Dua Cara Mengundang Rahmat Allah, Swt.

 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta


Khutbah     : Jum’at Kelima

Tanggal : 30 Jumadil Akhir 1445H. / 12 Januari 2024M.

Tema         : Dua Cara Mengundang Rahmat Allah, Swt.

Oleh            : K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), 

[Pembina Kerohanian Islam Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta]




Khutbah Pertama


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ: ﴿كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي ۖ ﴾ (طه: 114 ( وَالصَّلَاةُ السَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَقَالَ تَعالى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: 102]



Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Di hari Jum’at yang mulia ini, Khatib kembali berpesan agar kita semua sebagai kaum muslimin senantiasa bertaqwa kepada Allah dan mempertahankan islam dan iman kita hingga ajal menjemput. Allah, Swt. berfirman: ﴿وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾ “Dan bertaqwalah kamu kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali 'Imran: 200)


Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Masih di suasana tahun baru, tidak ada salahnya apabila kita bermuhasabah, mengevaluasi diri baik pada level pribadi mau pun level masyarakat. Sebagai pribadi, perlu kita renungkan apa yang harus kita perbaiki dari diri kita agar menjadi lebih baik untuk ke depannya; sebagai masyarakat, kontribusi kebaikan apa yang bisa kita berikan untuk kebaikan kita semua. 


Semua pasti sepakat, bahwa tidak ada yang kita inginkan selain dari kedamain dan keamanan, terutama dalam menghadapi hajatan besar negeri ini untuk memilih pemimpin yang tepat untuk kita dan demi masa depan anak keturunan kita. Maka baik pribadi mau pun masyarakat kita bertanggung jawab untuk menentukan pilhan yang tepat secara rasional sambil berusaha menciptakan keamanan dan kedamaian untuk bangsa ini. Maka khutbah kali ini akan berbicara tentang “Dua Perkara untuk Menghadirkan Kedamaian dan Keamanan Bangsa.”


Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedamaian dan keamaman itu berasal dari Allah, maka harus dicari dan diupayakan dari Allah, sebagai sumber keselamatan dan keamanan sejati. Untuk itu, setiap habis sholat kita disunnahkan untuk beristighfar (memohon ampunan Allah) sebanyak tiga kali, bukan semata-mata karena dosa tapi untuk menutupi kekurangan kita dalam ketaatan kita kepada Allah, lalu membaca: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ / Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang bebas dari segala kelemahan, dari-Mu kami memohon keselamatan, sungguh sangat banyak kebaikan-Mu, wahai Tuhan Pemilik keagungan dan kemuliaan.” 


Kedamaian dan keselamatan adalah buah dari rahmat Allah kepada hamba-Nya, dan itu bisa didapatkan dengan berkasih sayang antara sesama makhluq di dunia. Sebagaimana Rasulullah, saw. bersabda: الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ / Orang-orang yang bersifat pengasih kepada sesamanya akan dikasihi oleh Allah yang Maha Pengasih; kasihilah makhluq yang ada di bumi, maka makluq yang ada di langit akan mengasihi kamu.” (Hari Abu Dawud dan Turnmudzi) 


Imam Bukhari meriwayatkan, bahwa ketika Allah mencintai seseorang, Jibril dipanggil dan berfirman: “Wahai Jibril Aku telah mencintai seseorang, maka cintailah dia!” Maka Jibril pun mencintainya dan mengumumkannya kepada seluruh penghuni langit serta meminta mereka untuk mencintainya juga. Maka turunkalah sambutan kepada penduduk bumi (yakni penduduk bumi pun ikut mencintainya.” 


Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Sumbangsih kita kepada masyarakat yang terbaik adalah apabila kita bisa ikut menjadi faktor datangnya rahmat Allah di tengah masyarakat kita, seperti saling berkasih sayang dengan sesama ummat manusia. Dengan begitu Allah akan mencintai kita. Ketika Allah sudah mencintai kita, maka akan menghadirkan ketenangan dan kedamaian dalam hidup. Sebagaimana firman Allah, Swt.: أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ * لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ  “Ingatlah sesungguhnya auliyaa’ullaah (para wali atau para kekasih Allah) itu tidak ada rasa takut atas mereka dan tidak pula mereka berduka cita * mereka adalah orang-orang yang beriman dan mereka bertaqwa * bagi mereka kabar gembira di dalam kehidupan dunia dan di akhirat.” (Yunus: 62-64)


Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedua: Menghindari Murka Allah

Di antara perkara yang menyebabkan murka Allah kepada seorang hamba sehingga hidupnya selalu gelisah dan tidak tenang adalah orang yang tidak bisa menjaga makan dan minumnya, serta apa yang digunakan berasal dari sumber-sumber yang tidak halal. Maka hal inilah yang menghalangi pertolongan Allah, bahkan menjadi penyebab tertolaknya doa. 


Dalam sebuah hadits riwayat Turmudzi, Rasulullah, Saw. bersabda, (yang artinya): يا أيُّها النَّاسُ إنَّ اللَّهَ طيِّبٌ لا يقبلُ إلَّا طيِّبًا ، وإنَّ اللَّهَ أمَرَ الْمُؤمِنِينَ بِمَا أمَرَ بِه المُرْسَلِينَ “Wahai manusia sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik-baik dan Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman seperti apa yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul.” Kemudian Rasulullah, saw. membaca firman Allah, Swt.: (يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا) “Wahai para Rasul, makanlah dari (makanan) yang baik-baik dan beramal-sholihlah!” 


Kemudian Rasulullah, saw. menyebut tentang seorang laki-laki yang mengadakan perjalanan jauh; rambutnya acak-acakan dan menengadahkan tangannya ke langit dan berdoa: “Wahai Tuhan! Wahai Tuhan!” Namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makanan pun yang haram, maka bagaimana dia akan dikabulkan doa-nya?”


Hadits tersebut dengan jelas menerangkan bahwa makanan, minuman dan penggunaan barang-barang yang tidak halal akan membuat doa kita tidak diijabah, permintaan tolong kita tidak dijawab oleh Allah. Bahkan bisa mendatangkan keburukan-keburukan yang lain; dari ketidakharmonisan rumah tangga hingga kekisruhan masyarakat. Maka Allah, Swt. berfirman: كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي ۖ وَمَن يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَىٰ “Makanlah yang baik-baik dari apa yang kami anugerahkan kepada-mu dan janganlah kamu berlebih-lebihan, maka murka-Ku akan menimpa-mu. Dan barangsiapa yang ditimpa murka-Ku maka sungguh dia akan celaka.” (Thaha: 81) 


Menurut Syaikh Abdur Rahman As-Sa’diy, maksud firman Allah di atas, yaitu “jangan kamu berlebih-lebihan dalam menggunakan rizqi Allah untuk bermaksiat kepada-Nya. Maka demikian itu akan membuat Allah murka dan menimpakan azab-Nya kepada pelakunya.


Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Maka sebagai pribadi dan masyarakat, kontribusi kita untuk membangun kedamaian dan ketentraman, agar rahmat Allah turun kepada kita, adalah dengan berusaha menghindari makan, minum atau apa saja barang yang berasal dari sumber yang haram; seperti uang suap atau yang biasa bergentayangan menjelang pemilu, yang biasa disebut sebagai money politik. Maka marilah kita membangun masyarakat dengan tulus dan menghindarkan diri dari praktek-praktek kotor agar kita hidup dalam sebuah negara yang bersifat “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.” (Negara yang baik, sejahtera dan aman di bawah lindungan Tuhan yang Maha Pengampun).


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ  [] 



Khutbah Kedua:


اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االلهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* فَقَالَ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ: -- أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -- ﴿ مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ﴾ [النحل: 97]. وَقَالَ تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لَنَا شُؤُونَنَا كُلَّهَا وَلَا تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ، لَا إلَهَ اِلَّا أَنْتَ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا، رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ، اللَّهُمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ! 


وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.


عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!


[][][][][]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi