Nuktah Hitam
Nuktah Hitam
By Bukhori at Tunisi
(Alumni Ponpes YTP, Kertosono dan UIN SUKA, Yogyakarta)
Mana bisa mencari bayangan diri di kopi hitam legam tiada sinar menerangi
Carilah bayanganmu di sinaran Cahaya
Kan kau temukan gambaran dirimu
Walau di kelamnya malam
Legamnya kopi bisa dijadikan mir'ah dirimu, selagi cahaya memancar di cangkir kopimu
Tapi,
Legamnya malam
Cermin bagi pejalan malam tuk tahu dirinya
Tak perlu pelita penerang tuk menceritakan dirinya
Ia mengadu tentang dirinya padahal tak ada yang tahu
Ia menelanjangi dirinya
Padahal berbaju
Gelapnya malam jadi pembuka aib diri
Cermin dibuka padahal malam gelap pekat tak bercahaya
Topeng dilepas
Baju ditanggal
Ia bercermin pada Cahaya Maha Cahaya tanpa pelita
CahayaNya menerangi semesta
Menembus relung-relung gelap pekat
Dinginnya terpaan angin malam
Mengalahkan hangatnya kopi hitam nan harum, manis ditaburi gula-gula
Ia asyiq-masyuq mengadu
Rabb aku sendirian
Hanya DiriMu yang menemani
Aku minta Kau mengasihi
Aku menangis Kau sayangi
Aku gelisah Kau tenangkan
Dia yang setia menemanimu hingga saatnya tiba
Bukan kopimu
Hitam legamnya kopi
Masih bisa buat cermin wajah tampan-mu
Tapi nuktah hitam di hatimu
Menutupi air bening wajahmu
Kopi hitam menghangatkan dirimu
Tapi pekatnya hati yang penuh nuktah hitam
Membuat beku jiwamu
Isra'-lah di gelapnya malam
Kan melelehkan nuktah yang memenuhi hatimu
Tuk menjadi pelita zaman
Komentar
Posting Komentar