KONSEP AQIDAH TERPADU DALAM AL-QUR'AN ( Bagian 1 dan 2)

KONSEP AQIDAH TERPADU DALAM AL-QUR'AN ( Bagian 1 dan 2)

OLEH  : Ust. MASYKUR SARMIAN
(Alumni YTP Kertosono)

بسم الله الرحمن الرحيم

PENDAHULUAN

Di dalam teori rekayasa sosial kita mengenal 2 ( dua ) pendekatan. Pertama, pendekatan doktrinal dan yang kedua adalah pendekatan dialogis.

Kedua pendekatan ini sebenarnya menjadi bagian  yang dipakai oleh Baginda Nabi Muhammad SAW dalam proses transformasi dakwah beliau di tengah - tengah umat, sehingga Islam dengan damai dapat diterima umat sedemikian luar biasa, bahkan boleh dikata Islam dapat menembus dan merasuk ke dalam dada manusia, walau harus lewat berbagai hambatan dan jalan  yang berliku. 

Pertanyaannya adalah: Konsep apa yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam menyampaikan Dakwahnya, sehingga Islam dan ajarannya dapat menembus dan merasuk ke dada umat kala itu bahkan insya Alloh hingga hari kiamat kelak?

Inilah yang insya Alloh akan  menjadi fokus uraian kami pada kesempatan ini. Dan sekaligus judul materi kali ini akan otomatis menjawab pertanyaan di atas, judulnya yaitu :

Konsep Aqidah Terpadu dalam Al - Qur'anul Karim
(منهاج الشمولية العقيدة في القرآن)

Setidak-tidaknya akan kami sajikan 5 konsepsi Aqidah terpadu dalam Al-Qur'anul Kariim, yang mendasari Dakwah Baginda Muhammad SAW, yaitu :

1. MELURUSKAN PEKERTI PERSEPSI ( التوحيد فى النظر )

Dakwah Baginda Muhammad SAW, pada tahap awal adalah membangun kekuatan narasi. Dan kekuatan narasi ini beliau mulai dari membangun Basis Pekerti Persepsi ( umat ).

Perhatikan secara seksama, ketika Baginda Rasululloh SAW intensif bertahanus di Gua Hiro', lalu beliau dikejutkan oleh kehadiran makhluk yang tidak pernah terbayangkan olehnya.

Makhluk yang menampakkan wujudnya dalam bentuk yang asli ini, seakan-akan kepalanya menempel dilangit dan kakinya menancap di bumi ( sangat tinggi & besar) 

Ia sekonyong-konyong memberondong  Baginda Muhammad SAW, dengan perintah bertubi-tubi tanpa jedah, sebagai berikut :

اقرأ يا محمد....؟
 
Beliau menjawab : "Aku tidak bisa membaca....."

Pertanyaan itu diulang  3 ( tiga ) kali, dan jawaban Nabi SAW, tetap sama.

Barulah Makhluk tersebut meminta Baginda Muhammad SAW mengikuti kata-katanya dan Nabi pun mengikutinya :

اِقْرَأْ بِا سْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,"
(QS. Al-'Alaq 96: Ayat 1)

خَلَقَ الْاِ نْسَا نَ مِنْ عَلَقٍ

"Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."
(QS. Al-'Alaq 96: Ayat 2)

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَ كْرَمُ

"Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia."
(QS. Al-'Alaq 96: Ayat 3)

الَّذِيْ عَلَّمَ بِا لْقَلَمِ

"Yang mengajar (manusia) dengan pena."
(QS. Al-'Alaq 96: Ayat 4)


عَلَّمَ الْاِ نْسَا نَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

"Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
(QS. Al-'Alaq 96: Ayat 5)

5 ( lima ) ayat ini diajarkan Jibril kepada Baginda Nabi Muhammad SAW :

Pada ayat yang pertama :
Perintah Alloh agar Baginda Membaca, dan dalam proses membaca mesti dimulai dengan melafalkan BISMILLAH atau BISMI ROBBIKALLADZI KHOLAQ.

Di sini betapa Alloh SWT lewat wasilah Malaikat Jibril, ( ingin ) mendidik Baginda Muhammad SAW agar dalam membangun kehidupan ini, pertama-pertama dan utama  sekali harus dimulai dengan berusaha menggunakan nalar berfikir yang benar, paling tidak lewat proses اقراء menguatkan narasi dan mendasarinya dengan meluruskan Pekerti Persepsi.

Membaca ( Iqro ) tentang apa ? Tentu saja tentang kehidupan ini, tentang siapa pencipta semesta ini, siapa yang menciptakan langit dan bumi, siapa yang mengaturnya, siapa yang mempergilirkan siang dan malam, siapa yang mengaturnya. Dan tentu saja, siapa pula yang menciptakan manusia termasuk diri kita semua. Lantas apa bahan bakunya ?

Siapakah Pencipta Manusia ?

2. Jawabannya bahwa yang menciptakan semua adalah  Alloh SWT, Sang Maha Pencipta. 

Makanya sebutlah nama-Nya selalu dalam suka maupun duka, dalam senang maupun susah, dalam bahagia maupun sedih, ramai maupun sendiri, lapang maupun sempit dan dalam segenap keadaan...

Karena Dialah pencipta sebenar-benarnya tentang diri yang dhaif ini, yang lemah ini. 

Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bahan yang remeh temeh ( baca hina ), agar setiap manusia sadar bahwa tak ada untungnya bila menjadi sombong, angkuh takabur, mentang-mentang, merasa paling hebat, merasa paling jago, paling baik dan menganggap diri tak tertandingi dalam segala hal.

3."Bacalah dan Tuhanmu Yang Maha Agung". 

Kita harus membaca semesta ini dengan penuh kejujuran hati. Dan mampu membaca fenomena alam ini dengan penuh kejujuran pula. Amati disekitar kita dengan menajamkan spiritual dan fikiran kita. Jangan mudah emosional dan terpancing karena semuanya hanya akan makin bikin berantakan.

Perhatikan betul, bahwa setiap individu kita, tanpa kecuali, mesti mengagungkan Alloh SWT. Karena Dialah yang membebaskan manusia dari kebodohan. Alloh pula yang memerangi buta huruf.

 Alloh juga yang mengajar manusia dengan perantaraan pena dan mengajarkannya tentang apa yang mereka tidak mengetahuinya.

 Alloh juga yang mengajar manusia dengan perantaraan pena dan mengajarkannya tentang apa yang mereka pada awalnya tidak mengetahui lantas menjadi faham dan mengetahuinya.

Dunia Kagum pada Direktur NASA

Sekitar tiga puluhan tahun silam, Dunia dibikin sibuk mengagumi Direktur NASA. 

Adalah wajar karena di zaman itu masih langkah orang bergelar Master ( S2), tapi ketika itu Direktur NASA ini, mampu menyabet 20 ( dua puluh ) Gelar Master  dari disiplin ilmu yang berbeda.

Lantas ada yang mencoba intensif melakukan penelitian akan seberapa banyak tinta yang dihabiskan oleh Sang Direktur, mulai awal pendidikan hingga dapat meraih gelar sebanyak itu.

Ternyata setelah diteliti dengan seksama, untuk meraih 20 ( dua puluh ) gelar Master tersebut, hanya cukup menghabiskan 11  (sebelas) liter tinta  ( sangat sedikit ).

Kalau kita melakukan ricek terhadap Al-Qur'an betapa dahsyatnya Ilmu Alloh, karena Ilmu Alloh tak pernah habis, walau ditulis dengan bermilyar-milyar, bertriliun-triliun, berbiliun-biliun liter tinta.

Bahkan seandainya air lautan itu diubah oleh Alloh sebagai tinta, lalu dipakai menulis Ilmu-Nya, maka habis keringlah air lautan yang ada, sebelum ilmu Alloh tercatat semua, walau kembali  didatangkan sebanyak lagi tinta lautan yang sama.

Allah SWT berfirman :

قُلْ لَّوْ كَا نَ الْبَحْرُ مِدَا دًا لِّـكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَـنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَـنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا

"Katakanlah (Muhammad), "Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).""
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 109)

Apakah kita tidak boleh kagum dengan kepandaian Direktur NASA ?

Kagum dengan orang pandai wajar, termasuk kepada Direktur NASA. 

Yang tidak boleh adalah bahwa kekaguman seseorang terhadap Direktur NASA hanya berhenti hingga disitu saja. 

Bagi seorang beriman kekaguman kepada Direktur NASA akan dilanjutkan pada kekagumannya kepada Alloh SWT, Sang pencipta Manusia  dan pencetak manusia jenius di jagad raya ini termasuk Direktur NASA, yang Ilmu Alloh tak habis ditulis dengan berbiliun-biliun hingga tak terhingga liter tinta.

 Ilmu manusia termasuk Direktur NASA tak ada apa-apanya.
Bahkan Ilmu seluruh penduduk jagad raya ini bila dihimpun tak bisa sedikitpun  dibandingkan dengan Ilmu-Nya.

Kekaguman pada Alloh SWT hanya memberi konsekwensi perlunya semua hamba tanpa kecuali,  Meng-Esakan-Nya, berbuat baik dan sekali-sekali jangan pernah mensekutukan-Nya.
Karena Alloh paling anti dengan hamba yang berbuat syirik dan mensekutukan-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُلْ اِنَّمَاۤ اَنَاۡ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰۤى اِلَيَّ اَنَّمَاۤ اِلٰهُكُمْ اِلٰـهٌ وَّا حِدٌ ۚ فَمَنْ كَا نَ يَرْجُوْا لِقَآءَ رَبِّهٖ فَلْيَـعْمَلْ عَمَلًا صَا لِحًـاوَّلَايُشْرِكْ بِعِبَا دَةِ رَبِّهٖۤ اَحَدًا

"Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa." Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 110)

Jadi lewat ayat di atas, Baginda Muhammad SAW dan seluruh Umat-Nya sedang dididik Alloh SWT. Untuk pandai membaca dan mengamati semesta ini berikut kehidupan yang menyertainya. Dengan penuh introspeksi,  merendahkan diri, kepada-Nya, Memuliakan-Nya, Meng-Agungkan kedahsyatan Ilmu-Nya.

Selanjutnya tidak ada pilihan lain dalam hidup ini kecuali beribadah kepada-Nya dengan sepenuh jiwa, Meng Esakan-Nya, selalu beramal baik dan tidak mensekutukan Alloh dengan sesuatu yang lain

Itulah cara Rasululloh SAW dalam MELURUSKAN PEKERTI PERSEPSI/ التوحيد في النظر Manusia ketika itu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi