Dua Cara Mensyukuri Kemerdekaan

 


Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah

:

Jum’at Ketiga

Tanggal  

:

19 Shofar 1446H. / 23 Agustus 2024M.

Tema

:

“Dua Cara Mensyukuri Kemerdekaan”  

Oleh   

:

K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), CWC.

 

 

[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai Timur]

 

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلُ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ، أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ: ﴿وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ﴾ [ إبراهيم: 7] وَالصَّلَاةُ السَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ لِقَوْلِهِ تَعالى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Di bulan Agustus, bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Kemerdeka-annya. Namun sebagai kaum beriman, kita harus memaknai kemerdekaan itu dengan benar dan mensyukurinya dengan menguatkan iman dan taqwa kepada Allah, Swt. Sebab Dialah yang telah menganugerahkan kemerdekan itu kepada kita. Maka khatib berpesan dengan firman-Nya: وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ “Dan bertaqwalah kepada Allah mudah-mudahan kamu dirahmati-Nya.” (al-Hujarat: 10)

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Setiap manusia punya ajal dan batas waktu kehidupan, begitu juga setiap bangsa juga demikian. Allah, SWT. berfirman: وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ / “Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (Al-A’raf: 34)

 

Sebagaimana ketika Allah menghendaki hilangnya peradaban dan kekuasan bangsa-bangsa yang pernah ada di dunia ini, seperti Bangsa Babilonia, Romawi dan Persia. Begitu juga, tidak jauh dari kita: di Sumatra pernah ada Kerajaan Sriwijaya; di Jawa ada Majapahit, Siliwangi, Demak dan Mataram dan di seantero nusantara ada kerajaan-kerajaan lainnya. Di mana mereka sekarang? Allah telah mencu-kupkan ajalnya masing-masing dan tidak sesiapa pun mampu memperpan-jang keberadaannya.

 

Menyadari hal itu, para pendiri bangsa ini telah memproklamirkan kelahiran bangsa baru, bernama Indonesia sebagai bangsa merdeka dan berdaulat atas rahmat Allah, Tuhan yang Mahaesa, pada tanggal 17 Agustus tahun 1945. Karena mereka sadar bahwa tanpa izin dan kehendak-Nya, kemerdekaan itu tidak akan terwujud. Maka dasar negara kita dengan sila pertama, “Ketuhanan yang Mahaesa” adalah tanda bahwa negara ini diba-ngun atas dasar keyakinan akan adanya Tuhan yang Maha Kuasa, yang memberi karunia dan anugerah.  

 

Oleh karena itu, seluruh anak bangsa ini mesti menyadari bahwa kemerdekaan itu merupakan anugerah paling berharga dari Allah, Tuhan yang Mahakuasa. Dan, agar nikmat kemerdekaan dan kedaulatan bangsa ini berlangsung lama, maka sekurang-kurangnya, ada “Dua Cara Mensyukuri Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia”:

 

Pertama: Menguatkan Keimanan, Ketaqwaan dan Amal Sholih

Di atas telah dinyatakan, bahwa bangsa ini dibangun di atas dasar iman dan berketuhanan; maka segala perilaku berkehidupan di negara ini: dari pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbang-sa dan bernegara harus mencerminkan nilai-nilai iman dan kebertuhanan tersebut. Jika tidak, bangsa ini akan mengalami kerugian, seperti yang diingatkan oleh Allah dalam surat al-Ashr: وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ   “Demi masa * sungguh, manusia itu berada dalam kerugian * kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih serta saling menasehati dalam kebena-ran dan kesabaran.” (Q.s. al-Asr: 1-3)

 

Maka tidak boleh tidak, bangsa ini harus menguatkan keimanan dan kebertu-hanannya, meningkatkan amal kebaji-kannya serta saling mendukung dalam kebaikan. Dan, konsekuensi dari hal tersebut adalah meyakini bahwa kita semua adalah pengemban amanat dari Allah untuk menjaga dan mengelola negeri ini dengan sebaik-baiknya sesuai level dan kapasitas kita masing-masing. Jangan mengelola negara ini dengan ugal-ugalan tanpa rasa tanggungjawab dan rasa diawasi oleh Allah, Swt. Sedangkan Rasulullah, saw. telah mengingatkan kita: أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ / Ingatlah, setiap kamu adalah pemimpin,  وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ / dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas kepimpinannya.” (H.r. Muslim)

 

Setiap pemimpin dari level pribadi hingga negara, harus menunaikan amanat ini dengan baik; jangan mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, jangan pula mengkhianati masyarakat yang telah memberi mandat dan kepercayaan kepada para pemimpin. Allah berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ / Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang-kan kamu mengetahui.” (Al-Anfal: 27)

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Agar selalu mendapatkan keberkahan, negeri ini harus dijaga dengan iman dan taqwa, sebagaimana Allah berfirman: وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ / Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96)

 

Kedua: Membangun Kepribadian Bangsa yang Luhur dan Akhlaq Mulia

Meskipun ajal setiap bangsa ada batasnya, namun tetap ada peluang untuk berusaha memperjuangkan keberlangsungannya. Di antaranya adalah dengan menghindarkan kerusakan dan perilaku koruptif di kalangan elit pemimpin, sebab Allah mengingatkan:  ﴿وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا﴾ / Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (dari kalangan elit pemimpinannya supaya menaati Allah) tetapi mereka melaku-kan kedurhakaan dalam negeri itu, maka pantaslah ketentuan Kami berlaku terhadap mereka, kemudian Kami hancurkan negeri itu.” (al-Isra’: 16)

 

Persis pepatah dari Yunani yang menyatakan, “Ikan busuk bermula dari kepalanya.” Artinya bahwa kerusakan yang terjadi pada sebuah masyarakat diawali dari kerusakan moral pemim-pinnya. Jika pemimpinnya rusak, keru-sakan akan cepat menjalar kepada masyarakatnya. Hal inilah yang diingat-kan oleh seorang pujangga Mesir, Ahmad Syauqi: إِنَّمَا الْأُمَمُ أخْلَاقُ مَا بَقِيَتْ * فَإِنْ هُمُو ذَهَبَتْ أَخْلَاقُهُمْ ذَهَبُوا / Eksistensi sebuah bangsa tergantung kepada moral, jika hilang moral mereka, maka akan hilang pulalah eksistensi mereka.”

 

Maka nikmat kemerdekaan ini adalah tanggung jawab bersama untuk kita jaga dengan iman, taqwa dan amal-amal kebajikan yang bermanfaat luas serta sikap saling mengingatkan demi kebenaran dan kebaikan.

 


 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Demikianlah dua cara bangsa Indonesia sepatutnya mensyukuri arti sebuah kemerdekaan, agar nikmat yang besar ini tetap langgeng dan bertahan sampai ajal yang ditentukan oleh Allah, Swt. dan dapat dilalui dengan baik dan selamat. Karena Allah, Swt. berfirman: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ / Dan ingatlah ketika Tuhanmu memperingatkan, sungguh jika kamu bersyukur, pasti akan Kutam-bahkan (nikmat-Ku) kepadamu; dan jika kamu kufur, sungguh siksaanku sangat berat.” (Ibrahim: 7)

 

 بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua:

 

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االلهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* فَقَالَ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ: -- أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -- ﴿ اِعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ﴾ [ السبأ: 14]

 

وَقَالَ تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ:

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ * واجْعَلْ إنْدونِيسِيَا بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمينَ* رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ*.

 

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِيْفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!

 

 

  

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi