HARI INI, 109 TAHUN MUHAMMADIYAH

 HARI INI, 109 TAHUN MUHAMMADIYAH


Oleh: Dr. Adian Husaini

(Ketua Umum DDII)

Hari ini, Kamis, 18 November 2021, adalah Milad ke-109 Persyarikatan Muhammadiyah. Tepat, setahun lalu, saya berkesempatan hadir langsung dalam acara peringatan Milad Muhammadiyah ke-108 di Masjid at-Tanwir, Jalan Menteng Raya 62, Jakarta Pusat. 

Tentu saja, seluruh warga Muhammadiyah sangat mensyukuri nikmat Allah SWT. Perkembangan dan prestasi Muhammadiyah telah disaksikan dan dirasakan langsung oleh segenap lapisan masyarakat. Muhammadiyah telah mengalami perjalanan panjang dan diterpa berbagai ujian yang tidak ringan. 

Bahkan, tantangan ke depan pun, bukan bertambah ringan. Semakin tinggi dan rindang suatu pohon, maka semakin besar pula terpaan angin. Dari dalam, ujian datang dari godaan duniawi di tengah berbagai kesuksesan di bidang pendidikan, sosial, kesehatan, ekonomi, dan sebagainya. Namun, patut kita syukuri, Muhammadiyah masih tetap tegar menghadapi berbagai ujian dan godaan. 

Muhammadiyah didirikan dengan tujuan untuk berjuang dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Masyarakat ideal seperti itu adalah masyarakat yang adil dan makmur, penuh kasih sayang dan tolong menolong satu dengan lainnya, memiliki budaya literasi tinggi, membenci kemunkaran, kemaksiyatan, kecurangan, dan kebohongan. Masyarakat ideal seperti itulah yang pernah  terwujud di masa Nabi Muhammad saw. 

Di usianya yang ke-109 ini, Muhammadiyah memiliki ratusan Perguruan Tinggi, ribuan sekolah, ratusan rumah sakit, dan berbagai amal usaha lainnya.  Muhammadiyah juga telah melahirkan tokoh-tokoh besar yang diakui jasanya sebagai Pahlawan Nasional, seperti KH Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadukusumo, Abdul Kahar Muzakkir, Panglima Besar Sudirman, Kasman Singodimedjo, Buya Hamka, dan sebagainya.

***

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 8 Dzulhijjah 1330 atau 18 November 1912.  Menurut Dr. Alwi Shihab, dalam bukunya Membendung Arus, Muhammadiyah didirikan sebagai respon terhadap (1) praktik keagamaan yang dinilai menyimpang dari ajaran Islam, (2) gerakan Kristenisasi dan (3) gerakan Free Mason. (Lihat, Alwi Shihab, Membendung Arus: Repons Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia, (Bandung: Mizan, 1998). 

 Dalam Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah, disebutkan: “Muhammadiyah berasas Islam” (pasal 4), dan “Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.” (pasal 6). 

 Adapun tujuh pokok pikiran/prinsip/pendirian yang terkandung dalam AD Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

1. Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-Esakan) Allah; beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah.”

2. Hidup itu bermasyarakat.

3. Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang hakiki, di dunia dan akhirat.

4. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah berbuat ihsan dan islah kepada manusia/masyarakat.

(Pokok pikiran keempat ini dirumuskan dalam Muqaddimah AD Muhammadiyah sebagai berikut: Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah. Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat). 

5. Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad saw. 

6. Perjuangan mewujudkan pokok pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan sebaik-baiknya. 

Dengan tujuan yang begitu mulia, disertai dengan panduan hidup dan gerakan yang begitu jelas, maka seluruh warga Muhammadiyah tentunya berusaha dengan sungguh-sungguh berjuang di jalan Allah, agar tujuan yang digariskan persyarikatan Muhammadiyah dapat terwujud.

Salah satu pesan penting KH A. Dahlan kepada warga Muhammadiyah adalah: “Harus bersungguh-sungguh hati dan tetap tegak pendiriannya (jangan was-was).”  Juga, pesan Kyai Dahlan yang lain, “Jangan sentimen, jangan sakit hati, kalau menerima celaan dan kritikan.” (Paparan tentang Muhammadiyah ini dikutip dari buku Ideologi dan Strategi Muhammadiyah karya Drs. H. Hamdan Hambali, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2008, cetakan keempat). 

Semoga di usia ke-109 tahun, semua warga Muhammadiyah patut bersyukur dan terus melakukan introspeksi, sampai sejauh manakah perjalanan Muhammadiyah dalam upaya mewujudkan tujuannya. Kita berdoa, semoga pimpinan dan seluruh warga Muhammadiyah senantiasa diberikan bimbingan oleh Allah SWT dalam menjalankan amal ibadah sehari-hari. Aamiin. (Depok, 18 November 2021).

Sumber: (www.adianhusaini.id)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi