Pemilu di Muhammadiyah yang Adem dan Canggih

Pemilu di Muhammadiyah yang Adem dan Canggih (1)

Ahmad Darojul Ali, M.H.
(Dosen UIC Jakarta)

Ini pemilihan alternatif.
Tak berdarah darah, gak ada bangku melayang, tak ada "serangan fajar", tak ada baleho, tak ada kubu kubuan, dll.

Apakah pemilu ini bisa diadopsi untuk pilpres RI?
Demikian pertanyaan Dahlan Iskan, suatu ketika bisa saja bila rakyat bisa memilah manfaat dan tentu dengan qodarullah.

Muhammadiyah memang sangat tertib organisasi, maka kekokohan ormas ini bisa berjalan hingga melewati satu abad lebih, ditambah Muhammadiyah punya semboyan, "Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan cari hidup di Muhammadiyah." Bukan berarti jadi dosen di Muhammadiyah lantas tidak digaji, tentu bukan itu maksudnya. Intinya jangan salahgunakan bermuhammadiyah dengan aktifitas di luar perjuangan Islam.

Yang lebih hebat lagi pemilu ini dihadiri jutaan orang. Para penggembira, mereka rela jauh-jauh dari Jakarta, dari luar pulau Jawa, tidak punyak hak suara, bahkan masuk arena muktamar aja tidak bisa, tetapi mereka hadir dengan militansi yang luar biasa. Cukup di luar stadion, bergembira sebagai muktamirin, sungguh syiar yang membanggakan .

Muhammadiyah luar biasa, ada seorang ibu-ibu (penggembira muktamar) menangis tersedu-sedu  di luar stadion, sebab ternyata dia lagi dengar lagu Sang Surya dikumandangkan di acara muktamar, dan ibu-ibu yang tersedu-sedu itu tidak sendirian, banyak kawannya di sebelah sama menikmati lagu Sang Surya dengan tetesan air mata. Sungguh Muhammadiyah lengkap, sebuah ormas yang moderen, tapi punya kader yang militan.

(2). Muhammadiyah membuktikan Amal usaha.

Sekilas, karakter Muhammadiyah demikian itu, maka kader Muhammadiyah setidaknya terhindar dari kegiatan di luar kepatutan, semisal kita tak pernah terdengar kader Muhammadiyah melakukan Mega korupsi, bila ada sumbangan masuk ke Muhammadiyah semisal sumbangan sekolah, atau masjid, maka sekolah dan masjidnya dipastikan akan berdiri kokoh. Kader Muhammadiyah 80% jadi pendidik, guru dan dosen, agak jarang yang yang jadi pengusaha mentereng. Kader di desa tekun bertani sesuai kadarnya.

Kader Muhammadiyah agak jarang yang beristri mastna (dua), atau tsulasa (tiga). Sepertinya terbentuk dengan sendirinya dengan manhaj Muhammadiyah.

Dakwah Muhammadiyah ada yang bilang puritan. Tapi sesungguhnya puritanisasi tidak selamanya hadir dalam karakter da'i Muhammadiyah. Muhammadiyah punya karakter ummatan wasaton, dengan 7 kreteria. Umat yang di tengah-tengah, bukan hanya moderat karena makna moderat tidak bisa menampung luasnya makna yang terkandung ummatan wasaton. Muhammadiyah merekati kader umat penyeimbang, dan pemberi solusi-solusi keumatan. 

Maka Muhammadiyah harus hadir di tengah umat, bukan menjadi bahan yang membuat umat mengalami konfius dalam beragama, justru sebaliknya Muhammadiyah jadi pencerah dalam setiap lini keumatan.


Salam.
ADA.

Selamat DR Haedar Nashir terpilih sebagai Ketua PP. Muhammadiyah periode 2022 - 2027.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi