MUHARRAMAT, LARANGAN UNIK PENUH MAKNA (Bagian 3)

 MUHARRAMAT, LARANGAN UNIK PENUH MAKNA (Bagian 3)


KASDIKIN, M. HI

(Kepala KUA kec. Rengel, Alumni Ponpes Ar-Roudhatul Ilmiyah, Kertosono, Nganjuk)


Setelah kita menggugat niat kita untuk kembali keasal jati diri manusia, kemudian akan segera kita kubur jiwa hewaniyah kita di miqat, maka kita fahami dulu muharramat atau larangan-larangan dalam ibadah haji.

Didalam pelaksanaan ibadah haji terdapat larangan-larangan yang unik dan penuh makna, yang didalam larangan itu terkandung pelajaran, pendidikan dan proses didik diri untuk menyadari asal dirinya, meskipun larangan itu terkesan unik. Diantara  larangan dalam ibadah haji itu adalah,  jangan berdandan,  bercermin, kenapa itu dilarang? Itu semua  Adalah agar engkau tidak melihat bayangan dirimu sendiri. Agar engkau untuk sementara waktu membunuh  egomu, singkirkan dan lupakan dirimu sendiri, isilah semua hanya dengan Allah. Karena begitu ketika kita melihat diri kita sendiri maka akan muncul kekaguman pada dan terhadap diri sendiri akan muncul lagi, maka fakus nya tidak lagi kepada ibadahnya, tetapi pada dandannya, oleh karena itu jadilah dirimu sendiri yang autentik.

Jangan menggunakan atau memakai wewangian, atau mencium wewangian, agar engkau dan pikiranmu  tidak teringat pada kesenangan-kesenanganmu dimasa yang lalu, agar kamu tidak menarik perhatian orang lain, agar kamu tidak menggangu orang lain, agar semua bisa fokus untuk beribadah kepda kekasih sejati yaitu Allah. Wewangian adalah cermin kesenangan yang bisa membangkitkan memori-memori duniawi, sehingga membuatmu tidak fokus lagi pada ibadah. Oleh karena itu menurut Ali Syariati, kamu dilarang untuk memakai wewangian karena kamu telah berada di lingkungan spiritual, jika kamu ingin mencium wewangian maka ciumlah cintamu kepada Allah. Bauhnya harus Allah saja, dan fokuslah kepada Allah. 

Jangan memerintah siapapun. Begitu kita melaksanakan ibadah haji, maka segala hirarki, segala gelar, segala jabatan sosial singkirkanlah. Kata Ali syariati, hindari kesewenang-wenangan, tumbuhkan dan hayati rasa persaudaraan, karena semua orang dihadapan Allah adalah sama.

Jangan berburu, jangan sakiti binatang atau serangga, baik iseng ataupun ada kepentingan, untuk sementara hiduplah yang penuh cinta kasih, karena hewanpun adalah mahluk hidup seperti dirimu, bersikap baiklah kepada mahluk-makluk yang lain, maka kata Ali Syariati, untuk sementara waktu hiduplah seperti Nabi Isa As sang penyayang.

Jangan mematahkan atau mencabut pepohonan. Didalam larangan ini mengajarkan kepa kita hendaklah kita segera  membunuh kecenderungan-kecenderungan ego yang agresif dengan selalu berusaha bersikap damai  dengan alam dan lingkungan sekitar kita. 

Jangan bercumbu dan berhubungan badan agar engkau memperoleh cinta yang sejati, jika engkau tanpa semua itu apakah masih saling menyayangi atau sebaliknya, atau bahkan saling membenci atau saling memusuhi. 

Jangan jahit pakaian ihrommu, biarkan tanpa jahit. Yang memberikan pelajaran bahwa kita harus menghindari perbuatan yang membuat kita  berbeda dengan orang lain. Karena sumber orang itu pamer ada pada jahitan. Bahanya sama, yaitu kain putih akan tetapi bahan itu bisa jadi jaket, jadi celana, atau baju jas dan lain sebagianya adalah karena jahitannya. Oleh karena itu jangan jahit pakaian ihrommu,  agar tidak ada persaingan diantara kalian, agar tidak ada yang merasa lebih mulya dikarena bentuk kainmu, karena yang membedakan segalanya itu adalah jahitanya, itulah pelajaran yang sangat mendalam yang bisa kita ambil dari muharramat larangan unik  yang penuh makna. Mari  kita menuju Miqot (bersambung)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi