EMPAT PERSIAPAN MENUJU RAMADHAN
EMPAT PERSIAPAN MENUJU RAMADHAN
Oleh: M. Mahlani
Yogyakarta - Bulan Ramadhan merupakan bulan yang selalu dinantikan oleh segenap umat Islam, karena di dalamnya terdapat kemuliaan, keberkahan, berbagai kebaikan, ampunan dan pahala berlimpah. Namun demikian, nilai-nilai agung tersebut, tidak serta merta bisa diraih oleh setiap orang. Akan tetapi, nilai-nilai tersebut hanya bisa diraih oleh mereka yang bersungguh-sungguh menunaikan segenap rangkaian ibadah Ramadhan dengan sepenuh hati dan menunaikan segenap rangkaian ibadah secara benar sesuai tuntunan syari’at.
Di sinilah urgensinya, persiapan serius bagi setiap pribadi agar memasuki bulan Ramadhan, yang nantinya dapat melakukan proses ibadah secara maksimal dengan capaian hasil yang maksimal pula. Kita tentu berharap bahwa Ramadhan tahun ini dapat menjadi momentum untuk penguatan kapasitas diri, utamanya dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala dan implementasinya dalam bentuk amal-tindakan yang bermakna bagi pengingkatan kualitas pribadi kita.
Setidaknya ada empat persiapan yang perlu kita lakukan untuk menuju bulan suci Ramadhan, yaitu persiapan ruhiyah, jasadiyah, tsaqafiyah dan maaliyah.
Pertama, persiapan ruhiyah, artinya bagaimana kita mempersiapkan ruh dan diri kita untuk memasuki bulan yang mulia, bulan yang mempunyai keutamaan yang begitu besar dan banyak keutamaan yang setiap orang beriman pasti merindukan bulan tersebut. Bagaimana tidak, di bulan Ramadhan itu ada lailatul qadri khairun min alfi syahr. Kita meyakini adanya lailatul qadar yang memberikan kesempatan kepada setiap orang meraihnya, yaitu ditetapkannya takdir yang baik untuk satu tahun berikutnya, seperti kesejahteraan, kemulyaan, keselamatan, kebahagiaan dan sebagainya. Pada malam itu, ketika kita dapat melakukan berbagai ibadah, seperti; shalat, membaca (tilawatil) Qur’an, dzikir dan lain-lain, nilai pahalanya lebih utama daripada seribu bulan.
Persiapan ruhiyah, maksudnya juga kita ingin memasuki bulan Ramadhan, suasana hati kita betul-betul dalam keadaan siap memasukinya, bukan dalam keadaan ketergesa-gesaan atau bahkan dalam keadaan banyak lalai terhadap kewajiban terhadap hak-hak Allah Subhanahu wata’ala. Kita berharap bahwa kita memasuki bulan Ramadhan dengan kesungguhan bahwa kita ingin masuk bukan hanya fisiknya, tetapi juga jiwa, fikiran dan hati kita secara total.
Prinsipnya, persiapan ruhiyyah ini, akan memenumbuhkan susana hati yang siap menikmati Ramadhan dengan suka cita dan penuh harap. Bersamaan dengan itu juga, persiapan tuhiyah ini untuk mengantisipasi munculnya suasana hati yang tersiksa, kita merasa bahwa bulan Ramadhan itu sebagai sebuah beban.
Persiapan aspek ruhiyah ini bisa kita lakukan dengan beberapa bentuk, misalnya dengan muhasabah, instrospeksi diri, mohon ampunan kepada Allah Subhanahu wat’ala, berdo’a (Allahumma fii Sya’bana waballighna Ramadhan), dan sebagainya.
Kedua, persiapan jasadiyah, fisik, tubuh kita. Tubuh kita, perlu dirawat, dijaga agar memasuki Ramadhan kita tetap sehat-bugar, sehingga kita bisa menikmati bulan Ramadhan nanti dengan fisik prima. Jika tubuh kita sakit, tentu akan berat untuk menikmati bulan Ramadhan secara maksimal.
Ketiga, persiapan tsaqafiyah. Persiapan ini berhubungan dengan pengetahuan atau ilmu. Bulan Ramadhan banyak rangkaian ibadah dan segala keutamannya yang perlu kita kuasai mengenai konsep dan praktek melakukannya serta makna yang terkandung di dalamnya. Kita perlu memahami dan menguasai ilmu-ilmu, misalnya seputar puasa Ramadahan, shalat tarawih, i’tikaf, ‘Idul fitri dan lain-lain. Peluang untuk mengasah pengetahuan dan wawasan berbagai keilmuan cukup banyak dengan berbagai metode dn media yang dapat kita ikuti secara lagsung maupun mode online (daring). Intinya bahwa persiapan tsaqafiyah ini, mendorong kita menyediakan waktu, tenaga, energi dan jika perlu sarana-prasarana untuk lebih banyak belajar secara sungguh-sungguh.
Keempat, persiapan maaliyah, yaitu berhubungan dengan harta. Ini artinya persiapan harta itu bukan sekedar aspek pembiayaan atau harta untuk buka puasa atau sahur semata, meskipun itu diperlukan. Tetapi lebih maksudnya adalah memasuki bulan Ramadhan ini ada peluang-peluang amal dengan harta kita. Menyisihkan sebagian harta yang kita miliki untuk ditasyarufkan di jalan Allah, Di bulan Ramadhan ini banyak kesempatan dan momentum yang sangat baik bagi kita untuk beramal secara maksimal dengan harta kita. Termasuk salah satu cara melipat gandakan pahala puasa adalah kita memberi makan kepada orang yang sedang puasa.
Empat persiapan menuju Ramadhan, yaitu ruhiyah, jasadiyah, tsaqafiyah dan maaliyah, menjadi salah satu cara kita mempersiapkan diri untuk memasuki bulan Ramadhan, agar proses ibadah dan hasilnya bisa optimal. Hari-hari terakhir di bulan Sya’ban ini, perlu kita jadikan sebagai waktu spesial untuk persiapan diri secara maksimal. Bisa jadi di Ramadhan tahun lalu, ada peluang-peluang beramal yang belum sempat kita tunaikan atau capaian-capaian hasil yang juga belum optimal, karena berbagai kendala yang kita hadapi, baik kendala internal pribadi kita atau kendala eksternal yang disebabkan oleh ketergesaan-gesaan memasuki bulan Ramadhan.
Semoga dengan persiapan yang maksimal, kita dapat memasuki Ramadhan tahun ini betul-betul menjadi bulan yang spesial dalam kaitannya dengan proses penguatan kualitas ketaqwaaan kepada Allah Subhanahu wata’ala. Yaitu, bahwa Ramadhan sebagai momentum melahirkan pribadi kita menjadi pribadi taqwa (muttaqiin), pribadi yang selalu bersyukur (tasykuruun) dan pribadi yang selalu berada di jalan yang benar (yarsyuduun).(Sudono Syueb)
Yogyakarta, 13 Maret 2023/20 Sya’ban 1444
M. Mahlani, S.Ag. M.Pd.*
Penyuluh Agama Islam Ahli Madya
Kementerian Agama Kota Yogyakarta
Dan Sekretaris Yayasan Kesejahteraan Umat
Yogya
Komentar
Posting Komentar