Dua Cara Mengundang Berkah

 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta


Khutbah : Jum’at Kelima

Tanggal : 7 Rojab 1445H. / 19 Januari 2024M.

Tema : Dua Cara Mengundang Berkah

Oleh    : K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), 

[Pembina Kerohanian Islam Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta]




Khutbah Pertama


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ: ﴿وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ﴾ (الأعراف: 96) وَالصَّلَاةُ السَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَقَالَ تَعالى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: 102]



Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Di hari Jum’at yang mulia ini, Khatib kembali berpesan agar kita semua sebagai kaum muslimin senantiasa bertaqwa kepada Allah dan mempertahankan islam dan iman kita hingga ajal menjemput. Allah, Swt. berfirman: ﴿وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾ “Dan bertaqwalah kamu kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali 'Imran: 200)


Hari ini kita berada di Jum’at pertama di bulan Rajab. Biasanya begitu memasuki bulan Rajab, sebagian kaum muslimin berdoa: (اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ) / “Ya Allah, berkatilah (hidup) kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah (hidup) kami pada bulan Ramadan.” Doa ini, menunjukkan pentingnya berkah, atau kehidupan yang penuh berkah, sehingga para nabi pun memohon berkah dan didoakan keberkatan untuk mereka oleh ummat-nya. Seperti dalam sholawat terdapat doa keberkatan untuk Nabi Muhammad dan keluarganya, juga untuk Nabi Ibrahim dan keluarganya. 


Menurut Ar-Raghib, “berkah itu adalah tetapnya kebaikan Ilahiy di dalam sesuatu.” Dan menurut Muhammad bin Abu Bakar Ar-Raaziy dalam Muhktar as-Shihah, “keberkatan itu adalah kebaikan yang terus bertambah, berkembang, bertahan dan terus ada pada sesuatu.” Maka hidup yang berkah itu adalah apabila hidup ini membawa manfaat dan kebaikan baik untuk diri sendiri dan orang lain, serta membawa manfaat untuk dunia dan akhirat. 


Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Al-Qur’an memberi petunjuk kepada kita bagaimana cara mendapatkan keberkatan. Dan keberkatan itu datangnya hanya dari Allah, karena Allah-lah Pemilik berkah dan yang bersifat Mahaberkah, yakni sumber dari segala kebaikan, فَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ , “Maka Maha berkahlah Allah, Tuhan Penguasa alam semesta.” (Ghafir: 64) 


Lalu Allah, Swt. menerangkan cara menghadirkan keberkatan dari-Nya: ﴿ وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ﴾  / “Dan seandainya penduduk bumi beriman dan bertaqwa, niscaya Kami bukakan untuk mereka berbagai keberkatan dari langit dan bumi.” (al-A’raf: 96) Ayat ini menjelaskan tentang “Dua Jalan untuk Menghadirkan Keberkatan Ilahiyah.” Yakni keberkatan atau segala kebaikan yang akan diturunkan oleh Allah dari langit mau pun yang dikeluarkan-Nya dari bumi, yaitu:


Jalan Pertama: Dengan Beriman

Dengan jelas ayat di atas menyatakan bahwa iman adalah salah satu dari dua jalan untuk mengundang turunnya banyak keberkatan atau kebaikan dan kemanfaatan dari langit dan bumi. Tentu saja iman yang dimaksud adalah iman yang benar (shadiq). Sedangkan Kriteria iman yang benar itu dijelaskan dalam al-Qur’an, seperti di antaranya sebagai berikut:

Iman yang tidak dihinggapi oleh keraguan dan tercampuri oleh kecurigaan, serta dibuktikan dengan berjuang untuk Allah dengan harta bahkan dan jiwa. Allah, Swt. berfirman: إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتابُوا وَجاهَدُوا بِأَمْوالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan bejihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar (dalam imannya).” (al-Hujurat: 15)

Bersabar dalam menghadapi ujian sebagai bukti keimanan. Allah, Swt. berfirman: أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ / “Apalah manusia mengira bahwa dirinya akan dibiarkan begitu saja (oleh Allah) ketika mereka berkata kami telah beriman dan mereka tidak akan diuji?” وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ / “Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahuii siapa orang yang benar (dalam keimanannya) dan siapa orang yang berdusta.” (al-Ankabut: 2-3) 


Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Dua ayat di atas menjadi dasar penilaian kebenaran iman sesorang, yakni bahwa iman yang benar itu berupa keyakinan kokoh, tidak tergoyahkan oleh keraguan dan tidak terkikis oleh ujian. Selain itu, iman yang benar itu membuahkan kebaikan dan keberkatan dalam hidup, baik dalam kehidupan pribadi, rumah tangga atau pun masyarakat. 


Dalam kehidupan pribadi melahirkan ketenangan batin, dalam rumah tangga menimbulkan sakinah (ketentraman rumah tangga) dan dalam masyarakat melahirkan kedamaian dan persatuan.  Allah, Swt. berfirman: هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ ۗ  / “Dialah (Allah) yang menurunkan kedamaian (sakinah) ke dalam hati orang-orang yang beriman, agar semakin bertambah keimanannya bersama keimanan mereka (yang sudah ada).” (al-Fath: 5) 


Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Jalan Kedua: Dengan Bertaqwa

Kalimat taqwa ini sudah sangat kuat melekat di bibir kita, namun dalam sikap nyata masih belum dibuktikan. Karena masih sebatas ada di bibir, belum lahir dari keimanan yang mendalam. Betapa sering bibir kita menasehati orang agar bertaqwa, namun di waktu yang sama bibir kita mengucapkan kata-kata buruk, seperti: umpatan, cacian, fitnah dan ungkapan-ungkapan lainnya yang bertentangan dengan nilai-nilai taqwa. 


Maka taqwa yang dimaksud oleh ayat di atas (al-A’raf: 96), sebagai jalan untuk pengundang keberkatan dari langit dan bumi, tentu saja bukan sekedar pengakuan di bibir tanpa bukti. Namun taqwa itu, seperti yang dinyatakan oleh Syaikh Dr. Yusuf al-Qardawiy adalah: “tidak (sekedar tampilan luar) seperti hanya bergaya darwisy (sebagai ahli ibadah) dengan tasbihnya, bergaya syaikh dengan surbannya dan dengan dongeng-dongeng tanpa dasar. Namun taqwa itu (dibuktikan) dalam amal, agama, dunia, ruh dan materi; dalam perencanaan dan pengorganisasian; dalam pengembangan dan produktifitas, juga dalam profesionalitas dan dalam segala amal kebajikan.” 


Apa yang dikatakan oleh Syaikh Qardawi tersebut adalah menterjemahkan sabda Nabi, saw. dalam kehidupan nyata: اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ / “Bertaqwalah kepada Allah di mana pun dan kapan pun kamu berada, dan ikutkanlah keburukan kepada kebaikan, niscaya ia akan menghapusnya. Dan perlakukanlah manusia (orang lain) dengan perlakuan yang baik.” (Hr. Turmudzi), yakni bertaqwa itu “haitsu maa kunta,”  dalam keadaan apa pun, di tempat dan waktu apa pun; sebagai rakyat, sebagai pejabat, sebagai konglomerat dan sedang menduduki jabatan apa pun, taqwa adalah sifat dan perilaku yang harus diutamakan. 


Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Maka ketaqwaan yang berpengaruh dalam kehidupan dan yang mengundang keberkatan dan kebaikan di dunia dan akhirat adalah ketaqwaan yang lahir dari iman, di mana antara keduanya tidak terpisahkan Sebagaimana Allah berfieman: ﴿ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ﴾ / “Orang-orang yang beriman dan mereka itu bertaqwa (pula) * ﴿ لَهُمُ الْبُشْرَىٰ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ﴾ / “untuk mereka kabar gembira di dunia dan di akhirat, tidak akan berubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah, itulah dia kemenangan yang agung.” (Yunus: 63-64) 


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ  [] 


Khutbah Kedua:


اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االلهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* فَقَالَ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ: -- أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -- ﴿ مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ﴾ [النحل: 97]. وَقَالَ تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لَنَا شُؤُونَنَا كُلَّهَا وَلَا تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ، لَا إلَهَ اِلَّا أَنْتَ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا، رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ، اللَّهُمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ! 


وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.


عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!



[][][][][]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi