DUA KELEMAHAN MANUSIA DAN CARA MENGATASINYA

 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah

:

Jum’at Ke-lima

Tanggal  

:

30 Muharram 1447H. / 25 Juli 2025M.

Tema

:

“DUA KELEMAHAN MANUSIA DAN CARA MENGATASINYA”

Oleh   

:

K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons).

 

 

[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC dan Pengasuh PAQUSATTA, Sangatta - Kutai Timur]

 

KHUTBAH PERTAMA

ٱلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْإِنسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ، وَأَنْزَلَ عَليْهِ الْكِتَابَ والْفُرْقَانَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. أَمَّا بَعْدُ:

 

Saudara-saudaraku, Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Sesungguhnya Allah, Swt. Maha Menge-tahui keadaan makhluk-Nya. Sebagai Pencipta yang penuh kasih sayang, Allah tentu mengetahui titik lemah manusia. Allah tidak menciptakan manusia dalam kesempurnaan mutlak, tapi memberikan kelemahan sebagai ujian dan tanda kebutuhannya kepada Allah. Allah berfirman: وَخُلِقَ الإِنسَانُ ضَعِيفًا" Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah." (an-Nisa’ : 28)


Tujuan dari kelemahan ini bukan karena Allah tidak mampu menciptakan makhluk secara sempurna, tapi karena Allah menghendaki hikmah dan pelajaran besar, agar manusia sadar diri, tidak sombong, dan selalu kembali kepada-Nya.

 

Saudara-saudaraku, Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Ada dua Kelemahan manusia yang sering tidak disadari oleh kebanyakan orang:

Pertama: ظَلُومًا – Sangat Zhalim

Allah menyebut manusia: إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
sebagai makhluq sangat zhalim dan bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72)

Kenapa? Sebab mereka tidak bersyukur, sering menyia-nyiakan potensi dirinya: Allah berfirman: وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ / “Sungguh akan kami penuhi neraka Jahannam dengan kebanyak jin dan manusia, sebab:

§  Diberi hati, tapi tidak digunakan untuk memahami dan memperbaiki diri.

§  Diberi mata, tapi tidak digunakan untuk mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

§  Diberi telinga, tapi tidak digunakan untuk mendengarkan ilmu dan nasihat.

 

Inilah kezaliman terhadap diri sendiri, karena menyia-nyiakan karunia dan potensi yang Allah titipkan. Maka Allah menyatakan: أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ / "Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (al-A’raf: 179)

 

Solusinya:

§  Gunakan hati, mata, dan telinga untuk ibadah, introspeksi, dan memperbaiki diri.

§  Kembangkan potensi diri untuk hal-hal yang bermanfaat dan untuk modal mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah sebaik-baiknya.

 

Saudara-saudaraku, Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Kedua: جَهُولًا – Sangat Bodoh / Sedikit Ilmu

Allah berfirman: إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا "Sesung-guhnya manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh." (al-Ahzab: 72)

 

Kenyataan bahwa manusia itu jahuul tapi tidak sadar akan kejahilannya, maka:

§  Banyak orang yang merasa paling pintar, padahal ilmunya sangat sedikit. Tidak menyadari bahwa ilmu manusia sangat terbatas, namun malu untuk bertanya atau belajar. Padahal Nabi bersabda: إِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ / "Sesungguhnya obat bagi kebodohan itu adalah bertanya." (Hr. Abu Dawud)

§  Hadits Qudsi menggambarkan ilmu manusia hanya seperti “air yang menempel di ujung jarum yang telah dicelup ke samodra.” Namun dengan itu manusia sombong, merasa tahu segala hal, lalu bertindak tanpa bimbingan wahyu. Tidak pula mahu belajar dan menerima nasehat dari orang yang lebih alim. Akhirnya jatuh dalam kesalahan dan dosa.

 

Saudara-saudaraku, Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Maka solusinya:

§  Bertaubat dan kembali kepada Allah, serta mengakui kelemahan diri.

§  Belajar dengan rendah hati, dan menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup. Allah berfir-man: فَسْئَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Tanyakanlah kepada orang yang berilmu jika kalian tidak mengetahui." (An-Nahl: 43)

§  Jadikan Islam sebagai satu-satunya sumber kemuliaan. Sayyidina Umar bin Khattab, r.a. berkata: نَحْنُ قَوْمٌ أَعَزَّنَا اللهُ بِالإِسْلَامِ، فَإِذَا ابْتَغَيْنَا الْعِزَّةَ بِغَيْرِهِ أَذَلَّنَا اللهُ
"Kami adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam. Jika kami mencari kemuliaan selain dengan Islam, niscaya Allah akan menghinakan kami” (Diriwayatkan oleh al-Hakim)

 

Saudara-saudaraku, Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Dua kelemahan manusia tersebut, yaitu: jahuulan (sangat bodoh) dan dhaluuman (sangat zalim), bila tidak disadari dan diatasi, akan menjatuhkan manusia dalam kehinaan di dunia dan siksaan di akhirat.

 

Maka marilah kita:

§ Menjadi hamba Allah yang sadar diri, rendah hati, dan terus belajar.

§ Mengembangkan potensi diri untuk ibadah dan kebaikan.

§ Menjadikan Islam sebagai petunjuk hidup secara total.

 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

KHUTBAH KEDUA

 

ٱلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

 

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ، وَنَوِّرْ قُلُوبَنَا، وَافْتَحْ بَصَائِرَنَا، وَارْزُقْنَا الْعِلْمَ النَّافِعَ وَالْعَمَلَ الصَّالِحَ. اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا، وَاجْعَلْهَا عَوْنًا لَنَا عَلَى طَاعَتِكَ، وَلَا تَجْعَلْهَا حُجَّةً عَلَيْنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. وصَلِّ اللَّهُمّ عَلَى سيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيمًا كَثِيرًا، وَالْحَمدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ. []

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Obituari Kanda Kaeladzi

الحاكم (الصادر الحكم بين أهل الرأي و أهل التقليدي

Menakar Kemuhammadiyahan Kader dalam Pusaran Mulyonoisme