Dua Kriteria Pemimpin yang Dirindukan

 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta


Khutbah : Jum’at Ketiga

Tanggal : 6 Sya’ban 1445H. / 15 Februari 2024M.

Tema : “Dua Kriteria Pemimpin yang Dirindukan”

Oleh    : K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), 

[Pembina Kerohanian Islam Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta]


Khutbah Pertama


اَلْحَمْدُ لِلهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ: -- أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -- ﴿أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِن دُونِ اللَّهِ وَلَا رَسُولِهِ وَلَا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ﴾ (التوبة: 16) وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، كَمَا قالَ تَعَالى مُوَاصِيًا لَنَا بِتَقْوَاهُ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ (آل عمران : 102)


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Dari atas mimbar Jum’at ini, Khatib berpesan kepada seluruh Jamaah agar kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya, sebagaimana Allah juga berpesan demikian dengan firman-Nya: 

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu mati kecuali mati sebagai muslim.” (Ali Imran: 102)


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Alhamdulillah, di awal bulan Sya’ban ini kita telah merampungkan gawe besar bangsa kita, yakni melaksanakan PEMILU. Apa pun hasilnya, kita telah berikhtiyar untuk memilih pemimpin yang terbaik. Tinggal menunggu keputusan resmi dari KPU, siapa yang ditaqdirkan oleh Allah untuk memimpin kita, minimal untuk lima tahun ke depan.


Kita harus bersabar menunggu pengumuman itu, sambil mempersiapkan diri menyambut kedatangan bulan Ramadan 1445H. dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban. Karena, menurut Ibunda ‘Aisyah, ra. “bahwa selain berpuasa wajib di bulan Ramadan,  Rasulullah, saw. memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban.”  (Hr. Bukhari - Muslim) Dan kita tahu, bahwa puasa itu tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja, melainkan harus disempurnakan dengan menahan ucapan yang tidak baik dan perilaku yang tidak pantas agar keadaan masyarakat kita tenteram dan ketika memasuki bulan Ramadan, kita dalam keadaan lapang dada dan bersih jiwa.


Sambil menunggu penguman resmi, kita juga harus tetap berdoa: اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُنَا / “Ya Allah! Janganlah Engkau jadikan untuk kami, gara-gara kesalahan kami, seorang pemimpin yang tidak takut kepada-Mu dan tidak berbelaskasihan kepada kami.” Maka dari doa ini, Khatib ingin menerangkan tentang “Dua Kriteria Pemimpin yang Dirindukan.”


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Pertama: Pemimpin yang dirindukan, Punya Sifat Takut Kepada Allah

Pemimpin yang selalu takut kepada Allah adalah dambaan rakyat. Sebab, jika seorang pemimpin tidak punya rasa takut kepada Allah, akan mudah menyia-nyiakan amanat rakyat. Maka Allah mengingatkan: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ / “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya dan (jangan pula) mengkhianati amanat-amanat (yang dipercayakan) kepadamu, sedangkan kamu mengetahui (bahwa amanat itu wajib ditunaikan).” (al-Anfal: 27)


Doa ini selalu dibaca oleh Rasulullah, saw. terutama ketika selesai dari suatu majlis, bahkan sebelumnya didahului dengan doa: اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ / “Ya Allah anugerahkanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu, hal yang bisa mencegah kami dari bermaksiat kepada-Mu.”  Ini menunjukkan bahwa dengan memiliki rasa takut kepada Allah akan membuat orang atau pemimpin kita berhati-hati untuk melakukan kemaksiatan. Dan di antara kemaksiatan pemimpin terhadap Allah adalah tidak menjaga amanat dan berbuat zalim terhadap rakyatnya. 


Dalam sejarah Islam, terkenal keadilan Umar bin Khattab, ra. terhadap rakyatnya, karena rasa takutnya kepada Allah. Beliau tidak bisa tidur nyenyak, memikirkan apakah rakyatnya sudah bisa makan atau masih ada yang kelaparan. Bukan manusia saja yang beliau pikirkan, bahkan binatang pun ikut beliau pikirkan. Sehingga beliau pernah mengatakan: “Seandainya seekor keledai kakinya terperosok di jalan kota Baghdad karena rusak, aku sangat takut hal itu akan ditanyakan oleh Allah kepadaku, “mengapa kamu tidak meratakan jalan itu?” 


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Pemimpin yang takut kepada Allah akan berusaha menjaga amanat dan bersikap adil. Karena keadilan itulah, Umar bin Khattab, ra. pernah dipuji oleh tamunya, salah satu Raja Persia yang bernama Harmuzan, ketika datang ke kediamannya, menjumpai Khalifah Umar, ra. sedang tidur di bawah pohon kurma tanpa pengawalan. Seketika itu dia berkata: “Kamu memimpin dengan adil, pantas kamu merasa aman dan bisa tidur dengan tenang, wahai Umar.”


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Kedua: Punya Sifat Sayang Kepada Rakyatnya

Pemimpin yang buruk adalah pemimpin yang dibenci oleh rakyatnya. Maka seorang pemimpin harus memperhatikan kepentingan rakyat bukan berorientasi kepada kepentingan diri sendiri dan keluarganya semata-mata; tidak hanya berfikir untuk melanggengkan kekuasaan dengan segala cara atau menumpuk kekayaan. Karena pemimpin sedemikian itu pasti akan dibenci oleh rakyatnya.


Kasih sayang seorang pemimpin kepada rakyatnya telah dicontohkan oleh Rasulullah, saw. bahkan dalam hal-hal yang kecil. Sebagaimana Rasulullah, saw. mengurungkan niatnya untuk mewajibkan bersiwak kepada ummatnya setiap hendak sholat karena dikhawatirkan itu akan memberatkan mereka. Beliau bersabda:   لَوْلَا أنْ أشُقَّ علَى أُمَّتي أوْ علَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بالسِّوَاكِ مع كُلِّ صَلَاةٍ / “Seandainya saya tidak takut akan memberatkan ummatku atau manusia, niscaya saya akan memerintahkan mereka agar bersiwak setiap kali mereka hendak sholat.” (Hr. Bukhari)


Dan kasih sayang Rasulullah, saw. kepada ummatnya telah dipuji oleh Allah, Swt.: لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ / “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu'min.” (At-Taubah: 128) 


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Pemimpin yang menyayangi rakyatnya selalu memikirkan kebaikan dan kemaslahatan rakyatnya. Pemimpin yang menyayangi rakyatnya, tidak akan membuat kebijakan dan peraturan sewenang-wenang. Jika memutuskan suatu urusan menyangkut rakyat, maka kepentingan rakyatlah yang diutamakan bukan untuk kepentingan segelintir orang atau golongannya saja. Sifat pemimpin seperti inilah yang pasti akan dicintai oleh rakyatnya. Maka kita berdoa, mudah-mudahan Allah berkenan memberikan pemimpin untuk bangsa ini, pemimpin yang punya dua kriteria seperti yang telah diterangkan di atas. Aaamiin, aamiin ya Rabbal ‘aalamiin!

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.


2. Khutbah Kedua


الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا  *أَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ * اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْن * فَقَالَ تَعَالَى مُعَلِّمًا لَنَا دُعَاءَهُ: ﴿وَقُل رَّبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَل لِّي مِن لَّدُنكَ سُلْطَانًا نَّصِيرًا﴾[ الإسراء: 80] وَقَالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ * اَللَّــهُمَّ صَلِّ  عَلَى سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَـبِـيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَــلـٰى أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمْ * 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا، إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ*

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْن، وَصَلَّى اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينْ * 

عِبَادَ اللهِ !إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ  * أَقِمِ الصَّلَاةْ! رْ



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi