka.........
Sementara hp punya Mutiara aktif tapi  sepertinya tak dipegang, sehingga SMS maupun telfon dari Cempaka takada jawaban.
Kamipun terpaksa kembali pulang, mau cari di hotel-hotel itu tak mungkin .

Pada jam 23,15 WIB.  HP berdering tanda ada sms masuk.
Cepat-cepat Cempaka membukanya  "Bunda maafkan ananda , tadi hp ananda ada di bagasi, jadi gak tau kalau ada telfon dari bunda"
"Sekarang ananda sudah sampai hotel , Hotel New. Victori . Batu".
Alhamdulillah......
Ya Allah, segala puji hanya untukMu.
Semoga hari esok merupakan hari terbaik buat bertemunya dua belahan jiwa , antara ibu dan putranya yang telah terpisah lebih dari dua dasawarsa, dan semoga menjadi berkah untuk semuanya.

Pagi itu kami bertiga berangkat  ke Batu , dan langsung menuju hotel yang telah tertulis di SMS  semalam.
Cempaka sepertinya sudah tak sabar ingin segera bertemu Mutiara hatinya .
Sampai di lobi hotel,  resepsionis menyambut kami dengan begitu ramah dan mempersilahkan kami untuk menunggu sejenak, dan setelah itu.......
Sungguh menakjubkan....
Kami bertiga diatar menuju Aula hotel, dan disana sudah berjajar sejumlah orang menyambutnya layaknya  menyambut tamu agung.
Yang laki-laki menyalamiku dengan begitu hangat, sementara yang perempuan menyalami Cempaka sambil berpelukan.....

Sebenarnya aku agak bingung , kok tiba-tiba ada penyambutan seperti ini.
Seperti ada yang ngomando, sehabis menyalami kami , orang-orang yang semula berjajar kini berubah formasi melingkari kami bertiga.
Keadaan jadi hening.....
Dalam keheningan itu, Cempaka memandang orang yang mengelilingi,  dan dengan cepat naluri keibuannya tak dapat dikelabui  , Cempaka melangkah dan langsung memeluk pemuda yang berjajar tepat dihadapannya.
Spontan meledak lah  tangis kebahagiaan di Aula saat itu.
Semua yang hadir tak ada yang dapat menahan air matanya.
Sedu, sendu , haru dan syahdu campur jadi satu......


Bersambung...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi