Dua Pesan Penting dari Peristiwa Isra’-Mi’raj

 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta


Khutbah : Jum’at Ketiga

Tanggal : 21 Rajab 1445H. / 2 Februari 2024M.

Tema : Dua Pesan Penting dari Peristiwa Isra’-Mi’raj

Oleh    : K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), 

[Pembina Kerohanian Islam Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta]


Khutbah Pertama


اَلْحَمْدُ لِلهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ: -- أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -- ﴿سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى اَلَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ﴾. ﴾ (الإسراء: 1) وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، كَمَا قالَ تَعَالى مُوَاصِيًا لَنَا بِتَقْوَاهُ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ (آل عمران : 102)


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Di hari Jumat dan di bulan Rajab ini, Khatib tetap berpesan kepada kita semua agar senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya, supaya kita beruntung di dunia dan akhirat. Apalagi dalam beberapa hari ke depan, kita sebagai bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pemilu, sebagai ikhtiyar untuk memilih pemimpin yang terbaik untuk bangsa ini. 

Kita berharap PEMILU nanti berlangsung dengan aman, jujur dan adil sehingga kita dapat menghasilkan pilihan yang tepat. Maka bertepatan dengan bulan Rajab ini, di mana peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi di dalamnya, maka Khatib ingin menyampaikan “Dua Pesan Penting dari Peristiwa Isra’ Mi’raj.”

Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

PESAN PERTAMA: PESAN UNTUK PERSATUAN MANUSIA SEJAGAT

Di antara kejadian yang dialami Nabi Muhammad, saw. dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu adalah bahwa beliau dipertemukan dengan para Ambiya’ dan Rasul-rasul mulia. Bermula dari langit pertama, beliau bertemu dan disambut oleh Nabi Adam, sebagai nenek moyang manusia, hingga bertemu Nabi Musa, AS. di langit ke enam dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Lalu ketika kembali lagi ke bumi, mampir lagi ke Masjid al-Aqsa. Nabi Muhammad, Saw. dipertemukan kembali dengan nabi-nabi dan rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah di muka bumi dan beliau didaulat untuk menjadi imam sholat bagi mereka. 


Dari peristiwa ini menunjukkan bahwa kerasulan Nabi Muhammad, saw.  adalah kelanjutan dari misi kerasulan para nabi dan rasul sebelumnya. Bahwa seluruh manusia sejak Nabi Adam hingga manusia modern dengan Muhammad sebagai Rasul dan Nabi-nya adalah bersaudara dan satu agama. Karena seluruh manusia adalah satu keturunan karena berasal dari anak cucu Nabi Adam dan diciptakan oleh Tuhan yang sama. Oleh sebab itu,  jika manusia mengikuti nabi mereka masing-masing sesuai dengan zamannya maka keyakinan dan agamanya juga pasti sama. Yaitu sama-sama sebagai penyembah Allah, Tuhan yang Maha Esa. Sebagaimana Rasulullah, saw. bersabda: أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَالأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ"  /Akulah manusia yang paling dekat kepada Isa bin Maryam di dunia dan di akhirat, dan para nabi itu bersaudara karena bapaknya sama (yakni, Adam) meski pun ibunya berbeda-beda, dan agamanya juga satu.” (Hr. Bukhari)


Peran dan fungsi Nabi kita bagi agama dan risalah para Nabi adalah sebagai penutup dan penyempurnanya. Maka beliau bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya perumpamaan diriku dan para nabi-nabi sebelumku adalah seperti seseorang yang membangun sebuah rumah, dia sudah membuatnya begitu bagus dan indah namun masih ada satu batu di sudutnya yang masih belum tertutup. Maka ketika orang-orang mengelilingi rumah itu, mereka terpesona namun ketika melihat bagian yang masih kurang itu mereka berkata: “seadainya saja satu batu itu ditutup.” 

Maka bersabda (Nabi): " فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ " “Akulah satu batu yang kurang itu, dan Akulah penutup para Nabi.” [Hr. Bukhari dari Abu Hurairah]


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Pertemuan Nabi kita dengan para Nabi dan Rasul di langit dan kemudian mereka menjadikan beliau sebagai imam sholat di Masjidil Aqsa, adalah sebagai seruan yang kuat kepada seluruh manusia untuk menjalin persatuan dan kedamain bersama. Sebab peristiwa itu mengisyaratkan bahwa, selagi Tuhan kalian adalah Sama, yaitu Allah; bapak kalian juga sama, yaitu Adam, asal usul agama kalian juga sama, yaitu Islam dengan tunduk dan patuh hanya kepada Allah dan bahkan nabi-nabi yang pernah diutus ke dunia yang kalian ikuti juga mengajarkan ajaran yang sama dan mereka sepakat menjadikan Nabi Muhammad sebagai imam (pemimpin) sholat, maka hendaklah kalian yang mengaku mengikuti nabi ini atau nabi itu bisa bersatu dan berdamai satu dengan yang lainnya. Demikian itulah pesan kuat dari peristiwa tersebut yang harus kita jalankan. 


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

PESAN KEDUA: PESAN UNTUK MENJALANKAN SARANA PENGHUBUNG PALING UTAMA ANTARA MANUSIA DENGAN TUHANNYA

Dari peristiwa isra’ dan mi’raj, perkara yang dianggap paling penting adalah diterimanya perintah sholat lima waktu langsung dari Allah ketika Nabi Muhammad, swa. berada di Sidratil Muntaha. Kata Imam Ibnu Katsir, “ini menunjukkan keistimewaan dan kemuliaan perintah sholat dibanding dengan perintah-perintah ibadah lainnya. Semula kewajiban sholat ditetapkan sebanyak 50 waktu sehari semalam, namun atas saran Nabi Musa, As., demi meringankan ummatnya Rasulullah, Saw. beberapa kali menghadap Allah untuk memohon pengurangan. Maka jadilah kewajiban sholat itu menjadi 5 waktu saja, namun dengan pahala setara 50 waktu. 


Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini: bahwa sholat adalah kewajiban yang paling utama dan istimewa. Sebab, sholat adalah sarana penghubung paling utama antara manusia dengan Tuhannya. Oleh karena itu, khusus untuk kewajiban sholat diterima oleh Nabi langsung dari Allah dan dibawanya turun ke bumi sebagai oleh-oleh dan tanda cinta bagi ummatnya. Jika Rasulullah, saw. dimi’rajkan (dinaikkan) ke langit untuk bertemu Allah dan menerima langsung kewajiban sholat, maka ummatnya bisa langsung menghadap Allah dengan menjalankan sholat. Maka sholat disebut sebagai mi’rajul mukmin, sebagai kendaraan spiritual untuk menaikkan seorang mukmin bertemu Tuhannya. 


Dengan sholat, seorang hamba bisa berjumpa dengan Allah kapan saja dia mau, tanpa sekat dan tanpa perantara. Oleh sebab itu, demi memohon keringanan untuk pelaksanaan waktu sholat, Rasulullah, saw. tidak segan untuk berulang kali menghadap Allah. Dan itu mengajarkan kepada ummatnya agar tidak perlu segan untuk berulang kali menghadap Allah melalui sholat untuk mengadukan keperluannya. Bahkan Allah murka jika hamba-Nya tidak mau meminta-Nya, sebagaimana Rasulullah, saw. bersabda: “مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ“ / “Barangsiapa yang tidak mau meminta kepada Allah, Dia akan murka.”


Jama’ah Jum’at yang berbahagia

Maka peristiwa Isra’ mi’raj itu tidak hanya sebagai mukjizat yang membuktikan kebenaran Nabi Muhammad, saw. dan kebenaran Islam, namun juga harus kita jadikan sebagai panduan hidup kita untuk bergaul dengan sesama manusia, beribadah kepada Allah dan beramal untuk kebaikan dunia dan akhirat. Maka dalam rangka menghadirkan kedamainan dan keselamatan bangsa, marilah kita menjadikan dua pesan penting dari peristiwa isra’-mi’raj tersebut sebagai saranannya, yaitu: 

Membangun keharmonian dengan sesama anak bangsa (hablum minannaas) dengan menjaga persatuan 

menguatkan hubungan kita dengan Allah (hablum minallaah) dengan menjalankan sholat dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknyanya. 

Mudah-mudahan Allah merahmati kita dan memudahkan kita untuk mengikuti jalan kebenaran dan kebahagiaan.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.


2. Khutbah Kedua


الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا * أَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ * اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْن * فَقَالَ تَعَالَى: ﴿ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ﴾[ الرعد: 28] * وَقَالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ *اَللَّــهُمَّ صَلِّ  عَلَى سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَـبِـيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَــلـٰى أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمْ * 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا، إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ*

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْن، وَصَلَّى اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينْ * 

عِبَادَ اللهِ !إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ * أَقِمِ الصَّلَاةْ! رْ


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi