DUA IBADAH PEMBAWA SYAFAAT

 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah

:

Jum’at Kedua

Tanggal

:

12 Ramadan 1445H. / 15 Maret 2024M.

Tema

:

“DUA IBADAH PEMBAWA SYAFAAT”

Oleh    

:

K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), CWC.

 

 

[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai Timur]

 

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ:(أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ) ﴿شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ﴾[ البقرة: 185] وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، فَقالَ تَعالى مُوَاصِيًا لَنَا بِتَقْوَاهُ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Di hari yang penuh berkah ini, khatib kembali berpesan, agar kita semua bertaqwa kepada Allah, dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya, agar kita semua meraih keberuntungan di dunia mau pun di akhirat. Allah, Swt. berfirman: وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Al-Baqarah: 189)

 

Alhamdulillah, kita masih berada di bulan Ramadan sebagai bulan puasa dan bulan turunnya permulaan al-Qur’an; sebagaimana yang dinyatakan dalam firman Allah, Swt.: شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ Bulan Ramadan adalah bukan di mana al-Qur’an diturunkan.” (al-Baqarah: 185] Maka bulan Ramadan tidak bisa dipisahkan dari al-Qur’an. Bahkan di hari Kiamat nanti, al-Qur’an dan puasa akan bersama untuk memberi syafaat kepada ahlinya. Sebagaimana sabda Nabi, saw.: ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، / “Puasa dan al-Qur’an akan memberi syafaat kepada hamba pada hari Kiamat.” (Hr. Ahmad)

 

Namun, syafaat puasa dan al-Qur’an tentu saja tidak sembarang bisa didapat, sebelum memenuhi sifat sebagai ahli puasa dan ahli al-Qur’an. Maka dalam khutbah kali ini, akan dibicarakan tentang “Dua Ibadah Pembawa Syafaat – yakni puasa dan al-Qur’an -- dan Sifat Hamba yang Layak Mendapatkannya.”

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Ketika al-Qur’an dan puasa akan memberi syafaat kepada seorang hamba di akhirat kelak, masing-masing punya alasan:  

Pertama: Alasan puasa memberi syafaat

يَقُولُ الصِّيَامُ : أَيْ رَبِّ إِنِّي مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ / “Puasa berkata: ‘Wahai Tuhanku, sungguh aku telah mencegahnya dari makan dan pelampiasan syahwatnya di siang hari, maka perkenankanlah aku memberinya syafaat.” Maka diperkenankanlah ia untuk memberi syafaat.

 

Dari sini jelas, bahwa puasa itu tidak akan memberi syafaat kepada pelakunya jika tidak dilakukan dengan sebenar-benarnya; benar-benar tidak makan, tidak minum serta tidak melampiaskan syahwatnya di siang hari. Maka dia patuh menjalankan segala yang wajib untuk dikerjakan dan patuh untuk meninggalkan segala yang tidak boleh dilakukan di siang hari lantaran dia sedang mengerjakan puasa. Dan hal itu dilakukannya, semata-mata karena Allah. Maka sifat orang yang sungguh-sungguh berpuasa, tidak hanya meninggalkan makan dan minum serta syahwatnya secara lahir saja, bahkan segala keburukan batin dibersihkan dan keburukan ucapan pun dijauhkan. Semua itu dilakukannya dengan sabar, karena itu puasa disebut sebagai ibadah kesabaran.

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Sebagaimana puasa disebut ash-shiyaam, maka artinya adalah al-imsak, pengendalian dan kesabaran. Maka tidaklah ada artinya puasa seseorang jika tidak mampu mengendalikan ucapan, emosi dan syahwatnya. Maka Rasulullah, saw. mengingatkan: مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ بِأنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ / “Barangsiapa – ketika sedang puasa – tidak bisa meninggalkan berkata bohong dan berperilaku dusta, maka tidaklah perlu dia bersusah-susah meninggalkan makan dan minumnya karena Allah tidak membutuhkannya.” [Hr. Bukhari]

 

Puasa yang dilakukan dengan benar dan yang akan menjadi syafaat bagi pelakunya adalah puasa yang menjadi sarana tarbiyyah, pendidikan jiwa dan penyuciannya. Maka ketika bulan Ramadan berlalu, pelakunya mendapatkan pengampunan dari Allah dan لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ / “agar kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa.” (al-Baqrah: 183) Dan pribadi yang bertaqwa itu adalah pribadi yang tetap menjaga rasa takutnya kepada Allah, menjaga ibadah dan kebaikannya, meski pun di luar bulan Ramadan.

 

Kedua: Alasan al-Qur’an memberi syafaat

يَقُولُ الْقُرْآنُ: رَبِّ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ يَقُولُ الْقُرْآنُ فَشَفِّعْنِي فِيهِ / “Berkata al-Qur’an, ‘wahai Tuhanku, aku telah mencegah tidurnya di malam hari, (karena membacaku) maka perkenankanlah aku memberinya syafaat.” Maka diperkenankanlah ia untuk memberi syafaat.

 

Untuk mendapatkan syafaat al-Qur’an, seorang muslim harus selalu dekat dengan al-Qur’an, minimal untuk rajin membacanya, terutama di malam-malam bulan Ramadan. Dari rajin membaca kemudian memahami dan mengamalkannya akan menjadi shahibul qur’an, orang yang selalu dekat dengan al-Qur’an. Inilah yang akan mendapatkan syafaatnya, seperti sabda Nabi, saw.: اِقْرَؤُوا الْقُرْآنَ ، فَإنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأصْحَابْهِ / “Bacalah al-Qur’an, sebab di hari Kiamat nanti ia akan datang untuk memberi syafaat kepada para sahabatnya.”  [Hr. Muslim]

 

Sahabat al-Qur’an juga disebut sebagai keluarga (ahli) al-Qur’an atau ahlullaah (Keluarga Allah), sebagaimana sabda Rasulullah, saw.: إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ  / “Sesungguhnya Allah punya ahli (keluarga) dari kalangan manusia.” Sahabat bertanya, “siapakah ahlinya Allah itu, ya Rasulullah?” Nabi bersabda: “Mereka adalah ahli al-Qur’an, merekalah ahli Allah dan manusia pilihan-Nya.” [Hr. Ibnu Majah]. Menurut Syaikh Munawi, ahli qur’an itu adalah para pengamal al-Qur’an, mereka adalah para kekasih Allah yang dipilih-Nya di antara manusia lainnya.” Sehingga, menjadi ahli al-Qur’an itu bukan hanya sekedar pintar baca dan hapal al-Qur’an melainkan juga menjalankan perintahnya dan meninggalkan larangannya serta berakhlaq al-Qur’an. 

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Dr. Yusuf al-Qordhawi sangat menyayangkan dengan sikap ummat Islam hari ini terhadap al-Qur’an. Beliau berkata: “Keadaan paling buruk yang menimpa ummat hari ini adalah – di mana “agama menjadi bahan candaan, sedangkan candaan menjadi agama, atau tontonan menjadi tuntunan sedangkan tuntunan menjadi tontonan.” Kita gemar menghiasi dinding-dinding rumah kita dengan ayat-ayat al-Qur’an, namun tidak gemar menghiasa perbuatan kita dengan akhlaq al-Qur’an. Menjadikan al-Qur’an hanya dibacakan untuk orang-orang yang sudah mati, namun tidak menjadikan sebagai bacaan dan tuntunan bagi orang yang hidup.”

 

Tentu saja sikap seperti ini bukanlah sikapnya ahli al-Qur’an yang berhak mendapatkan syafaatnya di hari Kiamat. Mudah-mudahan, di bulan Ramadan ini kita benar-benar menjadi ahli shiyam dan ahli al-Qur’an yang mendapatkan syafaat keduanya di akhirat kelak. Aaami ya Rabbal ‘aalamiin!

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.


Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االله فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* فَقَالَ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ):﴿كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ﴾[ص: 29]

 

وَقَالَ تَعاَلَى: (إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا) اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ:

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ، رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ، اللَّهُمَّ أعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اللَّهُمَ حَبَّبْ إِلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أهْلِكَ وَخَآصَّتِكَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينْ!  

 

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِيْفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi