PILKADA -2
P I L K A D A (2)
Oleh: Abdullah Mukti
(Alumni Ponpes YTP, Kertosono)
Editor: Sudono Syueb
Bismillaahir rohmaanir rohiiim.
Dalam menentukan calon pemimpin yang akan kita pilih pada pilkada nanti, bagi orang islam yang benar benar mengimani bahwa Al-Qur'an dan Al-Hadits Nabi Muhammad saw itu sebagai petunjuk untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat,maka tinggal membaca dan melaksanakan petunjuk dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 55. Di ayat itu Aloh swt memberikan kreteria pemimpin bagi kita sebagai berikut :
انما وليكم الله ورسوله والذين آمنوا الذين يقيمون الصلاة ويؤتون الزكاة وهم راكعون .
Sesungguhnya pemimpinmu yaitu Alloh dan RosulNya dan orang orang yang beriman yang mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, dan mereka semua patuh.
Dalam ayat ini dijelaskan, bahwa pemimpin kita itu ada tiga.
Yang pertama yaitu Alloh swt.
Yang kedua yaitu RosulNya.
Yang ketiga yaitu orang orang yang beriman.
Memilih Alloh swt dan RosulNya sebagai pemimpin tidak ada ikhtilaf bagi orang orang islam yg beriman. Tetapi untuk memilih pemimpin dari orang orang beriman, banyak yang kontroversial di antara kita, bahkan perlu penelitian yang sangat mendalam. Karena jelas tidak sekedar mengaku dan diketahui dia beriman.
Di negara kita mayoritas calon pemimpin kita adalah orang orang beriman, sholat, bahkan sudah melaksanakan rukun islam yang lima. Kemudian siapa di antara mereka yang cocok dengan ayat di atas ?
Coba kita teliti bersama .
Pertama yaitu orang orang yang mendirikan sholat . Kata berdiri (mendirikan) itu pasti tegak tidak mungkin doyong. Kalau doyong pasti tidak cocok dengan tujuannya dan kemungkinan mudah bahkan pasti roboh pada waktu yang sangat cepat.Di dalam ayat ini Alloh swt tidak menggunakan kata kerja يفعلون (mengerjakan),tetapi يقيمون beda sekali. Kalau orang mengerjakan sholat ya yang penting sholat. Apa niatnya sholat, bagaimana kwalitas sholat itu tidak terpikirkan sehingga tidak berdampak positif bagi yang mengerjakannya juga bagi yang lainnya
Jadi yang namanya mendirikan sholat itu harus dan pasti dilakukan dengan ikhlas, khusyu' tawadldlu' dan tuma'nina disertai niat yang ikhlas semata mata karena Alloh swt. dan juga dikerjakan dengan berjama'ah , mungkin sesekali atau karena ada udzur syar'i sehingga sholat berjama'ah tidak bisa dikerjakan. Ini semua adalah pondasi atau dasar yang utama bagi perjalanan seorang pemimpin.
ان الصلاة تنهى عن الفخشاء والمنكر .
Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. QS. Al-Angkabut 45.
Sholat merupakan bukti kedekatan seseorang dengan Alloh swt sehingga selalu menjaga dirinya dari hal hal yang dilarangNya.
Kedua yaitu menunaikan zakat.
Zakat itu ada ketentuan dan ukuran tentang nishob yang mengharuskan sebagian harta wajib dikeluarkan. Hal ini selalu dikerjakan apalagi infaq dan shodaqoh yang sekarela tentang waktu dan jumlah yang dikeluarkan.
Kelakuan ini merupakan bukti kepemilikan jiwa sosial kepada sesama khususnya sesama ummat manusia. Sifat kedua bagi seorang pemimpin akan mendorong seorang pemimpin untuk selalu mengutamakan kepentingan rakyat, bangsa dan negaranya. Sehingga tidak mungkin seorang pemimpin itu dalam menjalankan tugasnya mencari rizqi tambahan yang tidak pantas dilakukan apalagi yang tidak halal.
Yang ketiga yaitu sifat tunduk dan patuh terhadap aturan yang ditetapkan oleh Alloh swt.
Dalam bermasyarakat dan bernegara tentunya juga tunduk dan patuh terhadap undang undang dan peraturan yang disepakati dan tentunya yang tidak bertentangan dengan agama (Islam).
Semua ini dimiliki dan dilakukan sejak seorang pemimpin jadi mukallaf atau sejak jadi muslim bagi yang baru masuk Islam. Jadi sifat sifat tersebut di atas bukan dilakukan pada waktu mencalonkan untuk menjadi pemimpin.
Dalam surat Al Qoshosh ayat 26 dijelaskan lagi sifat sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah AL-QOWIYYU dan AL -AMINU.
ان خير من استاءجرت القوي الامين.
Sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau pekerjakan adalah yang kuat lagi tepercaya.
Al qowiyyu artinya quat. Kuat lahir bathinnya, jiwa raganya, kuat imannya, kuat ekonominya, kuat ilmunya, kuat nyali dan indranya sehingga tidak memerlukan banyak bodyguart atau pengawal khusus atau di jaman now disebut dengan istilah stafsus untuk meminimalisir pengeluaran .
Al amin artinya tepercaya. Ini sifat utama yang dimiliki Rosululloh saw yang membuat banyak orang kagum termasuk Ibunda Khodijah pada waktu Nabi masih bujang. Jika sifat al amin atau amanah ini melekat dalam jiwa seorang pemimpin sudah pasti semua urusan yang diserahkan kepadanya atau yang menjadi tanggungjawabnya akan dilakukan dengan sebaik baiknya sesuai dengan kadar kemampuan seorang manusia bahkan bisa lebih dengan bantuan dan ridlo Alloh swt seperti sifat yang dimiliki oleh Nabiyulloh Musa as, )Nabiyulloh Yusuf as yang diakui penguasa Mesir waktu itu dan para Nabiyulloh yang lain dan tidak ketinggalan khotamul anbiyak walmursaliin Muhammad saw.
Sifat sifat dan uswatun hasanah di atas itulah yang diterapkan oleh khulafaaurrosyidin al mahdiyyiin sehingga Nabi berwasiat dalam haditsnya :
عليكم بسنتي وسنة خلفاء الراشدين المهدين.
Kamu sekalian harus mengikuti sunnahku dan sunnah khulafaaur roosyidiin yang mendapat petunjuk.
Komentar
Posting Komentar