Dua Perhitungan Jelang Tahun Baru Hijriyah
Dua Perhitungan Jelang Tahun Baru Hijriyah
K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), [Pembina Kerohanian Islam Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta]
Khutbah Jum’at untuk Masjid-Masjid di Lingkungan PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta
Khutbah : Jumat Ketiga
Tanggal : 19 Dzul Hijjah 1444H. / 7 Juli 2023M.
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلُ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ: -- أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -- ﴿ يُنَبَّأُ الْإِنسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ﴾[ سورة القيامة: 13] وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، فَقالَ تَعالى مُوَاصِيًا لَنَا بِتَقْوَاهُ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾
Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Semoga Allah memberkati hari-hari kita dan menjadikan kehidupan kita selalu dalam limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya. Maka marilah kita selalu menjaga keimanan dan ketaqwaan kita; dengan berusaha mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan Allah agar kita mendapat rahmat dan kasih sayang Allah. Sebagaimana firman-Nya: وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ “Dan bertaqwalah kepada Allah mudah-mudahan kamu dirahmati-Nya.” (al-Hujarat: 10)
Di penghujung tahu Hijriyah ini dan menjelang memasuki bulan Muharram, tahun baru 1445 H., khatib mengajak jamaah sekalian untuk melihat dan memperhatikan amal-amal kita terdahulu; pumpung masih ada waktu untuk mengevaluasi dan mawas diri, sebelum ajal kita tiba. Jangan sampai baru sadar setelah kematian datang. Lalu menyesal, setelah ditunjukkan kedahsyatan siksa neraka,﴿وَجِيءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ ۚ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنسَانُ وَأَنَّىٰ لَهُ الذِّكْرَىٰ﴾ “Dan pada hari itu diperlihatkanlah neraka Jahannam; pada hari itu sadarlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi kesadaran itu baginya.” [al-Fajr: 23] Seperti kata pepatah, “sesal kemudian tak ada gunanya.”
Allah berfirman: ﴾ ﴿يُنَبَّأُ الْإِنسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ “Pada hari itu, akan diberitahukan kepada manusia tentang apa yang ia utamakan dan apa yang ia tangguhkan” [al-Qiyamah: 13] Menurut Athiyah dari Ibnu Abbas, manusia akan diberitahu tentang kemaksiatan yang lebih diutamakan dan ketaatan yang diunda-tunda pelaksanaannya.” Maka dua hal inilah yang harus kita perhatikan:
Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Pertama: Mengutamakan Ketaatan
Dalam beramal, seorang mukmin harus berbuat sesuai skala prioritas; mana yang utama, kurang utama bahkan tidak penting sama sekali. Seorang mukmin, mesti mengerti bahwa tujuan utama kehidupannya adalah untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana yang termaktub dalam surat adz-Dzariyat: 56. Maka perbuatan yang harus diutamakan adalah beribadah kepada Allah.
Di antara amal ibadah yang harus dijadikan priorits bagi seorang muslim adalah:
Sholat adalah amal yang harus diutamakan sebelum yang lain; mulai kehidupan di pagi hari dengan sholat subuh dan menutupnya di malam hari dengan sholat isya’.
Berbakti kepada kedua orang tua (birrul waalidain)
Bekerja dengan benar dan mencari rizqi yang halal agar tidak menyuapkan makanan haram ke mulut istri dan anak-anak.
Menunaikan hak orang lain, seperti membayar hutang jika sudah ada yang bisa dibuat membayar.
Memenuhi janji dan menjalankan amanat.
Ini hanya sebagian kecil dari perkara-perkara yang harus diprioritaskan pelaksanaan-nya. Jangan sampai perkara utama tersebut ditangguhkan sedangkan yang kurang utama bahkan tidak penting sama sekali diutamakan.
Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Jangan sampai kita menyesal seperti penyesalan orang yang lalai untuk mempersiapkan bekal akhiratnya, ﴿يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي﴾ Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini (yakni untuk kehidupanku di akhirat ini)". (al-Fajr: 24) Maka penyesalan di akhirat sudah tidak ada gunanya lagi.
Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Kedua: Menjauhi Kemaksiatan
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di berkata: “Dosa itu ada konsekuensi siksaannya, baik segera atau tertunda; di antara siksaan segera yang paling berat adalah seorang hamba diuji dengan tidak mampu lagi mengikuti sunnah nabi. Hal itu karena kefasikannya.” Maka Sufyan Ats-Tsauri berkata: حُرِمْتُ قِيَامَ اللَّيْلِ بِذَنْبٍ أَحْدَثْتُهُ خَمْسَةَ أَشْهُرٍ “Aku tidak bisa menjalankan qiyamullail selam lima bulan, gara-gara satu dosa yang kuperbuat.” Seorang alim berkata: “Seandainya saja orang tahu bahayanya kemaksiatan, niscaya dia akan lari lebih kencang dari pada larinya dari binatang buas."
Kebalikan perkara-perkara yang harus diutamakan di atas, maka berikut ini adalah perkara-perkara yang harus diutamakan untuk dijauhi:
Menyia-nyiakan sholat, padahal Allah mengancam: فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka akan mendapati ghayya (jurang di neraka)”. [Maryam: 59]
Durhaka kepada kedua orang tua, Rasulullah, saw. bersabda: اِثْنَانِ يُعَجِّلُهُمَا اللهُ فِي الدُّنْيَا اَلْبَغْيُ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ “Ada dua dosa yang akan disegerakan hukumannya oleh Allah di dunia: 1) Perbuatan zalim dan 2) Durhaka kepada orang tua.” [as-Silsilah as-Shahihah)
Bekerja dengan tidak benar dan tidak halal. Rasulullah, saw. bersabda: كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ “Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka Neraka lebih pantas baginya.”( Hr. Ath-Thabrani)
Tidak menunaikan hak orang lain, seperti tidak membayar hutang, Rasulullah, saw. bersabda: مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ “Menunda membayar hutang bagi yang sudah mampu adalah kezhaliman.” (Hr. Bukhori)
Menciderai janji dan berkhiyanat. Kedua sifat ini adalah sangat tercela dan menjadi tanda bagi orang munafiq. آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ، إذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإذَا وَعَدَ أخْلَفَ، وَإذَا اؤْتُمِنَ خَانَ “Tanda munafiq itu ada tiga: jika berbicara bohong, jika berjanji menyalahi, dan jika dipercaya berkhianat.” (Hr. Bukhori)
Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Demikianlah dua perkara yang mesti diperhatikan di penghujung tahun Hijriyah ini. Jika mungkin ada perkara utama yang masih tertunda, in sya Allah kita siap untuk mengerjakannya. Sebaliknya jika ada dosa yang belum bisa kita tinggalkan, kita berjanji, tidak perlu tahun depan, dari sekarang pun harus sudah kita tinggalkan. Mudah-mudahan pada tahun depan kita masih ada umur, sehingga bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan kita kemarin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االلهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* فَقَالَ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ: -- أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -- ﴿ وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ﴾
وَقَالَ تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لَنَا شُؤُونَنَا كُلَّهَا وَلَا تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ ، لَا إلَهَ اِلَّا أَنْتَ، رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ، اللَّهُمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ!
وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِيْفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!
Komentar
Posting Komentar