URUSAN IBADAH DAN AMAL SHALIH KITA HARUS LEBIH DULU
URUSAN IBADAH DAN AMAL SHALIH KITA HARUS LEBIH DULU
Penceramah: Ust. Ainur Rofiq
Dari Ponpes eLKISI, Mojokerto
Penulis: Sudono Syueb
Assuaiby.com, Sidoarjo - Hadirin jamaah shalat Isya' dan Trawih masjid Baitul Mahmud yang dimulyakan Allah.
Sudah hampir sebulan kita berpuasa dalam bulan ramadhan ini, semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang terdepan dalam beribadah dan amal shalih. Dalam hal ibadah untuk taqarrub kepada Allah jangan menyuruh orang lain melakukan terlebih dahulu, tapi kita sendirilah yang harus mendahaluinya, yang mempeloporinya.
Ada satu kaidah fiqh yang disebut dengan kaidah ITSAR begini:
الإيثار بالقرب مكروه و فى غيرها محبوب
Kaidah itsar itu artinya, "Mengutamakan orang lain, dalam hal mendekatkan diri kepada Allah, atau mengutamakan orang lain dalam beribadah, itu hukumnya makruh. Adapun mengutamakan orang lain pada selain ibadah itu dianjurkan".
Dalam ibadah yang dianjurkan dan disunnahkan adalah berlomba-lomba mendapatkan yang paling afdal. Mendapatkan pahala yang paling banyak. Maka mengutamakan orang lain sangat tidak dianjurkan alias makruh.
Contohnya, ketika shalat berjamaah di nasjid ada barisan depan yang masih kosong, segera kita isi, jangan menyuruh orang lain mengisinya.
Perlu kita ketahui bahwa orang-orang yang ada di barisan depan itu dipuji oleh Allah dan para Malaikat,
ان الله وملاءكته يصلون في الصف اول.
"Sesungguhnya Allah dan oara Nalaikat nemuji orang-orang +yang shalat berjamaah di masjid) berada di shaf pertama".
Dalam amal shalih juga kita harus terdepan sebelum orang lain. Misalnya, jika ada pembangunan masjid kekurangan dana 200 juta, kita harus lebih dulu menutup yang 180 jutanya, sedang orang lain yang 20 juta. Jangan di balik, orang lain suruh menutup 180 jutanya, sedang kita hanya 20 juta.
Dalam ibadah sekali lagi dimakruhkan mengutamakan orang lain. Begitu maksud kaidah itu”.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman mengenai sambutan orang-orang anshar terhadap orang-orang muhajirin,
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya : “Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada memiliki keinginan di dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)
Imam Ibnu Abil ‘Izzi Al-Hanafi rahimahullah menjelaskan siapakah orang-orang yang dimaksud di dalam ayat ini, “Mereka adalah golongan As-Sabiqunal Awwalun, dari golongan muhajirin dan anshar, yaitu orang-orang yang berinfak sebelum penaklukan kota Makkah dan mereka juga orang-orang yang berperang, termasuk orang-orang berbai’at di bawah pohon (Bai’at Ar-Ridhwan), yang jumlah mereka lebih dari 1.400 orang. (Lihat Syarah Al-’Aqidah Ath-Thahawiyah, Ibnu Abil ‘Izzi, Tahqiq Abdul Muhsin at-Turki dan Syu’aib al-Arna’uth I/692)
Inilah akhlak para sahabat Nabi yang mulia, mereka kaum Anshar benar-benar berlomba-lomba menolong saudaranya kaum Muhajirin yang hijrah ke Madinah tidak membawa apa-apa.
Jamaah yang dimulyakan Allah...
Tetapi jika urusan dunia, maka mendahulukan orang lain itu dianjurkan, disunnahkan dan dicintai/mahbubun oleh Allah dan Rasulullah
وفي غيرها محبوب
Misalnya, ada pasar murah minyak goreng harga 14.000 per liter, biarkan orang lain membelinya terlebih dahulu sebelum kita.
Komentar
Posting Komentar