Terkurung di Warung

Terkurung di Warung

Dr. Amam Fahrur
(Alumni Ponpes YTP Kertosono) 

Kamis lalu..di jalan raya .. depan tempat saya bekerja,  dilewati pendemo  yg diberitakan berjumlah ribuan orang .Mereka beratribut sesuai asal kelompoknya. Ada dari mereka  yang berjaket sesuai almamaternya, banyak juga yang berseragam kaos dengan warna hitam. Mereka berjalan menuju titik pusat demonstrasi.

Setelah beberapa lama , terdengar suara dor dor dooor..., seperti suara ledakan mercon disertai kepulan asap, entah suara bersumber dari apa, dan siapa yang memicunya. 

Sesekali ada nampak aksi pelemparan dari pendemo. Entah benda berjenis apa yang dilemparkan.

Saya lihat pendemo mundur, sebagiannya nampak menahan perihnya mata, mungkin efek gas air mata. Saya tidak tahu apa yang terjadi di pusat demonstrasi, apakah terjadi anarkis atau tidak.

 Tak lama hujanpun  kemudian turun.Sekitar jam 13.00 WIB.
Saya keluar berjalan  kaki cari makan siang, menuju warung yang tak seberapa jauh lokasinya. Saya mengira demonstrasi sudah selesai dan situasi sudah aman.

 Sampai di warung sayapun makan, dan di tengah menikmati minuman teh anget dan belum selesai menghisab sebatang rokok  ...tiba- tiba terdengar kembali suara  yang mengesankan  ada keributan. 

Nampak juga benda berbahan seng lebar  melintang di jalan, sepertinya sih papan reklame. Kemudian nampak para pendemo lari kocar - kocar. Sebagiannya lari ke belakang warung tempat saya makan.

Mungkin  tadi pendemo masih balik lagi ke lokasi gedung titik pusat demonstrasi setelah mundur beberapa saat.

Pemilik warung menggeser roolling door , menutup warung. Beberapa saat saya terkunci dan terkurung di dalam warung.

Kemudian saya mendapat info..bahwa situasi sudah tenang. warung dibuka kembali, perlahan saya keluar  berjalan menuju tempat kerja,.Secara bertahap saya transit di beberapa gedung perkantoran di sekitar lokasi itu, sambil tengok kiri kanan melihat situasi.Transit untuk menstabilkan detak jantung. Minim nyali...kaleee.....

Setelah mendapatkan info keadaan relatif aman, saya kemudian perlahan melanjutkan melangkahkan kaki menuju tempat dimana saya bekerja.

Sambil menghisab rokok kretek dan tolah toleh kiri kanan, saya
 memandangi mobil  penghalau menghalau massa pendemo. Saya  mendengar suara  bernada warning agar pendemo meninggalkan lokasi paling lambat 10 menit. 

Asyik juga nich....di siang itu. Ya wajar kalau kejadian di siang itu membuat saya agak _deg deg - an._ Soalnya  ngelihat situasi dan pemandangan yang kayak gini, saya minim jam terbang.

 Alhamdulillah ....Slamet,
slamet.

Tepat jam 03.30 WIB. terdengar sayup-sayup suara _sholah...sholah..._ dari mesjid  Jamik seberang.

 Ia membangunkan aku dari tidurku (AF).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi