Sikap Kader Muhammadiyah dalam Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1444 H
Sikap Kader Muhammadiyah dalam Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1444 H*
Oleh: Ust. Amrozi Mufida
(MPK PDM Lamongan)
1. Perayaan Tahun Baru Hijriyah jangan dirayakan seperti merayakan Tahun Baru Masehi. Tapi, sebaiknya diisi dengan kegiatan-kegiatan positif yang bisa membantu kita mengevaluasi diri dan mempermudah kita untuk menyusun rencana hidup yang lebih baik pada tahun berikutnya, baik target dunia maupun target akhirat, agar keduanya dapat berjalan selaras dan seimbang.
2. Menyambut 1 Muharram 1444 H sebaiknya dengan mengadakan pengajian, diskusi, seminar keagamaan, dan muhasabah, baik muhasabah terhadap diri sendiri, umat, maupun bangsa.
3. Jika didasarkan pada Al-Qur'an, terutama QS Al-Hasyr (59): 18, hal pertama yang perlu dimuhasabah (dievaluasi) adalah taqwa dan ditutup dengan taqwa juga. Jadi, bukan hanya karier, harta, tahta, atau urusan duniawi saja yang perlu dievaluasi, justru yang terpenting adalah evaluasi ketaqwaan.
Coba perhatikan ayatnya
ياأبهاالذين أمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا الله إن الله خبير بما تعملون
4. Evaluasi ketaqwaan bisa dilihat dari 3 (tiga) aspek, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.
Pertama, tinggi rendahnya keimanan seseorang dapat dilihat dari sisi tauhidnya, seperti memastikan tidak adanya perbuatan syirik, tahayul, khurafat, bid'ah, su'udhan, atau kemusyrikan lain yang dilakukan pada tahun sebelumnya.
Coba perhatikan QS Al-Maidah (5): 72
إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأوىه النار وما للظالمين من أنصار
Kedua, evaluasi tentang Islam. Islam intinya adalah rukun Islam, seperti tentang shalat yang dikerjakan selama ini sudah tertib atau belum. Jika sudah tertib, istiqomah berjamaah atau tidak. Kemudian, sudahkah memaknai shalat bagi kehidupan. Itu semua harus dipastikan untuk mengetahui tingkat keislaman kita. Karena orang dapat melaksanakan shalat dengan baik, tentu dia jauh dari perbuatan keji dan mungkar. Jika seseorang masih melakukan kemungkaran, dapat dipastikan shalatnya belum efektif dan belum berpengaruh dalam kehidupannya.
Coba perhatikan QS Al-Ankabut (29): 45
إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر
Juga QS Thaha (20): 132
وأمر أهلك بالصلاة واصطبر عليها لا نسألك رزقا نحن نرزقك والعاقبة للتقوى
Ketiga, evaluasi tentang ihsan, yaitu akhlaq, baik akhlaq pribadi, akhlaq sosial, maupun akhlaq di ruang umum. Akhlaq pribadi dapat dilihat dari kebiasaan kita, apakah sudah sesuai dengan ajaran Islam atau belum, seperti cara makan, minum, berpakaian, dll. Akhlaq sosial dapat dilihat dari kebiasaan kita bergaul dengan sesama, baik kepada atasan, bawahan, orang miskin, anak yatim, anak terlantar, dll. Terkhir, akhlaq publik, yaitu mengevaluasi perilaku kita saat berada di tempat umum, seperti di jalan raya dan ruang-ruang umum, baik saat antri, buang sampah, bertegur sapa, maupun yang lainnya.
Coba perhatikan QS Al-Ahzab (33): 21
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجوا الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا
Dan QS Al-Qalam (68): 4
وإنك لعلي خلق عظيم
Juga Hadits HR Bukhari dari Abu Hurairah RA
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
5. Ijtima' terjadi pada Jum'at Legi, 29 Juli 2022, Pukul 00.57.45 WIB, dan pada saat Matahari terbenam di Jogja, Pukul 17.39.18 WIB, Tinggi Bulan 06.51.03
Sehingga 1 Muharram 1444 H pada Sabtu, 30 Juli 2022 M.
* Disampaikan pada Kajian Rutin di Masjid Asy-Syifa' RSM Lamongan pada Kamis, 28 Juli 2022, Pukul 12.00-12.30 WIB
Komentar
Posting Komentar