Hati Siapa yang Tak Sedih

 Hati Siapa yang Tak Sedih


Tiba tiba aku menghubungi teman teman.
Di jJakarta
Saudara Kediri 
Di Gresik
Di Kalimantan
Aku katakan pada mereka.
Aku kangen saudara, sahabat...
Dan seharian Ujungpangkah tak henti di guyur hujan, pagi sampai malam.
Biasanya sekitar jam 9 saya sudah istirahat.
Lalu malam setengah dua tahajud.
Waktu itu kami suami istri pada istirahat malam pukul OO.O1
Terdengar WA cukup nyaring.
Esoknya pukul 22. OO. WIB
Dua WA yang mengkhabarkan kader, guru, kiyai kami dipanggil Allah.
Innalillahi Wainna ilaihi rojiun.
K.H.Jakfar Yasa' guru kami, sahabat kami, kiyai kami.
Senyummu Yai terasa menghiyasi setiap engkau berkata.
Senyummu menghiasi lalu lintas peradaban pesantren.
Keteduhanmu melindungi para santri yang giat cari ilmu.
Kesederhanaan mu mengguncang.
Rumahmu menggetarkan hati
Seorang kiyai yang luarbiasa.
Kiyai apa adanya.
Tapi bashiromu untuk umat dan santri tak terkira.
Untuk ukuran umurmu belumlah begitu sepuh.
Engkau masih enerjik.
Engkau mendahului..
Engkau tersendiri
Engkau bukan kiyai Marjinal.
Gayamu menutupi kegelisahan.
Selamat jalan Yai.
Hamparan karpet merah
Kesejukan alam barzah
Keindahan alam menyejukkan.
Telah menunggumu.


Gresik, 25 mei 2025

Ahmad Darojul Ali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Obituari Kanda Kaeladzi

الحاكم (الصادر الحكم بين أهل الرأي و أهل التقليدي

Menakar Kemuhammadiyahan Kader dalam Pusaran Mulyonoisme