KISAH SPREI BASAH SEORANG IBU MERTUA DI RUMAH MENANTUNYA

KISAH SPREI BASAH SEORANG IBU MERTUA DI RUMAH MENANTUNYA


Penyadur: Jad el-Haqqy

Sidoarjo - Seorang wanita tua menceritakan kisah nyata yang "Mengagumkan" yang dialaminya.

Dia berkata: Saya memiliki tiga anak laki-laki dan mereka semua sudah menikah.

Suatu hari saya mengunjungi anak saya yang lebih tua dan meminta untuk tinggal bersama mereka beberapa hari. 

Di pagi hari saya meminta istrinya untuk membawakan saya air untuk wudhu. Lalu saya berwudhu dan shalat serta menuangkan sisa air wudhu  di sprei tempat saya tidur.

Ketika dia membawakan teh pagi untuk saya, saya berkata kepadanya: Menantu saya yang cantik, ini adalah kondisi orang tua. Tadi malam saya ngompol di tempat tidur, maafkan ibumu yang bahlul ini! 

Tak lama kemudian dia keluar dari kamar, dan saya mendengar dia memaki-maki saya dengan kata-katanya yang  jelek. 

Kemudian dia meminta saya untuk mencuci dan mengeringkannya, dan tidak melakukannya lagi, jika melakukan lagi, (mungkin saya akan diusir).

Wanita tua itu berkata: Saya berpura-pura menahan amarah saya dan menyesal lalu mencuci sprei dan mengeringkannya.

Kemudian saya pergi ke rumah anak saya yang kedua dan menginap. Lalu saya melakukan hal yang sama, sehingga istrinya menjadi marah dan 
nyinyir  sampai mulutnya berbusa, lalu memberi tahu suaminya, yang adalah anak saya, dan dia tidak menegur istrinya. 

Untuk menjaga keharmonisan mereka, saya keluar dari rumah mereka untuk menginap di rumah anak bungsu saya .

Lalu saya melakukan hal yang sama dan berkata pada menantu saya, ini adalah kasus orang tua, nak, maafkan ibu yang tak tahu diri ini! Berapa banyak dari  kita buang air kecil di pakaian kita dan orang tua kita ketika kita masih balita. Menantu saya ini tidak marah, malah tersenyum. 

Kemudian saya mengambil sprei dan mencucinya. 

Setelah itu saya dekati menantu saya dan kemudian saya menepuk pundaknya sambil berkata padanya, menantu saya yang cantik, saya punya teman yang memberi saya uang banyak dan meminta saya untuk membelikan perhiasan gelang dan kalung emas derta cincin untuknya, tapi saya tidak tahu ukuran tangannya seberapa, dia itu seukuran kamu. Sini, beri aku ukuran tanganmu!

Setelah itu wanita tua itu pergi ke pasar dan membeli perhiasan emas dengan uangnya sendiri, bukan uang temannya, tadi hanya pura-pura disuruh temannya, dia punya banyak uang.

Sesampai di rumah, dia memanggil anak-anak dan semua menantunya di rumahnya dan mengeluarkan makanan yang paling enak, Hab, untuk mereka dan membawa perhiasannya. 

Lalu dia memberi tahu mereka bahwa dia menuangkan air ke tempat tidur, itu bukan air pipis saya. Setelah itu dia memberikan gelang, cincin dan kalung emas puluhan gram di tangan istri putra bungsunya bersama ratusan juta rupiah, dan mengatakan, dia ini adalah putri saya yang baik, dengannya saya akan tinggal bersamanya, dan menghabiskan sisa hidup saya. 

Kedua menantunya yang judes itu kaget dan saling menyesali diri serta minta maaf sambil (pura-pura menangis). 

Nasi sudah jadi bubur. Hanya kebaikan yang berbuah barakah, dan kejahatan berbuah laknat

Allah berfirman:
هل جزاء الاحسان الا الاحسان
"Tidaklah balasan kebaikan itu kecuali kebaikan pula" (QS. Ar-Rahman ayat 60) (Sudono Syueb/ed)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi