Dua Jaminan Perlindungan dari Api Neraka


Dua Jaminan Perlindungan dari Api Neraka 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah              : Jum’at Kedua

Tanggal               : 12 Rabiul Tsani 1445H. / 27 Okt. 2023M.

Tema                  : “Dua Jaminan Perlindungan dari Api Neraka.”

Disiapkan oleh     : K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), [Pembina Kerohanian Islam

                           Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta]

 

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ: ﴿ كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ﴾ [ آل عمران: 185] وَالصَّلَاةُ السَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ لِقَوْلِهِ تَعالى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: 102]

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Di hari Jum’at yang mulia ini, khatib kembali mengingatkan kita semua agar tetap dalam keadaan iman dan taqwa kepada Allah, sebagaimana pesan Allah, Swt.: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali 'Imran: 102)

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Untuk membuktikan bahwa kita beriman dan bertaqwa adalah kita harus berusaha untuk menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Semua itu tidak dilakukan oleh seorang Mukmin, melainkan demi meraih keselamatan di dunia dan akhirat. Allah berfirman: فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ “Barangsiapa dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka dialah yang beruntung (sukses).” (Ali Imran: 185)

 

Dalam khutbah kali ini, khotib hendak menerangkan “Dua Jaminan Perlindungan dari Rasulullah terhadap Api Neraka”. Sebagaimana Rasulullah, saw. bersabda: مَن يَضْمَنُ لِي مَا بيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ  رِجْلَيْهِ، أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ / “Barangsiapa yang menjamin untukku (untuk menjaga) mulutnya dan kemaluannya, maka aku akan menjaminnya (akan masuk) surga.” (Hr. Bukhari)

 

Menurut al-Mau-suu’ah al-Haadiitsiyah yang diasuh oleh Sayyid ‘Alawi bin Abdul Qadir:  “Mulut dan kemaluan adalah ni’mat Allah yang besar untuk manusia. Namun mulut, bisa membawa manusia masuk surga atau sebaliknya bisa membuatnya terseret ke dalam neraka. Begitu juga dengan kemaluan, manusia akan terjaga kehormatan dan keturunannya jika menjaganya. Dan, akan menjerumuskannya ke dalam neraka, jika menyalahgunakannya.”

 

Untuk mendapatkan jaminan surga dari Rasulullah, saw. tersebut, maka setiap muslim harus menjaga mulut dan kemaluannya, sebagai berikut:

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Pertama: Menjaga Mulut

Menjaga mulut, menurut Sayyid Alawi Abdul Qadir as-Segaf, adalah dengan menjauhi apa saja yang dilarang oleh syariat untuk dilakukan dengan mulut kita, seperti: menggunjing, mengadu domba (memprovokasi orang), mencaci dan membuat tuduhan palsu (menyebarkan hoaks) dan berbagai keburukan mulut lainnya. Mulut dijaga dengan berdzikir, bernasehat dalam kebaikan, menganjurkan yang makruf dan melarang yang mungkar serta untuk kebaikan-kebaikan yang lain.

 

Terutama di tahun politik seperti sekarang ini, seorang muslim harus berhati-hati berbicara dan  bijak dalam menggunakan medsos; jangan sampai terlibat dalam fitnah, adu dumba dan penyebaran berita-berita palsu (hoaks), apa lagi bertujuan untuk menjatuhkan saudara sesama muslim. Jika kita bisa menjaga mulut dari hal-hal buruk seperti itu, maka kita juga harus bisa mengendalikan jari-jari kita dari ikut-ikutan men-sharing atau meneruskan berita-berita fitnah dan dusta (hoaks).

 

Maka Imam Syafi’iy, dalam dua bait syairnya mengingatkan:

وَ دِينُكَ مَوْفٌورٌ وعِرْضُكَ صَيِّنٌ

*

إذَا رُمْتَ أنْ تَحْيَا سَلِيمًا مِنَ الْأَذَى

فَكُلُّكَ عَورَاتٌ وَلِلنّاسِ ألْسُنُ

*

لِسَانُكَ لَا تَذكُرْ بِهِ عَورَةَ امْرِئٍ

“Jika kamu ingin hidup selamat dari ucapan orang lain yang menyakitkan, ingin agamamu sempurna dan kehormatanmu terjaga, maka janganlah pernah mulutmu menyebut keburukan orang lain, sebab setiap kamu pasti punya keburukan dan setiap orang juga punya mulut (yang siap menyebut keburukanmu).”

 

Apalagi Rasulullah, saw. telah bersabda: إنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالكَلِمَةِ مِن رِضْوانِ اللَّهِ، لا يُلْقِي لها بالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بها دَرَجاتٍ، / “Sesungguhnya seorang hamba bila berucap satu kata saja yang membuat Allah ridha, meski pun ia tidak menyadarinya, Allah akan mengangkatnya – lantaran ucapannya itu – kepada beberapa derajat.”  Sebaliknya: وإنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالكَلِمَةِ مِن سَخَطِ اللَّهِ، لا يُلْقِي لها بالًا، يَهْوِي بها في جَهَنَّمَ / “Dan sesungguhnya seorang hamba bila berucap satu kata saja yang membuat Allah murka, meski pun ia tidak menyadarinya, Allah akan membuatnya meluncur – lantaran ucapannya itu – ke dalam neraka jahanam.” (Hr. Bukhari)

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Sahabat Mu’adz bin Jabal, ra. bertanya kepada Rasulullah, saw. “Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa gara-gara ucapan kita?”  Nabi bersabda: وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلسِنَتِهِمْ “Tentu saja, wahai Mu’adz.  Tidaklah yang akan membuat manusia terjerembab (didorong dengan paksa masuk) ke dalam neraka melainkan akibat dari ulah bicaranya.” (Hr. Turmudzi).

 

Imam al-Ghazali, berkata: طُوْبَى لِمَنْ أَنْفَقَ الْفَضْلَ مِنْ مَالِهِ ، وَأَمْسَكَ الْفَضْلَ مِنْ قَوْلِهِ / “Beruntunglah orang yang membagikan kelebihan hartanya dan menahan kelebihan bicaranya.” Maka seorang muslim jika punya “lambe turah / kelebihan bicara” lebih baik ditahan, tapi kalau punya kelebihan harta, lebih baik berbagi kepada orang lain.

 

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedua: Menjaga Kemaluan

Menjaga kemaluan, sebagaimana dijelaskan di atas adalah demi menjaga maruah dan kehormatan serta demi menjaga anak keturunan. Untuk itu, Islam mensyariatkan pernikahan dan mengharamkan perzinaan serta penyimpangan prilaku seksual lainnya. Bahkan Islam melarang segala perbuatan yang bisa memicu seseorang berbuat zina, seperti kebiasaan melihat dan menikmati segala yang berbau pornografi.

 

Apalagi kecanduan pornografi membawa banyak keburukan, di antaranya: Rusaknya prefrontal cortex atau otak paling depan, karena penyuka pornografi otak depannya akan kebanjiran hormon dopamine. Ketika bagian otak yang berperan sebagai pusat kepribadian ini rusak maka orang akan sulit membedakan baik dan buruk, sulit mengambil keputusan, kurangnya rasa percaya diri, daya imajinasi dan hapalan melemah, serta kesulitan merencanakan masa depan. Keburukan lainnya adalah penyusutan jaringan otak, mengalami pengecilan dan terjadi kerusakan permanen.

 

Maka Allah, Swt. berfirman:  وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا / “Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya ia adalah perbuatan keji dan seburuk-buruknya jalan.” (al-Isra’: 32) Menurut Syaikh Muhammad Sayyid Thantawi, dalam tafsir al-Wasith, “ini adalah larangan Allah terhadap segala pendahuluan yang bisa mendorong orang berbuat zina.", seperti berdua-duan dengan wanita yang bukan mahramnya.”

 

Begitu juga kebiasaan membaca atau melihat segala bacaan atau tontonan yang berbau pornografi juga termasuk pendahuluan zina, atau perkara yang bisa memicu orang untuk berbuat zina atau perilaku seksual yang menyimpang. Oleh karenanya, semua yang menimbulkan keburukan dan perbuatan keji dilarang oleh agama kita.

 

Allah, Swt. berfirman:قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ /“Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan ( mengharamkan ) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.’” (al-A’raf: 33)

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Dampak buruk perbuatan zina dan berbagai penyimpangan seksual lainnya, tidak hanya akan dirasakan oleh pelakunya saja, bahkan akan menimbulkan keburukan yang mengerikan di tengah masyarakat. Sebagaimana Rasulullah, saw. bersabda: لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إلَّا َفشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالْأوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أسْلَافِهِمْ / “Tidaklah perbuatan keji (zina dan penyimpangan seksual yang lain) muncul di tengah masyarakat yang dilakukan secara terang-terangan kecuali akan merebak di tengah mereka penyakit taun dan penyakit-penyakit yang belum pernah terjadi sebelumnya.”  (Hr. Ibnu Majah)

 

Sebab itulah dua anugerah Allah berupa lisan dan kemaluan itu harus dijaga sebaik-baiknya. Harus digunakan untuk kebaikan dan sesuai dengan kehendak Allah, Swt. Sebab jika tidak, akan membawa petaka bagi pemiliknya bahkan berdampak buruk terhadap masyarakatnya.  

 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ  []

 


 

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االلهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* فَقَالَ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ: -- أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -- ﴿ قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ﴾ [الأعراف: 33] وَقَالَ تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لَنَا شُؤُونَنَا كُلَّهَا وَلَا تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ، لَا إلَهَ اِلَّا أَنْتَ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا، رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ، اللَّهُمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ!

 

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِيْفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ أَقِمِ الصَّلَاةَ!

 

[][][][][]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi