Menjemput Kasih Sayang Allah Dengan Menyayangi Orang Tua

Menjemput Kasih Sayang Allah Dengan Menyayangi Orang Tua

Oleh: Dra. Nur Hidayah
(Alumni YTP Kertosono. Sekarang menjabat PAIF Kemenag Kota Mojokerto, Jawa Timur)

Ed: Sudono Syueb

Umar bin Al Khattab radhiallahu 'anhu,  menuturkan:

ﻗﺪﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺳﺒﻲ ، ﻓﺈﺫﺍ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺒﻲ ﻗﺪ ﺗﺤﻠﺐ ﺛﺪﻳﻬﺎ ﺗﺴﻘﻲ ، ﺇﺫﺍ ﻭﺟﺪﺕ ﺻﺒﻴﺎً ﻓﻲ
ﺍﻟﺴﺒﻲ ﺃﺧﺬﺗﻪ ، ﻓﺄﻟﺼﻘﺘﻪ ﺑﺒﻄﻨﻬﺎ ﻭﺃﺭﺿﻌﺘﻪ ، ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻨﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: (ﺃﺗﺮﻭﻥ ﻫﺬﻩ ﻃﺎﺭﺣﺔ ﻭﻟﺪﻫﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻨﺎﺭ). ﻗﻠﻨﺎ: ﻻ ، ﻭﻫﻲ ﺗﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻻ ﺗﻄﺮﺣﻪ ، ﻓﻘﺎﻝ: (ﻟﻠﻪ ﺃﺭﺣﻢ ﺑﻌﺒﺎﺩﻩ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺑﻮﻟﺪﻫﺎ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya.

Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu, maka dia pun mendekap erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya kepada kami,
“Apakah menurut kalian ibu ini akan tega biarkan anaknya jatuh ke dalam kobaran api?”
Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya. ”
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya dari pada ibu ini kepada anaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Apabila seorang Ibu tersebut tidak tega melempar anaknya ke dalam api, maka Allah tentu lebih tidak tega lagi melempar dan mencampakkan hamba-Nya ke dalam api neraka, tetapi apa yang terjadi? Kebanyakan hamba Allah memilih terlempar ke dalam api, karena hamba tersebut tidak mau mengenal Allah, tidak peduli kepada Allah dan agama-Nya, bahkan ia lari jauh dari Allah.

Bagaimana Allah bisa sayang kepada hamba tersebut kalau mereka jauh dari Allah ?
Kita diperintahkan untuk mengenal Allah dan “lari” menuju Allah. Allah berfirman,

فَفِرُّوا إِلَى اللهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

“Maka segera berlarilah kalian (kembali) menuju Allah. Sungguh aku (Rasul) seorang pemberi peringatan yang nyata". (adz-Dzaariyaat: 50)

Hendaknya kita harus yakin bahwa kita hamba kesayangan Allah. Allah sangat sayang pada kita.
Allah berfirman,

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ. وَ أَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الأَلِيمَ 
“Kabarkanlah pada para hamba-Ku, bahwa sebenarnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahwa sebenarnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih ”. (Qs Al-Hijr: 49-50).

Di samping kita harus selalu mendekat pada Allah, Rasulullah menyuruh kita mendekat pada ibu kita dengan selelalu berbuat baik padanya.

Suatu saat Nabi Muhammad ditanyai:

يَا رَسُوْلَ اللهِ ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ ، قَالَ ثُمَّ مَنْ ، قَالَ أَبُوْكَ (البخاري و مسلم) 

Dari Abu Hurairah ra, Rasululloh SAW bersabda, “ Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab,' Ibumu! ' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab,' Ibumu! ' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab,' Kemudian ayahmu ”( HR. Bukhari dan Muslim : 5971)

Bagi anak anak, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ini sesuai dengan hadits Rasullullah SAW, Al-Ummu madrasah Al-ula. 
Ibulah sosok pertama yang akan menanamkan norma-norma dalam kehidupan, sekaligus menjadi teladan dalam kehidupan. Tanggung jawab ibu begitu besar dalam mendidik seorang anak, sehingga sudah sewajarnya kita menghormati, dan menaati apa-apa saja yang diperintahkan selama itu baik. Agama Islam mengharuskan setiap anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama terhadap ibu. Dalam Al-Qur'an, surat Al lsra: 23 Allah berfirman:

وقضى ربك ألا تعبدوا إلآ إياه وبٱلولدين إحسنا إما يبلغن عندك ٱلكبر أحدهمآ أو كلاهما فلا تقل لهمآ أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كريما

""Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan baiklah yang baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara pasien atau kedua-dua-dua sampai tua sekali dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau ceritakan kepada perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak pertunjukan, dan ucapkanlah kepada khotbah yang baik." (QS Al Isra': 23)

Allah juga memerintahkan pada kita agar adab ashor pada orang tua dan selalu menyayanginya, Allah berfirman:
 
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

 
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap kedua orang tua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku! Sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidik aku pada waktu kecil' " (QS Al Isra': 24)

Ayat tersebut menjelaskan betapa sosok ibu harus dilayani dengan sangat baik, bahkan Allah SWT melarang seorang anak untuk mengucapkan "ah" atau menolak permintaan kedua orang tuanya, selama itu masih wajar dan tidak menyimpang dari syariat agama. Ibu ibarat malaikat bagi anak-anaknya. Malaikat tak bersayap yang tak mengenal kata lelah dalam menjalankan tugas mulia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi