DUA IBADAH PEMBAWA SYAFAAT

 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah

:

Jum’at Ketiga

Tanggal   

:

18 Ramadan 1445H. / 29 Maret 2024M.

Tema

:

“DUA IBADAH PEMBAWA SYAFAAT”

Oleh   

:

K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), CWC.

 

 

[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai Timur]

 

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ:(أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ) ﴿خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ﴾]  التوبة: 103] وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، فَقالَ تَعالى مُوَاصِيًا لَنَا بِتَقْوَاهُ: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Di hari yang penuh berkah ini, khatib kembali berpesan, agar kita semua bertaqwa kepada Allah, dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya, agar kita semua meraih keberuntungan di dunia mau pun di akhirat. Allah, Swt. berfirman: وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Al-Baqarah: 189)

 

Alhamdulillah, kita sekarang berada di pertengahan bulan suci Ramadan, sebagai bulan tarbiyyah atau bulan tazkiyyah, yaitu bulan pembersihan terhadap dosa-dosa dan kesalahan setahun yang lalu. Seperti yang dinyatakan dalam sabda Rasulullah, saw.: الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ  / “Antara shalāt lima waktu, antara jum’at satu dengan jumat berikutnya, antara Ramadhān satu dan Ramadhān berikutnya akan menghapuskan dosa-dosa di antara waktu-waktu itu, selama dosa-dosa besar dijauhinya.” (Hr. Muslim)

 

Selain pembersihan diri dengan sarana sholat dan puasa, Allah juga menyediakan sarana pembersihan diri dengan menggunakan harta yang disebut zakat. Dalam Islam zakat itu merupakan salah satu dari lima rukun Islam, maka hukumnya wajib. Dalam khutbah kali ini, akan dibicarakan tentang “Dua Bentuk Zakat yang Wajib Ditunaikan oleh Kaum Muslimin.”

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Zakat berasal dari kata zakaa - yazkuu - zakaatan atau zakaa’an, yang berarti bersih dan berkembang. Maka dengan berzakat diharapkan akan bisa membersihkan harta atau jiwa pelaksananya. Tentang kegunaan zakat untuk pembersihan harta sekaligus jiwa, Allah berfirman: خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا / “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka…” [Taubah: 103]. Menurut as-Sa’diy, makna “tuzakki bi-ha” adalah bahwa dengan berzakat akan membersihkan jiwa manusia dari sifat-sifat tercela dan sekaligus menjadikan hartanya semakin berkembang. Maka Nabi, Saw. bersabda: مَا نَقَصَ مَالُ عَبدٍ مِن صَدَقَةٍ / “Tidak akan berkurang harta seorang hamba, karena disedekahkan atau dizakati.” (Hr. Muslim)

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Ada dua jenis zakat yang wajib ditunaikan oleh seorang muslim, dengan ketentuannya masing-masing:

Pertama: Zakat Badan atau yang dikenal sebagai zakat fitrah.

Zakat fitrah disebut sebagai zakat badan, karena arti fitrah adalah khalqah (ciptaan, badan atau perorangan), Maka zakat ia merupakan kewajiban untuk setiap pribadi muslim yang hidup pada bulan Ramadan; dari bayi yang baru lahir hingga orang tua, baik laki-laki atau pun perempuan. Zakat ini bisa berupa makanan pokok bagi penduduk muslim setempat, seperti beras dengan kadar seberat dua setengah kilogram. Bisa juga digantikan dengan  dengan uang seharga beras tersebut. Kewajiban ini berlaku bagi setiap individu muslim yang punya bahan makanan pokok atau uang yang lebih dari kebutuhannya pada hari itu.

 

Disebut zakat fitrah juga karena terkait dengan kewajiban untuk ditunaikan sebelum ifthaar, yakni sebelum berakhir bulan Ramadan sebagai fitrah atau penyucian jiwa untuk orang yang berpuasa dan makanan untuk orang miskin. Rasulullah, saw. bersabda: فَرَضَ رَسُولُ اللهِ َصدَقَةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ والرَّفَثِ ، طُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ ، فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ ؛ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ ؛ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَةِ / “Rasulullah mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari kesia-siaan dan bicara kotor, (serta) sebagai makanan untuk orang-orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum sholat (iedul fitri) maka ia menjadi zakat yang diterima, namun jika ditunaikannya setelah sholat (iedul fitri) maka ia menjadi shodaqah biasa.” (Hr. Abu Dawud)

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedua: Zakat Harta benda atau zakat mal.

Selama ini, zakat yang popular di kalangan masyarakat muslim adalah zakat fitrah, seperti yang telah dijelaskan di atas. Padahal masih ada satu lagi zakat yang wajib ditunaikan, yaitu zakat maal. Jika zakat fitrah pelaksanaannya hanya di bulan Ramadan, maka zakat mal tidak terkait dengan bulan dan waktu tertentu. Zakat mal bisa ditunaikan kapan saja asalkan telah sesuai dengan syarat dan ketentuannya menurut syariat.

 

Kedua-duanya adalah kewajiban setiap muslim dan merupakan salah satu dari rukun Islam. Maka setiap muslim yang hartanya telah mencapai nisab, atau kadar minimum harta yang wajib dizakati, yaitu senilai 85 g. emas dan sudah haul, yakni sudah dimilikinya selama satu tahun, atau 12 bulan Qamariyah / tahun Hijriyah, wajib mengeluarkan sebagian dari hartanya.

 

Karena zakat merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam, maka harus ada pengelola-nya yang amanah (terpercaya) dan profesional, yaitu yang disebut sebagai amil zakat. Lembaga Amil Zakat inilah yang bertanggungjawab untuk men-tasharrufkan (mendistribusikan dan membagikan) harta zakat tersebut kepada delapan asnaf (golongan yang berhak menerima zakat), sebagaimana yang disebutkan dalam surat at-Taubah ayat 60.

 

Ada pun yang yang termasuk harta yang dikenakan zakat mal adalah kekayaan berupa: uang, emas, surat berharga, penghasilan profesi, aset perdagangan, hasil pertanian dan peternakan, hasil barang tambang atau hasil laut, hasil sewa aset dan lain sebagainya.

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedudukan zakat dalam Islam sama dengan kedudukan rukun-rukun Islam yang lain, artinya jika ia ditinggalkan dengan sengaja, maka sama dengan menghancurkan Islam. Oleh sebab itu, orang yang sudah wajib berzakat, namun tidak menunaikannya, maka ancamannya sangat berat. Sebagaimana sabda Rasulullah, saw.: مَن آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ له مَالُهُ يَومَ القِيَامَةِ شُجَاعًا أقْرَعَ له زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَومَ القِيَامَةِ، ثُمَّ يَأْخُذُ بلِهْزِمَتَيْهِ ثُمَّ يقولُ أنَا مَالُكَ أنَا كَنْزُكَ / Barangsiapa yang Allah berikan harta kepadanya, lalu tidak ditunaikan zakatnya, akan dijelmakan untuknya pada hari Kiamat kelak, seekor ular besar yang punya dua tanda hitam di dahinya, kemudian dia akan menggigitnya dengan dua taringya, sambil mengatakan, “Aku adalah hartamu, aku adalah harta simpananmu.” (Hr. Bukhari)

 

Allah Swt. juga memperingatkan: وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ / “Sekali- kali janganlah orang- orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.” (Qs. Ali Imran: 180) Naudzu billahi min dzaalik.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االله فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* فَقَالَ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ﴿وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى * الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ﴾[ الضحى: 17-18]

 

وَقَالَ تَعاَلَى: (إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا) اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ:

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ، رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ، اللَّهُمَّ أعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اللَّهمَّ آتِ نفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أنْتَ خَيرُ مَن زَكَّاهَا، أنْتَ وَلِيُّهَا ومَوْلَاهَا، اللهمَّ إني أعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ  لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، ومن دعوةٍ  لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينْ!  

 

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِيْفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

 

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi