In Momerial Santri YTP Mesir, K.H. Ja'far Yasa'
In Momerial Santri YTP Mesir, K.H. Ja'far Yasa'
Gilang Kuswoyo
Cairo, 25 mei 2025_Jika saya mengingat syair di bawah ini....., maka langsung terlintas di benak nama K.H. Ja'far Yasa'
فكن رجلا رجله في الثرى # و هامة همته في الثريا
"Jadilah seorang yang kakinya berada di atas langit, sedangkan cita-cita nya setinggi bintang Tsurayya"
Bahkan ketika saya ngajar di Mesir, dan kebetulan memberi sedikit nasehat kepada teman-teman supaya semangat belajar....., maka yang terlintas dalam benak saya langsung tertujuh pada suatu kisah di pondok YTP kertosono 7 tahun silam.
___
Waktu itu, saat masih duduk di bangku 11 MA (Madrasah Aliyah), tepat berada di ponpes YTP Kertosono-Nganjuk ( Ar-raudhatul Ilmiyah),seperti biasa saya menjalani aktivitas layaknya para santri lainnya, kalau waktunya ngaji ya ngaji, kalau waktunya makan ya makan, kalau waktunya bermain ya bermain, tak ada peningkatan sama sekali selama 2 tahun di pondok.
Suatu hari, dengan suasa seperti biasa, dengan perasaan hambar bak sepotong ROTI IES tanpa toping apa pun (roti gandum khas Mesir ), saya pun berangkat sekolah seperti biasa, setelah istirahat waktunya pelajaran balaghoh yang diampu KH Ja'far, beliau adalah sosok kyai yang sangat ikhlas nan sederhana, kalau di pondok beliau spesialis balaghoh, ilmu fara'id (ilmu waris), dan juga mengajar nahwu, dengan kekhasan mengajarnya secara turun-temurun, para kyai Ponpes YTP tanpa bawa kitab saat ngajar, seolah-olah ilmu sudah menancap di dada mereka, kyai Ja'far pun demikian.
Waktu itu membahas ilmu bayan bab tasybih, tepat saya duduk di bangku paling depan sebelah teman saya yang bernama Dimas Althaf, saya pun ditunjuk pak kyai Ja'far untuk membaca, padahal saat itu saya belum bisa sama sekali membaca kitab turots. Di sebut turos karena kitab tersebut adalah pusaka atau peninggalan karya ulama untuk umat setelahnya atau biasa disebut dengan kitab gundul karena bacaannya tanpa harokat, atau disebut sebagai kitab kuning karena kebanyakan kertas yang digunakan berwarna kuning. Tak peduli itu sebutannya kitab turots kek, kitab gundul kek, ataupun kitab kuning, yang pada intinya saya gak bisa baca sama sekali. Boro-boro bisa bacanya,menganalisis nahwu dan Shorof pun saya tak tau, walau sudah dua tahun mondok.
Saya pun menyuruh teman saya yang bernama Dimas untuk baca kitab balaghoh tersebut, tak heran kalau dia sudah bisa baca kitab, sebab dia mondoknya sudah sejak MTS dan ia juga termasuk anak yang rajin. Setelah selesai membaca, pak kyai Ja'far tidak meneruskan pembahasan pembelajaran namun beliau memberi wejangan yang sebenarnya dititik fokuskan kepada saya, namun menggunakan diksi penyampaian secara umum. Seperti halnya pelajaran balaghoh bab majaz mursal alaqohnya kulliyah
ذكر الكل وإرادة الجزء
"Menyebut keseluruhan namun yg dikehendaki sebagian"
Seperti contoh yang masyhur dikitab-kitab balagoh yakni surat Al-Baqarah ayat 19
﴿ يجعلون أصٰبعهم فيٓ ءاذانهم }
Allah SWT menyebutkan kata jari-jari mereka (أصٰبعهم) namun yang dikehendaki adalah satu jari saja ( أناملهم), sebab tak mungkin seorang menutup lubang telingan mereka dengan seluruh jemarinya, tentu dengan salah satu jemarinya.
Dengan intonasi penyampaian yang khas serta gaya penyampaian yang tak asing di kalangan para santri Ponpes YTP (Ar-raudhatul ilmiyah).
beliau berkata:
" Nak, kalian tau flashdisk ?, Flashdisk itu dibuat oleh manusia, flashdisk itu dibuat dari apa si nak?."
Jawab para murid:
" nggih pak yai, flashdisk itu dibuat dari plastik"
Pak yai Ja'far :
" Laiya nak, flashdisk itu dibuat oleh manusia yang bahannya dari plastik itu bisa dibuat menyimpan apapun, flashdisk itu bisa dibuat menyimpan ngaji, murottal, lagu dsb. Masak kalian yang dibekali Allah SWT pikiran tidak digunakan secara semestinya, kalian pondok ini ada yang sudah 5 tahun, ada juga yang sudah 2 tahun, masak disuruh hafalan nahwu, Shorof tidak bisa. Terus Allah SWT membekali kalian ini untuk apa ??.
Kurang lebih penyampaian bahasa jawanya begini.
Pak kyai Ja'far:
" leh.....sampeyan ngerti flashdisk ?, Flashdisk iku gawean e menungso leh.... flashdisk iku nggawene teko opo to leh?".
Jawab para murid :
" nggh pak, flashdisk niku nggawene saking plastik."
Pak kyai Ja'far :
" laiyo leh, flashdisk nk gawean e menungso , nggawene tekan plastik ae iso gawe nyimpen sembarang, flashdisk iku leh kenek gawe nyimpen ngaji, murotal, lagu dsb. Mosok sampeyan nk dibekali utek Karo Gusti Allah Gak sampeyan gawe semestine, sampeyan Nok YTP Saiki Ono nek mondok 5 tahun, Ono nek 2 tahun, Mosok dikon apalan nahwu, Shorof GK iso leh.... Terus Gusti Allah mbekali sampeyan Iki gawe opo...?".
Sontak hati kecil saya berkata " masak saya begini terus, masak saya sudah 2 tahun di YTP tidak dapat apa-apa, masak Besok saya lulus di YTP tidak bisa NAHWU,Shorof, baca kitab."
Sore harinya saya langsung keluar pondok untuk membeli notebook kecil untuk mencatat setiap mufrodat yang asing saat ngaji dengan pak yai ,baik itu ngaji dengan pak yai Ali Mansyur atau pak yai Ja'far, dengan tertuliskan jorgan " 2019 kudu iso nahwu Shorof + Moco kitab " di halaman depan setalah cover, atau dalam bahasa Indonesia nya ( 2019 harus bisa nahwu,Shorof + baca kitab ).
Setelah itu saya meminta les privat nahwu dengan pak humaidillah mulai dari dasar, dengan keikhlasan mengajar beliau hanya kurun beberapa bulan saja, Alhamdulillah saya mulai paham sedikit ilmu nahwu serta i'robnya. kemudian paham fungsi tasrifan Shorof serta i'lal nya dengan wasilah pak Abdullah ma'sum.
Berkat perantara lisan pak kyai Ja'far itulahlah mulai tumbuh dalam diri saya rasa suka membaca, dan sejak itu saya sering keluar pondok beli buku atau kitab -walaupun tanpa izin hehehe-. Tapi ini jangan ditiru karena itu melanggar peraturan pondok, keluar tanpa ijin. walaupun to bagi saya saat itu adalah sebuah hal yang harus saya tunaikan secara pribadi guna melepas jenuh serta penat karena terlalu lama di dalam pondok.
_____
Terakhir, saya ucapkan terima kasih atas ilmu dan pengabdiannya..... dan selamat jalan pak kyai, Berkat keikhlasan Nasehat waktu itu, santri njenengan yang ndablek ini bisa cinta Ilmu
🥀🥀🥀🥀
Komentar
Posting Komentar