MENGGAPAI PRIBADI IBADURRAHMAN

MENGGAPAI PRIBADI IBADURRAHMAN

KH. DR. MASYKUR SARMIAN
:Ketua Majelis Ukhuwah Islamiyah Kalimantan Timur)

PENDAHULUAN

Mendengar kata عباد الرحمن  (Ibadurrahman) ketika saya masih kecil, belum pun memahami arti dan makna yang terkandung di dalamnya hati ini sudah merasakan tenang dan damai, Entah mengapa ?

Mungkin karena kata-kata ini bersumber dari Al-Qur'an yang Agung sebagai Mukjizat Alloh SWT, atau mungkin juga disebabkan pengaruh pancaran dari makna yang terkandung di dalam kata Ibadurrahman itu sendiri, yang pasti begitu kata Ibadurrahman ini diperdengarkan, hati ini terasa bahagia, damai dan begitu menyejukkan sekali.

Dan yang lebih mengherankan lagi, kini setelah memahami arti dan makna yang sebenarnya dari عباد الرحمن /Ibadurrahman, hati ini makin terasa diliputi kebahagiaan, sangat sejuk, pikiran mengangkasa dan jiwa terasa tenang dan mendamaikan.

Jujur hingga kini belum terungkap akan rahasia dibalik itu semua

Siapakah gerangan Ibadurrahman itu? Sehingga Alloh berjanji akan membalasnya dengan غرفة Tempat (martabat) yang tinggi di Surga-Nya. Dambaan dan harapan bagi semua manusia, terkhusus mereka yang selama hidup, berjuang dengan segenap kesabaran dan pilu mempertahankan Iman dan terus menaikkan level amal solehnya.

Yang pasti pribadi Ibadurrahman itu sosoknya adalah mereka yang memiliki karakter, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Furqon (25) ayat 63 hingga 75 sebagai berikut :

1. Tawadlu dan Rendah hati

Allah SWT berfirman:

عِبَادُ الرَّحْمٰنِ* الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَ رْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَا طَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَا لُوْا سَلٰمًا

"Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, "salam,""
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 63)

Ayat ini menjelaskan bahwa عباد الرحمن / Ibadurrahman adalah mereka yang berjalan di atas dunia dengan merendahkan diri kepada Alloh.  

Dalam berinteraksi kepada sesama ( mungkin di siang hari ), mereka tidak angkuh, jauh dari rasa sombong ( menurut Ibnu Katsir ) dan  rendah hati, tawadlu dan tenang (menurut Jalalain ) dan penuh kewibawaan dan kedamaian (menurut Mujahid  Zaadul Masiir)

Muhammad Ibnu Jarir Ath-Thobari memberi penjelasan tambahan tentang karakter pertama ini sebagai berikut :

يمشون فى الارض بالحلم والسكينة والوقار غير مستكبرين ولا متجبرين

Mereka itu berjalan dimuka bumi dengan pemurah ( santun), tenang, berwibawa tidak sombong dan sewenang-wenang.

Mereka yang berkarakter sebagai Ibadurrahman itu akan terus berusaha menyibukkan hidupnya semata-mata mencari ridlo Alloh SWT.

Ibadurrahaman itu adalah orang yang tidak : gila  jabatan, gila pangkat, gila harta, gila kedudukan, gila kehormatan, gila pujian dan lain sebagainya.

Kalaupun harus dipuja puji, mereka tidak merasa bangga juga tidak menikmati pujian dan sanjungan tersebut apalagi membuat hidung mereka terbang.

Demikian pula saat dicaci dan dihinakan mereka tidak lantas menjadi marah apalagi membuat telinga mereka mengkrisut.

Baginya pujian dianggap sebagai vitamin yang dapat menghadirkan semangat, dalam meningkatkan amal kebaikan, sebagaimana cacian akan mereka anggap sebagai pil pahit, agar dapat lebih sehat dan lebih bugar lagi.

Pada umumnya pribadi Ibadurrahman itu hidup tanpa beban, tanpa pencitraan, serius tapi tetap tenang, sederhana-bersahaja tapi memiliki komitmen.

Mereka tidak pernah memilih-milih teman pergaulan berdasarkan status sosial.

Pribadi Ibadurrahman memperlakukan semua orang sama, selalu menghomati dan berfikiran positif dengan sesamanya. Karena sejatinya timbangan kemuliaan seseorang bukan pada posisinya, jabatannya, kedudukannya dan status sosialnya tapi pada kualitas hati dan  ketaqwaannya.

 Syukur Alhandulillah, bila posisinya sudah bagus, punya jabatan, mampu secara finansial, status sosialnya oke tapi didukung dengan kualitas ketaqwaan yang mantap.

2. Sabar menghadapi kata-kata kasar orang Jahil

Mereka selalu merespon sikap dan perkataan orang-orang yang jahat dan tidak baik, dengan kata-kata yang terkontrol, kelembutan dan sikap yang mulia.

Firman Alloh SWT.

واذا خاطبهم الجاهلون قالوا سلما

Bila orang-orang bodoh menyapa mereka ( dengan kata-kata yang menghina ), mereka mengucapkan "salam"

Jadi bila dihina, dicemooh dan disindir oleh orang yang jahil selalu disikapi dan direspon dengan "salamah", 

Ungkapan salamah di atas bisa berarti antara lain :

a.  Tidak mau terpancing dengan tudingan dan kata-kata kasar orang jahil tersebut

b. Tidak tersinggung walau orang-orang jahil, menjahili dan menghinanya selain tetap bersikap santun kepadanya

c. Tidak mau membalas kata-kata kasar yang dilontarkan oleh orang-orang  jahil kepadanya, selain tetap bersikap baik dan tersenyum.

d. Tetap sejuk dan merespon dengan kata-kata yang sangat mendamaikan kepada setiap mereka yang jahil dan kasar kepadanya.

3. Rajin Sholat Malam

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا لَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَّقِيَا مًا

"Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri."
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 64)

Pada waktu malam hari, mereka beribadah dengan tulus dan ikhlas memurnikan ketaatannya kepada Alloh SWT, baik dalam sujud dan berdiri ( Sholat Tahajud), seraya merendahkan diri kepada-Nya lewat perjuangan malam menahan rasa kantuk dan menjauhkan tubuh dari tempat tidurnya.

Allah SWT berfirman :

تَتَجَا فٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَا جِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًا ۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ

"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."
(QS. As-Sajdah 32: Ayat 16)

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّاۤ اُخْفِيَ لَهُمْ مِّنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍ ۚ جَزَآءً بِۢمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

"Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan."
(QS. As-Sajdah 32: Ayat 17)

Ibadurrahman akan berusaha menterjemahkan perintah Alloh SWT, dengan menghidupkan sebagian malam untuk bertahajud kepada-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَا فِلَةً لَّكَ ۖ عَسٰۤى اَنْ يَّبْعَـثَكَ رَبُّكَ مَقَا مًا مَّحْمُوْدًا

"Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 79)

4. Takut kepada siksa Alloh SWT.

Ibadurrahman adalah mereka yang selalu berdoa dengan penuh kesungguhan kepada Alloh SWT, kiranya dihindarkan dari siksa api neraka, sehingga membuat mereka selalu waspada, takut dan penuh harap kepada Alloh SWT.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

وَا لَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَا بَ جَهَـنَّمَ ۖ اِنَّ عَذَا بَهَا كَا نَ غَرَا مًا 

"Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,""
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 65)

Ibadurrahman memiliki harapan agar kiranya Alloh menghindarkan dirinya dari neraka jahannam, dengan cara dijaga dari segala hal yang dapat menjatuhkannya ke neraka jahannam tersebut. Termasuk  terjaga dari melakukan maksiyat dan perbuatan dosa lainnya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

اِنَّهَا سَآءَتْ مُسْتَقَرًّا وَّمُقَا مًا

"Sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman."
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 66)

Ini adalah ungkapan doa dari Ibadurrahman dengan penuh mengibah kepada Alloh SWT, sebagai bukti betapa butuhnya mereka kepada Alloh SWT. sekaligus ungkapan jujur betapa manusia tak punya kemampuan menolak adzab yang sangat pedih itu, bila tanpa rahmat dan pertolongan-Nya.

5. Bila infak Proporsional (tidak boros dan tidak kikir)

Allah SWT berfirman :

وَا لَّذِيْنَ اِذَاۤ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَا نَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَا مًا

"Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar,"
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 67)

Ibadurrahman, bila memberikan nafkah terlebih-lebih yang sunat, tidak berlebih-lebihan, yang bisa jatuh pada perbuatan mubadzIr. Dan juga tidak pula pelit, karena bisa mengakibatkannya jatuh pada sikap kikir akibat hubbud dunia, sehingga cenderung.mengabaikan hak-hak yang wajib ( ditunaikan ). 

Mereka ini akan mengambil sikap yang tengah-tengah dalam pembelanjaan hartanya. Sikap pertengahan ini insya Alloh akan dapat mengerem dari prilaku boros dan kikir, yang kedua - kedunya harus dihindari.

6.Meng-Esakan Alloh SWT dalam Ibadah, tidak membunuh dan berbuat keji ( berzina )

Allah SWT berfirman :

وَا لَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِا لْحَـقِّ وَلَا يَزْنُوْنَ ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَا مًا 

"Dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat,"
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 68)

Ibadurrahman memahami bahwa misi para Rasul adalah memurnikan Ibadah hanya kepada Alloh SWT.
Perhatikan Firman Alloh dalam QS An-Nahl  ayat 36

وَلَـقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَا جْتَنِبُوا الطَّا غُوْت ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِيْ الْاَ رْضِ فَا نْظُرُوْا كَيْفَ كَا نَ عَا قِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ

"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah Tagut", kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di Bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul)."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 36)

Demikian juga dalam QS Al-Anbiya ayat 25

وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْۤ اِلَيْه *اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَاۡ فَا عْبُدُوْنِ*

"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku maka sembahlah Aku." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 25)

Tauhidul Ibadah mengandung makna meyakini bahwa Allohlah satu-satunya dzat yang berhak diibadahi, dengan puncak ketundukan, ketataan dan merendahkan diri dengan segenap cinta, pengorbanan, ridlo, harap dan cemas.

Tauhidul Ibadah juga bermakna meyakini.bahwa Allohlah satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari segala bentuk Ibadah kepada selain Alloh.

Selanjutnya mereka tidak pernah melakukan tindak kejahatan pembunuhan, juga tidak melakukan tindakan keji berupa perzinahan.

Mengapa hanya menyekutukan Alloh, membunuh dan perzinahan yang menjadi hambatan sebagai Ibadurrahman, padahal ada banyak dosa besar lainnya yang tidak kalah berbahayanya dari 3 ( tiga ) perilaku di atas seperti durhaka kepada orang tua, merampok, berjudi, minum-minuman keras, korupsi, lari dari medan perjuangan dan lain-lain.

Ketahuilah menyekutukan Alloh adalah merusak sendi-sendi Tauhid dan Keimanan, sedang membunuh merusak pranata Sosial dan Kemanusiaan dan  perzinahan adalah merusak  tatanan Moral.

Mereka akan dilipat gandakan siksanya pada hari kiamat dan mereka akan mendapatkan balasan yang menghinakan dan mengekalkan.

Apakah ini sudah final ?
Jawabannya adalah masih ada kesempatan sepanjang pelakunya masih ada kesempatan untuk bertaubat dan melakukan Taubatan Nashuhah

7. Orang yang gemar bertaubat, meningkatkan Iman dan Amal Saleh.

Ibadurrahman tidak berarti mereka tidak pernah berbuat salah. Sangat mungkin juga mereka pernah melakukan kesalahan bahkan tak menutup kemungkinan mereka pernah melakukan dosa-dosa besar yang tak terampuni. 

Tapi ketahuilah mereka telah bertaubat dengan Taubatan Nashuhah (sebenar-benarnya taubat), bertekad tidak mengulangi dan meninggalkan semuanya, mau beriman dengan sebenar-benarnya Iman dan beramal dengan baik secara kontinyu, mereka itu telah menempuh jalan taubat yang sebenar-benarnya kepada Alloh.

Dengan cara seperti itu  Alloh akan menukar keburukannya dengan kebaikan dan kebaikan. Karena sejatinya Alloh SWT Maha Pengampun dan Sangat Menyayangi hamba-Nya.

Allah SWT berfirman:

اِلَّا مَنْ تَا بَ وَاٰ مَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًـا فَاُ ولٰٓئِكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

"kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 70)

8. Tidak menjadi saksi palsu, menjauhi perbuatan yang sia-sia dengan cara elegan dan terhormat

Allah SWT berfirman:

وَا لَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَ ۙ وَ اِذَا مَرُّوْا بِا للَّغْوِ مَرُّوْا كِرَا مًا

"Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan - perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya," (QS. Al-Furqan 25: Ayat 72)

Ibadurrahman akan selalu berjuang untuk menjadi orang yang jujur kepada siapapun, karena kejujuran akan menunjukkan kepada kebajikan dan kebajikan akan menunjukkan kepada Surga.

Ibadurrahman akan berusaha menjadi saksi yang dapat dipercaya, walau diteror dan amat beresiko. Bukan menjadi saksi palsu walau menggiurkan tawarannya. Dia sangat sadar bahwa dunia itu medan ujian yang memerlukan sikap idealis.

Bila berjalan dan bertemu dengan orang yang melakukan pekerjaan yang tidak berguna, ia meninggalkannya dengan sikap yang elegan dan terhormat. Tentu tanpa menghinakan dirinya dan tidak mau menyinggung orang lain. 

Ibadurrahman sangat tahu bahasa apa yang mesti dipakai untuk minta izin meninggalkan mereka tanpa harus menyinggung perasaan orang lain dengan sikap sopan santun dan kelembutan yang sangat tinggi.

9. Bila diingatkan dengan ayat Al-Qur'an tidak bersikap seperti orang tuli dan buta

Allah SWT berfirman:

وَا لَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِاٰ يٰتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوْا عَلَيْهَا صُمًّا وَّعُمْيَا نًا

"Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta."
(QS. Al-Furqan 25: Ayat 73)

Ibadurrahman akan senantiasa membuka mata dan telinganya lebar-lebar bila diberi peringatan dengan ayat suci Al -Qur'an dan bersikap sangat antusias, semangat dan penuh perhatian.

 Demikian juga terhadap petuah-petuah dan nasehat serta petunjuk Agama mereka sangat menyenangi, penuh perasaan gembira dan penghayatan yang tinggi.

Bukan sebagai orang yang berusaha menutup mata dan telinganya. Bahkan peringatan ayat-ayat suci Al-Qur'an dianggap sebagai angin lalu dan jauh dari bersikap yang sam'an wa thoa'atan, naudzu billah

Allah SWT berfirman:

اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰ يٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ

"Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri."
(QS. As-Sajdah 32: Ayat 15)

10. Membangun Keluarga ideal

Allah SWT berfirman:

وَا لَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا

"Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."(QS. Al-Furqan 25: Ayat 74)

Ibadurrahman itu punya cita-cita membangun keluarga ideal. Karenanya mereka selalu berdoa dan bermunajat kepada Alloh SWT, memohon dengan sepenuh hati agar dianugerahi pasangan dan anak keturunan yang dapat menjadi penyiram qolbu saat ragu, penawar hati saat sedih, penentram jiwa saat gelisah, pendamai sukma saat gundah, penyejuk mata saat ditimpa pelbagai masalah.

Mereka juga senantiasa meminta kiranya Alloh mengangkatnya sebagai Pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.

Untuk merealisasi 10 (sepuluh)  karakter itu bukan pekerjaan gampang perlu perjuangan yang memerlukan keyakinan,ketegaran hati, ketulusan,kekuatan fisik, semangat yang membuncah, fikiran yang bersih dan kemamampuan manejemen  waktu yang ketat dalam setiap harinya, dan ini butuh kesabaran dan pengorbanan yang melelahkan.

Sehingga layaklah bila Ibadurrahman ini akan mendapat sambutan yang luar biasa dan penghormatan yang memuliakan di surga kelak dengan ucapan selamat dan sukses tiada terputus. Mereka bakal dibangunkan istana megah di surga sebagai tempat menetap terbaik dan tempat bermukim yang sungguh sangat menyenangkan.

Wallohu a'lam
Samarinda, 25 Agustus 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi