DUA URGENSI RAHMAT ALLAH

 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah

:

Jum’at Kedua

Tanggal   

:

17 Syawal 1445H. / 26 April 2024M.

Tema

:

“DUA URGENSI RAHMAT ALLAH”

Oleh   

:

K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), CWC.

 

 

[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai Timur]

 

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ:(أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ) ﴿قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ﴾ [الأعراف:156] وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، فَقالَ تَعالى مُوَاصِيًا لَنَا بِتَقْوَاهُ: ﴿يآ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران:102] 

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Hari ini Jum’at ke-3 di bulan Syawal, masih ada kesempatan bagi kita yang belum berpuasa 6 hari di bulan Syawal untuk menjalankannya. Karena di antara tanda diterimanya amal adalah semangat untuk melanjutkan amal kebaikan dengan kebaikan lainnya, dan demikian itu adalah sifat orang-orang yang bertaqwa. Allah berfirman: إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنْ الْمُتَّقِينَ  / “Allah hanya akan menerima (amal) dari orang-orang yang bertaqwa.” (al-Maidah: 27)

 

Maka dari atas mimbar jum’at ini, khatib kembali mengingatkan agar kita semua bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, sebagaimana Allah berfirman:  ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ﴾ / “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali kamu tetap sebagai muslim.”  (Ali Imran: 102) Dengan bertaqwa kita akan mendapatkan rahmat Allah, baik di dunia dan mau pun akhirat.

 

Dalam khutbah kali ini, khatib ingin menerangkan tentang “DUA URGENSI RAHMAT ALLAH.”

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

 

Pertama: Rahmat Allah untuk Kebaikan di Dunia

Rasulullah, saw. mengajarkan doa untuk orang yang sedang mengalami kegundahan dan kesedihan, yaitu: اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ» / “Ya Allah, Aku berharap akan rahmat-Mu, maka janganlah engakau membiarkan diriku sendiri tanpa (rahmat-Mu) walau sekedip mata, dan perbaikilah seluruh keadaanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.” (Hr. Abu Dawud)

 

Doa ini mengajarkan pentingnya rahmat Allah. Tidak sedetik pun kita bisa terlepas dari rahmat-Nya dalam bentuk apa pun, baik yang besar mau pun yang kecil. Terutamanya dari rahmat Allah yang paling besar. Tiga di ataranya:

1. Taufiq dan pertolongan Allah, yakni pertolongan Allah kepada hamba-Nya agar mudah menjalankan ibadah kepada-Nya. Dan itulah yang selalu dimohon oleh ahli sholat dalam bacaan al-Fatihah, اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ  / “Tunjukilah kami kepada Jalan yang lurus!” Menurut Ibnu Katsir, hidyah di sini adalah hidayah taufiq, artinya kita butuh pertolongan Allah agar mampu menjalani petunjuk Allah dengan baik dan benar. Maka itu perlu dimohon terus menerus, terutama dalam setiap sholat kita.

2. Nabi dan Rasulullah. Diutusnya nabi kepada ummat manusia adalah rahmat Allah, tanpa bimbingan dan ajarannya, manusia akan tersesat jalan.  Allah, Swt. berfirman: وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ / “Dan tidaklah Kami utus kamu (Muhammad) melainkan sebagai rahmat untuk alam semesta.” (al-Anbiya’: 107). Diutusnya Nabi Muhammad dengan agama Islam, merupakan rahmat dan karunia besar bagi ummat manusia.  

3. Al-Qur’an kitab hidayah; salah satu fungsi diturunkan al-Qur’an adalah sebagai وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ / “petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman,” (Yunus: 57). Kata al-Baghawi, rahmat itu adalah perkara yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Maka sesungguhnya, manusia sangat butuh kepada petunjuk al-Qur’an, sebab itu ia merupakan rahmat bagi kaum beriman.

 

Saudara-saudaraku, Jamaah

Jum’at yang dirahmati Allah

Namun, menurut Syaikh Abdur Rahman As-Sa’diy, rahmat Allah itu tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang beriman. Dan tidaklah berkumpul hidayah dan rahmat dalam diri orang yang beriman malainkan ia akan mendapatkan kebahagiaan, keberun-tungan dan kebahagiaan. Maka, dalam kehidpan seorang Muslim tidak boleh lepas dari Taufiq Allah, maka mesti menjaga sholatnya; tidak boleh lepas dari meneladani Rasulullah, maka harus mengikuti sunnah dan ajarannya; dan tidak boleh jauh dari al-Qur’a, maka mestilah membaca, memahami dan mengamalkannya.

 


 

Saudara-saudaraku, Jamaah

Jum’at yang dirahmati Allah

 

Kedua: Rahmat Allah untuk

Keselamatan di Akhirat

Selain rahmat Allah untuk kebaikan di dunia, kita juga butuh rahmat Allah untuk keselamatan di akhirat. Sebab, Rasulullah,  saw. menyatakan, bahwa seseorang itu masuk surga tidak semata-mata karena amalnya. Ketika ditanyakan, apakah itu juga berlaku kepada Nabi juga, beliau bersabda: ولا أنا، إلَّا أنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ منه برَحْمَةٍ، / “Tidak juga diriku, kecuali karena Allah menganugerahiku dengan rahmat-Nya.”  (Hr. Muslim)

 

Dari hadits tersebut, kita faham bahwa masuknya surga seorang hamba itu adalah karena rahmat dan kemurahan Allah. Kenapa? Sebab, sebesar apa pun amal yang kita kerjakan sejatinya tidak ada apa-apanya dengan nilai surga yang disediakan oleh Allah untuk hamba-Nya.

 

Untuk memahami hal itu, coba kita simak sebuah riwayat yang dinukil oleh al-Hafiz Al Mundziri dalam Kitab At Targhib wa At Tarhib yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim berikut ini: “Pada zaman dahulu, ada seorang ahli ibadah yang diberi kemampuan oleh Allah untuk beribadah selama 500 tahun. Maka kelak ketika di akhirat dia dihadapkan kepada Allah dan dinyakatan ia akan dimasukkan ke dalam surga kerena rahmat (belas kasihan) Allah kepadanya.

 

Mendengar pernyataan itu, ia tidak terima dan dia berkata: “Ya Allah, Aku masuk surga ini adalah karena ibadahku selama 500 tahun, bukan karena rahmat-Mu.” Maka Allah menyatakan: “Jika kamu tidak mau masuk surga karena rahmat-Ku, maka kamu akan Kumasukkan ke dalam neraka karena keadilan-Ku.” Dan, Allah meminta malaikat penghitung amal untuk menilai ibadah orang itu. Dari itu diketahui, ternyata nilai ibadahnya selama 500 tahun itu hanya cukup untuk membayar nilai penglihatan yang digunakannya untuk melihat selama lima ratus tahun itu. Maka sadarlah si ahli ibadah itu, bahwa rahmat Allah itu sangat luas dan tidak bisa dibeli dengan apa pun.  

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Allah berfirman: قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ / “(Allah) berfirman: ‘Siksaan-Ku akan Kutimpakan kepada siapa pun yang Kukehendaki dan rahmat-Ku meratai segala sesuatu.’” (al-A’raf: 156) Maka sebagai kaum beriman, kita tidak boleh sombong dan merasa telah cukup beribadah dan menjadi orang yang taat kepada Allah untuk mendapatkan surga. Sebesar apa pun ketaatan dan ibadah kita kepada Allah, tetap saja tidak bisa untuk membeli harga surga. Jangankan untuk membeli surga, untuk membeli harga sebelah mata kita saja tidak cukup. Itulah sebabnya, tugas kita adalah ikhlas beribadah kepada Allah, dan menyembah Allah tanpa menyekutukannya dengan yang lain. Maka dengan begitu Allah akan merahmati kita. وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ / “Sebab tanpa ampunan dan rahmat-Mu, ya Allah, tentu Aku akan menjadi golongan orang-orang yang merugi.”

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

 

 

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَآ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االله فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* فَقَالَ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ  -- أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ  -- ﴿قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ  وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ﴾ (هود - 47)

 

وَقَالَ تَعاَلَى: (إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا) اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ:

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ، رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ، اللَّهُمَّ أعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اللَّهمَّ آتِ نفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أنْتَ خَيرُ مَن زَكَّاهَا، أنْتَ وَلِيُّهَا ومَوْلَاهَا، اللهمَّ إني أعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ  لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، ومن دعوةٍ  لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينْ!  

 

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِيْفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi