Antara Pejuang dan Pragmatisme

Antara Pejuang dan Pragmatisme

A. Darojul Ali
(Alumni Ponpes YTP, Kertosono)


" TIDAK SELAMANYA PEJUANG MENIKMATI PERJUANGANNYA ".

Kata-kata ini sering jadi realita, tapi menikmati itu tidak harus dalam segi materi. Ooh, agak populis kata-kata ini. Pejuang seperti Rosul yang agung dan para sahabat , setelah menaklukan Makkah bisa jadi mengambil kekuasaan dan itu terjadi pada diri Rosul yang agung juga para sahabat .
Lalu suasana umat/rakyat jadi suasana ilahiyah .

Antara pengambilan kekuasaan dan suasana ilahiyah sangat  berdekatan dan korelasi yang yang erat.
Meruntuhkan hegomoni Orde Baru dengan cita-cita terwujudnya masyarakat demokratis (baldatun toyibatun warobbun Ghofur), katakan begitu, lalu kekuasaan tak didapat karena banyak anak bangsa dengan sistem demokrasi artinya dengan suara banyak. Akhirnya kekuasaan tidak didapat.

Akhirnya pula berharap terwujudnya sauasan rakyat yang dicita-citakan.
Anehnya suasana rakyat justru keblablasan dalam hal-hal tertentu, lebih rusak dari Orde Baru.
Tapi tetap bersyukur setidaknya dalam bidang lain ada perbaikan sebagai anak bangsa .

Seorang tokoh reformasi dan anak kandung Muhammadiyah, DR. Amien Ra'is, menurut saya masuk kelompok kedua, berbagai momentum menuju RI satu juga tidak berhasil, lalu masuk dalam ketua MPR, masih agak baik takdir tokoh Muhammadiyah ini.

Yang menyisihkan, kaum oportunis /mutrifin yang tak berkeringat setetes pun di masa Reformasi, malah mereka reguk kekuasaan dan menggulung kekayaan negara tak terkira. Sambil nyinyir bilang Kadrun (Kadal Gurun) anak bangsa yang mempunyai cita-cita Islam integratif dengan Negara.

Kenapa kendali negara jatuh pada orang yang pragmatis/Mutrifin dan gak berkeringat ?
Suatu renungan gerakan yang perlu mendalam dicari solusinya .

Kediri , 26 Mei ,2026.
ADA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi