Menjaga 4 Macam Amanat
Teks Khutbah Jum’at
Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta
|
Khutbah |
: |
Jum’at Pertama |
|
Tanggal |
: |
6 Rabiul Awwal 1447
H. / 29 Agt. 2025 M. |
|
Tema |
: |
“Menjaga 4 Macam
Amanat” |
|
Oleh |
: |
K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), CWC. |
|
|
|
[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai
Timur] |
Khutbah Pertama
الحَمْدُ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ
لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. قالَ الله تعالى: "يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لَا
تَخُوْنُوا اللَّهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ
تَعْلَمُوْنَ." (الأنفال: 27) وقال تعالى: "يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ." (آل عمران: 102)
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Dari mimbar ini, kembali khatib berpesan agar
kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa agar kita
beruntung.
Selanjutnya, tema khutbah kita pada hari ini adalah “Menjaga
Empat Macam Amanat.” Amanat adalah titipan Allah ﷻ
yang wajib kita jaga dengan penuh tanggung jawab. Orang yang berkhianat
terhadap amanat, akan mendapatkan murka Allah di dunia maupun di akhirat.
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Ada empat macam amanat utama yang harus kita jaga
dengan sungguh-sungguh:
Pertama: Amanat Umur dan Kehidupan
Umur adalah amanat Allah. Setiap detik waktu adalah
nikmat yang akan dimintai pertanggungjawaban. Nabi ﷺ
bersabda: «لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ…»
/ “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia
ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan...” (HR. Tirmidzi).
Selain sebagai amanat, waktu adalah modal utama dan
kesempatan untuk mencari bekal terbaik untuk akhirat. Menyia-nyiakan waktu akan
menim-bulkan penyesalan. Bahkan ahli surga pun bisa menyesal: لَيْسَ يَتَحَسَّرُ أَهْلُ الْجَنَّةِ إِلَّا عَلَى سَاعَةٍ مَرَّتْ بِهِمْ
لَمْ يَذْكُرُوا اللَّهَ فِيهَا / “Tiada yang paling disesali oleh ahli surga – (meski pun
mereka bisa masuk surga) – selain satu waktu yang dilaluinya di dunia, namun
tidak digunakannya untuk berdzikir kepada Allah.” (Hr. Thabrani)
Kedua: Amanat untuk Beribadah
Allah menciptakan manusia bukan untuk tujuan sia-sia,
melainkan untuk beribadah. Allah berfirman dalam surat Adz-Dzariyat:
56).: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُوْنِ
Maka Allah mengamanatkan kepada hamba-Nya untuk
menjalankan ibadah kepada-Nya. Kewajiban sholat, puasa, zakat, dan haji adalah
amanat yang harus ditunaikan dan dijaga dengan istiqamah. Dan kita hanya perlu
sedikit waktu dan energi untuk melaksana-kannya.
Sholat misalnya, dari 24 jam waktu yang tersedia, maksimal
kita hanya butuh 10 menit. Berarti hanya butuh waktu maksimal satu jam untuk
menjalankan 5 waktu sholat. Dan, jika dengan sedikit waktu itu masih berat,
sungguh kita tidak bersyukur kepada Allah.
Ketiga: Amanat
Keluarga
Keluarga adalah titipan dan amanat yang besar. Nabi ﷺ bersabda: «كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ» / “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan
dimintai pertanggung-jawaban atas yang dipimpinnya.” (Muttafaq ‘alaih) Mendidik anak, menjaga
istri, dan mengarahkan keluarga kepada ketaatan adalah bentuk menjaga amanat
ini.
Begitu juga memberi nafkah dari rizqi yang halal
adalah bentuk menjaga amanat terhadap keluarga. Sebab rizqi yang halal yang
dimakan oleh anak dan istri kita akan menimbulkan kedamaian keluarga. Dengan
begitu tercapailah tujuan pernikahan, yakni keluarga sakinah.
Keempat: Amanat Harta
Harta adalah titipan Allah, bukan milik mutlak kita. Di
akhirat kelak salah satu perkara yang akan dimintai pertang-gungjawaban dari kita adalah tentang harta: وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ
وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ / “dari mana harta diperoleh dan untuk apa digunakan.” (Hr. Turmidzi)
Karena harta itu hanyalah titipan dan amanat dari
Allah maka cara menda-patkan dan penggunaannya pun harus sesuai kehendak Allah.
Penggunaan harta untuk maksiat adalah bentuk pengkhianatan terhadap Allah. Maka
bentuk menjaga amanat dalam harta, adalah jika kita bekerja dengan baik dan
menggunakan hasil kerja kita untuk kebaikan.
Maka sungguh mengherankan, jika ada orang yang bekerja
dengan cara baik dan halal, tapi menggunakan hasilnya untuk kemaksiatan, seperti
untuk berjudi. Perbuatan ini, disamping berdosa, bisa membawa sengsara di dunia,
belum lagi menderita nanti di akhirat. Na’uudzu billaahi min dzaalik.
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Sekali
lagi kita harus ingat: minimal ada empat amanat yang harus kita jaga, yaitu: “amanat umur, amanat ibadah,
amanat keluarga, dan amanat harta” agar selamat di dunia dan akhirat dan juga terhindar
dari bencana di dunia dan akhirat.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ
هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ
وَالْمُرْسَلِينَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
قَالَ تعالى: "يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لَا تَخُوْنُوا اللَّهَ
وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ."
(الأنفال: 27) أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَإِنَّهَا وَصِيَّةُ
اللَّهِ لِلْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ.
وقال تعالى: "إِنَّ
اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا." اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ
اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِيْنَ يَحْفَظُوْنَ أَمَانَاتِهِمْ، وَيُؤَدُّوْنَ
حُقُوْقَكَ وَحُقُوْقَ عِبَادِكَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْخَائِنِيْنَ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا
دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا
الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا
مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ
الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ،
بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي
الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيمَ الجَلِيلَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ. أَقِمِ الصَّلَاةَ!
Komentar
Posting Komentar