DUA PERILAKU PENGUNDANG LAKNAT DAN AZAB ALLAH

 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah

:

Jum’at Ketiga

Tanggal

:

16 Jumadil Akhir 1445H. / 29 Des. 2023M.

Tema

:

DUA PERILAKU PENGUNDANG LAKNAT DAN AZAB ALLAH

Oleh    

:

K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons),

 

 

[Pembina Kerohanian Islam Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta]

 

 

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ: -- أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -- ﴿ لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُوا يَعْتَدُونَ * كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ ﴾ (المائدة:78-79) وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، كَمَا قالَ تَعَالى مُوَاصِيًا لَنَا بِتَقْوَاهُ: ﴿«يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ» (التوبة: 119)

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Syukur senantiasa kita haturkan ke hadirat Ilahi atas nikmat iman dan Islam. Maka sebagai kaum beriman, kita harus saling berpesan dalam kebaikan dan kesabaran. Terutama Kesabaran dalam ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah, Swt. agar kita memperoleh keberuntungan, karena Allah, Swt. berfirman: إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا “Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa itu mendapatkan keberuntungan.”  (an-Naba’: 31)

Karena keberuntungan di dunia dan akhirat adalah cita-cita bagi setiap mukmin, maka segala perkara yang akan membawa kerugian baik di dunia mau pun di akhirat harus dijauhi. Untuk itu, dalam khutbah kali ini, khotib ingin berbicara tentang, “Dua Perilaku Buruk Pengundang Laknat dan Azab dari Allah, Swt.” Dengan mengetahui dua perilaku tersebut, seorang mukmin akan menjauhinya dan terhindar dari laknat dan azab-Nya.

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Pertama: Mendiamkan Kemungkaran

Sebagai kitab suci yang membawa pelajaran bagi kaum beriman, al-Qur’an menyampaikan sifat-sifat buruk yang pernah dimiliki oleh kaum Bani Isra’il. Di antara sifat buruk yang menyebabkan mereka dikutuk dan dijauhkan dari kebaikan adalah durhaka kepada Allah dan melampaui batas dalam kedurhakaan. Di samping itu, mereka bersikap cuek dan masa bodoh terhadap perbuatan dosa yang dilakukan oleh sebagian mereka. Sama sekali tidak tergerak hati untuk menegur atau pun menasehatinya.

Demikian itu disebutkan dalam firman Allah, Swt.: لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ / “Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil melalui lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ “Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka perbuat.” (al-Maidah: 78-79)

 

Ayat ini, meskipun tentang sifat-sifat buruk yang dimiliki oleh kaum Bani Israil, namun fungsinya adalah peringatan bagi kita, kaum beriman. Artinya, apabila kita sebagai kaum beriman, berperilaku seperti mereka; mendiamkan keburukan dan tidak tergerak untuk mengingatkan pelaku dosa dan perbuatan maksiyat maka Allah akan mendatangkan kutukan-Nya kepada kita.

Sebab, kemungkaran yang didiamkan dan tidak diingkari, kata Syaikh Sa’di, lama kelamaan akan dianggap sebagai kebaikan oleh orang awam. Apalagi jika kemungkaran itu dilakukan oleh seorang pemimpin, yang tidak merasa bersalah dengan perbuatan dosanya, jika tidak ada yang mengingatkan dan mengingkari, maka masyarakat awam akan melihat hal itu sebagai perkara biasa dan lumrah. Padahal itu adalah perbuatan dosa. 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Dari sinilah pentingnya saling menasehati dalam kebaikan dan kebenaran. Sebab mendiamkan keburukan sedangkan kita mampu melakukannya, kata ulama’ adalah laksana setan bisu. Apalgi kunci keselamatn bagi manusia adalah iman, amal sholih dan tawaashaw bil hak wa tawaashaw bish-shobr (saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (Qs. Al-Ashr: 1-3)

Rasulullah, saw. bersabda: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ  / “Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedua: Gemar Menyebarkan Keburukan

Perilaku buruk dan merusak yang kedua, yang diancam azab berat di dunia dan akhirat adalah orang yang suka jika keburukan itu tersebar di kalangan masyarakat muslim. Dengan kata lain, ada tipe orang yang menginginkan jika masyarakat mukmin itu juga terjangkit kerusakan moral dan penyimpangan sosial. Sehingga mereka bersemangat untuk membesar-besarkan dan menyebarluaskan issu-issu keburukan yang dilakukan oleh orang-orang beragama atau tokoh-tokoh agama yang belum tentu kebenarannya.

 

Sebagaimana hal itu pernah terjadi di tengah masyarakat Madinah, di mana orang-orang munafiq bersemangat untuk menyebarluaskan rumor kedekatan Ibunda ‘Aisyah dengan sahabat Shofawan bin Mu’atthol yang kemudian terbukti itu hanyalah haditsul Ifki (berita hoaks) semata-mata. Di mana tujuannya tidak lain agar dakwah Islam terhenti karena issu tersebut. dan agar orang awam berfikir, bahwa istri nabi saja berbuat dosa, apalagi kita sebagai orang awam.

 

Maka al-Qur’an mengingatkan dengan keras terhadap orang-orang yang menginginkan kaum mukmin ikut rusak dan melakukan perbuatan maksiat seperti yang biasa mereka lakukan. Allah, Swt. memberi ancaman kepada mereka: إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ / “Sesungguhnya orang-orang yang suka jika sekiranya perbuatan keji itu tersebar di kalangan orang-orang yang beriman, maka bagi mereka siksaan yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui,” (An-Nur: 19)

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Di tahun politik ini, perkara-perkara seperti di atas rawan terjadi. Sebagai orang beriman kita harus berhati-hati dalam menyebarkan berita. Jaga hati dan juga jaga jari-jari kita, jangan sampai kita ikut-ikutan dan bersemangat untuk menshare berita-berita buruk tentang siapa pun, apalagi dengan disertai perasaan gembira dan puas karena mendapatkan informasi keburukan orang yang tidak kita dukung.

 

Apalagii jika kita bersemangat untuk membagikan berita keburukan seorang tokoh atau ulama’ yang belum jelas kebenarannya, dengan tujuan agar kaum beriman dari kalangan masyarakat awam pun akan meremehkan perbuatan dosa dan dengan mudah melakukannya tanpa rasa bersalah. Demikian itulah sebenarnya yang diinginkan kaum kafir dan munafiq. Allah, Swt. berfirman  وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً ۖ / “Mereka sangat ingin seandainya kamu pun kafir seperti mereka, maka kamu menjadi sama seperti mereka.” (an-Nisa’: 89)

 

Mudah-mudahan kita dijauhkan oleh Allah dari dua perbuatan buruk di atas dan menjadi mukmin yang saling berkasih sayang dengan saling bernasehat dan memperhatikan kebaikan masyarakat, terutama kaum yang beriman.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

 

 

Khutbah Kedua

 

 

الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا * أَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ * اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْن * فَقَالَ تَعَالَى: ﴿ إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ(النور:19). وَقَالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًااَللَّــهُمَّ صَلِّ  عَلَى سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَـبِـيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَــلـٰى أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمْ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا، إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْن، وَصَلَّى اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينْ

عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ * أَقِمِ الصَّلَاةْ! رْ

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi