IDUL ADHA: MOMEN MENELADANI NABI IBRAHIM AS.

IDUL ADHA: MOMEN MENELADANI NABI IBRAHIM AS.

Oleh: K.H. Ali Manshur Kastam
(Pengasuh PonPes Ar Raudlotul Ilmiyah YTP Kertosono)

1. Kata Uswatun Hasanah terulang tiga kali di dalam Al-Qur'an: satu mengacu pada Rasulullah SAW dan dua mengacu pada Nabi Ibrahim AS dan orang-orang di sekitarnya.

2. Keteladanan Nabi Ibrahim AS adalah kesuksesannya dalam membina dzurriyah-nya.

3. Ismail AS sedari muda menjadi remaja shalih. Pada jalur ini akhirnya terlahir Nabi Muhammad SAW.

4. 12 tahun kemudian setelah Ismail, lahirlah Ishaq AS yang dari jalurnya juga lahir para nabi dan orang-orang shalih.

5. Dari keturunan Ibrahim lahirlah Syu'aib yang bergelar khathibul anbiya' (oratornya para nabi). Beliau juga syahirul jawwa' (terkenal dermawan). Nabi Musa AS adalah menantu Nabi Syu'aib.

6. Mengapa Nabi Ibrahim AS sukses membina keluarga?

a. Nabi Ibrahim AS mencari pasangan hidup yang baik ( thayyibah). Thaaba (طاب ) adalah baik casting dan isinya. Rumah tangga yang baik bebas dari gosip dan fitnah. Anak memperoleh pelajaran yang baik dari ayah dan ibunya nan shalih/ah. Tanpa berbicara, anak merekam tindakan dan apa yang dibicarakan oleh kedua orang tuanya. 

الطيبات للطيبين والطايبون للطيبات ...

b. Nabi Ibrahim AS memperbanyak do'a. Di antara doa beliau terekam dalam Al-Qur'an:

ربي هب لي من الصالحين

" Wahai Tuhanku, anugerahkanlah aku bagian dari orang-orang shalih" (Q.S. Ash-Shafaat: 100)

Nabi Ibrahim AS berdoa selama 60 tahun. Jauh sebelum diberikan anugerah anak.

Sebagian anak sebagai:
1. Musuh orang tua.
2. Fitnah (ujian)
3. Ziinah (perhiasan): kebanggaan.
4. Qurrata a'yun (anak shalih/ah).

Setelah memiliki anak, Ibrahim tidak berhenti berdoa. Beliau berdo'a:

رب اجعلني مقيم الصلوة ومن ذريتي ربنا وتقبل دعاء

" Wahai Tuhanku, jadikanlah aku dan keturunanku sebagai orang yang menegakkan shalat. Wahai Tuhan kami, kabulkanlah permintaan ini" (Q.S. Ibrahim: 40)

c. Ibrahim AS mencarikan lingkungan yang baik. Ketika Ismail mau lahir, beliau membawa isterinya hijrah ke tempat yang lebih baik (yang kelak akan menjadi masjidil aqsha dan masjidil haram). Hal ini disebabkan beliau tidak ingin anaknya mentaksikan lingkungan buruk (termasuk ayahnya adalah pemahat patung).

d. Menanamkan agama kepada anak-anak (aqidah, syari'at, akhlaq). Alangkah besar dosa ortu ketika anak baligh, anak-anak belum tahu kewajiban kepada Tuhan-nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi