MENYIAPKAN PEMIMPIN PERSYARIKATAN DALAM MENYAMBUT MUSYWIL KE-16 MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR

MENYIAPKAN PEMIMPIN PERSYARIKATAN DALAM MENYAMBUT MUSYWIL KE-16 MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR

Oleh: Al Ustadz Amrozi Mufida 
(Anggota MPK PDM Lamongan)

Disampaikan di Pengajian Rutin Pembinaan Karyawan RSM Lamongan pada Kamis, 15 Desember 2022, Pkl 11.45-12.15 WIB, di Masjid Asy-Syifa' RSM Lamongan

1. Pemimpin itu laksana kepala, sebagai organ terpenting manusia yang di dalamnya bersarang otak yang berfungi sebagai penggerak segala aktivitas tubuh. Pemimpin itu tugas pokoknya menunjukkan jalan, membimbing, mengarahkan, dan yang lebih penting lagi mengatur. Banyak pemimpin yang mampu membimbing, termasuk dengan lisan yang fasih, tetapi tidak banyak yang mampu mengatur secara menyeluruh. Kemampuan mengatur itulah yang menjadikan pemimpin yang satu berbeda dengan yang lain, termasuk mengatur untuk melakukan eksekusi terhadap setiap keputusan organisasi

2. Untuk mewujudkan tugas pokok pemimpin, maka paling tidak ada tiga aspek dalam menjalankan kepemimpinan di Muhammadiyah, yaitu fungsi regulasi, fungsi strategis, dan fungsi pelayanan

3. Fungsi Regulasi

Muhammadiyah sebagai organisasi memiliki misi, usaha, dan tujuan yang harus diwujudkan dalam kenyataan. Berbagai usaha yang tercermin dalam tugas pokok majelis, lembaga, dan amal usaha, bukan hanya daftar keinginan, tetapi merupakan program, kegiatan, dan amal usaha yang harus diikhtiarkan pelaksanaannya. Tujuan utama dari seluruh usaha Muhammadiyah adalah untuk kemajuan hidup umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan pada umumnya. Usaha-usaha Muhammadiyah tersebut pada setiap periode kepemimpinan harus dilakukan evaluasi, peningkatan, dan pengembangan, sehingga diharapkan mengalami kemajuan dan keunggulan. Di sinilah pentingnya fungsi regulasi dalam organisasi, yaitu memenej organisasi dari hari ke hari yang bermarkas di kantor Muhammadiyah. Agar prinsip, misi, usaha, dan aturan-aturan yang berlaku berjalan secara reguler, yaitu berlangsung sebagaimana mestinya, bukan apa adanya. 

4. Fungsi Strategis

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang besar tidak lepas dari dinamika kehidupan umat, bangsa, dan perkembangan global. Dalam menghadapi dinamika umat, bangsa, dan kemanusiaan global, Muhammadiyah harus proaktif memberi pengaruh dengan menyuarakan dan mengaktualisasikan prinsip, misi, dan usaha yang menjadi komitmen gerakannya. Muhammadiyah dalam menjalankan fungsi strategis itu misi utamanya adalah mewujudkan dakwah dan tajdid yang membawa pada kemajuan hidup sesuai ajaran Islam, yaitu mewujudkan Islam Berkemajuan. Muhammadiyah dalam menjalankan fungsi strategis tersebut juga harus mengindahkan posisinya sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, bukan sebagai partai politik, bukan sebagai negara, dan juga bukan sebagai perusahaan. Para pemimpin Muhammadiyah jangan memposisikan dan memerankan diri sebagai politisi, pejabat negara, dan pengusaha. Tetapi, mereka harus memerankan fungsi strategis secara benar, proporsional, dan terukur sesuai Kepribadian Muhammadiyah

5. Fungsi Pelayanan

Muhammadiyah sebagai organisasi akan selalu berkaitan dengan anggota, umat, dan masyarakat luas. Oleh karena itu, pemimpin Muhammadiyah juga dituntut untuk menjalankan fungsi pelayanan umum tersebut sesuai dengan kemampuan masing-masing karena kepemimpinan di Muhammadiyah bersifat kolektif kolegial. Gerak pelayanan umum merupakan tugas kolektif secara multiperan, multifungsi, multitugas, multipelaku, multipendekatan, multimateri, multimetode, multisarana, dan multimedia. Oleh karena itu, menjalankan fungsi pelayanan warga, umat, dan masyarakat memerlukan berbagai macam keahlian, pendekatan, dan substansi dakwah yang beragam dan tidak tunggal. Dakwah billisan dan bilhal harus dilakukan secara simultan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi