Empat Kiat Hidup Sehat dan Berkah

 


Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah

:

Jum’at Kedua

Tanggal  

:

10 Rabiul Awwal 1446H. / 13 Sept. 2024M.

Tema

:

“Empat Kiat Hidup Sehat dan Berkah

Oleh   

:

K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), CWC.

 

 

[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai Timur]

 

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ: ﴿وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ﴾ [ الأنبياء: ۱۰۷] وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، كَمَا قالَ تَعالى:﴿وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾[آل عمران: ۲۰۰]

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kita masih berada di bulan Rabi’ul Awwal. Bulan di mana, Nabi kita dilahirkan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Maka khatib berpesan agar kita selalu bertaqwa untuk meraih keberuntungan, (آل عمران: ۲۰۰) وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ dan mengikuti ajaran Nabi untuk  mendapatkan syafa’atnya. Maka Khatib akan berbicara tentang “Empat Kiat Hidup Sehat dan Berkah Ala Nabi, s.a.w.”

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Pertama: Hidup Seimbang

Manusia adalah makhluq ciptaan Allah yang paling mulia dan sempurna, dinyatakan dalam firman Allah, Swt.: ﴿۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا﴾ / Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. [Al Isra: 70]

Namun, menurut Imam al-Ghozali, kemuliaan dan kesempurnaan manusia itu terutamanya terletak pada akal dan hatinya. Postur tubuh yang terbaik, (ahsanut taqwiim) bagi manusia, belum sempurna tanpa didukung dengan kekuatan akal dan kebaikan hati yang tunduk kepada syariat Allah.

Maka tiga unsur manusia; akal, hati dan badan harus diperhatikan secara seimbang dan proporsional. Ketika bekerja, tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga didukung oleh kecerdasan akal dan kebersihan hati.

Namun akal dan hati juga tetap tunduk dan patuh kepada syariat Allah, sehingga tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan; mana yang menjadi hak dan mana yang menjadi kewajiban dalam pekerjaan.

Itulah sifat kecerdasan sejati bagi seorang muslim, sebagaimana sabda Rasulullah, s.a.w.: اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّي عَلَى اللهِ / “Orang cerdas itu adalah orang yang bisa menundukkan nafsu-nya dan beramal untuk bekal sesudah kematiannya, sedangkan orang yang lemah akal itu adalah orang yang selalu menuruti nafsunya dan hanya berharap baik kepada Allah tanpa usaha.”  (Hr. Turmudzi)

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedua: Merehatkan Akal (Pikiran)

Menurut al-Ghozali, akal adalah pembeda antara manusia dengan bina-tang. Akal adalah manath syariat atau alasan taklif (manusia diberi tugas menjalankan syariat). Oleh karena itu, orang gila digugurkan dari kewajiban menjalankan syariat.

Maka kesehatan akal wajib dijaga, bahkan harus dihibur dan direhatkan. Namun hiburan dan kerehatan bagi akal itu bukan dengan tidak digunakan sama sekali. Hiburan dan kerehatan bagi akal di antaranya adalah dengan:

1)       Menuntut ilmu, terutama ilmu yang membuat manusia semakin dekat kepada Allah.

2)       Mempelajari al-Qur’an dan menta-dabburi (merenungkan dan meng-hayati makna-maknanya)

3)       Bertafakkur tentang keagungan Allah dan ayat-ayat-Nya.

Perkara itu, bukan saja sebagai hiburan dan kerehatan bagi akal, bahkan melayakkan manusia disebut sebagai ulul albab (makhluk yang berakal sehat dan waras).

Tentang hal itu Allah, Swt. berfir-man: الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ / “(Ulul Albab adalah) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memi-kirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (Ali Imran: 190-191)

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Ketiga: Merehatkan Hati (Jiwa)

Menurut Ibnu Qoyyim al-Jauziyah, ada dua penyakit hati yang berbahaya: “Pertama penyakit syahwat dan kedua penyakit syubhat.” Ambisi keduniaan semata-mata termasuk dalam jenis penyakit syahwat. Sedangkan meman-dang kekayaan sebagai penyebab kehormatan dan kemuliaan termasuk penyakit syubhat.

Bila hati sakit dan tidak segera diobati, akan membawa kepada kemati-annya. Dan, tanda bahwa hati itu mati, menurut Ibnu Atha-illah as-Sekandariy, adalah: عَدَمُ الحُزْنِ عَلى مَا فَاتَكَ مِنَ المُوَافَقَاتِ، وَتَرْكُ النَّدَمِ عَلَى مَا فَعَلْتَهُ مِن وُجُود الزَّلَّاتِ / “Tidak ada rasa sedih ketika kamu tidak taat kepada Allah, dan tidak menyesal ketika kamu berbuat dosa.”

Menurut Ibnu Qayyim, segala pe-nyakit dan masalah pada diri manusia berpangkal dari dua penyakit di atas. Maka hati harus dijaga kesehatannya dan direhatkan. Di antaranya, dengan banyak berdzikir kepada Allah. أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ / “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tente-ram.” (ar-Raad: 28)

Begitu juga sholat. Sholat adalah hiburan dan obat hati yang paling utama bagi seorang muslim. Maka Nabi, s.a.w. bersabda: وجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيني في الصَّلاةِ / “Dan ketenangan jiwaku ada pada sholat.” (Hr. Ahmad dan Nasa’iy)

Kata Ibunda Aisyah, r.a., ketika Rasulullah, saw. sedang menghadapi suatu persoalan, pelariannya adalah dengan sholat. Ketika masuk waktu sholat, beliau mengingatkan Bilal: يَا بِلَالُ أَقِمِ الصَّلَاةَ، أَرِحْنَا بِهَا / “Wahai Bilal, tegakkanlah sholat! (yakni dengan adzan dan iqamat) Rehatkanlah kami dengan sholat!” (Hr. Abu Dawud)

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Keempat: Merehatkan Badan (Jasmani)

Meski pun untuk alasan ibadah, orang tidak boleh melupakan hak badan. Sebagaimana nasehat Salman al-Farisi kepada Abu Darda’: إنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا، ولِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، ولأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ /“Sungguh ada hak Tuhan-mu yang harus kamu tunaikan, tetapi ada juga hak dirimu yang harus kamu tunaikan; dan ada hak keluargamu yang harus kamu tunaikan. Maka berikanlah hak masing-masing sesuai haknya.” (Hr. Bukhari)

Maka seorang Muslim mesti memperhatikan hak badan dan jiwanya. Di antaranya dengan tidur yang cukup sesuai tuntunan Nabi, saw:

1)    Beliau tidur cepat dan bangun cepat, namun ketika dihitung dengan qailulah (tidur siang)-nya,  sampai 8 jam. Kata Ibnu Qayyim, itulah tidur yang ideal dan yang bermanfaat untuk kesehatan.

2)  Mengawali tidur dengan dzikrullah, doa-doa dan penyerahan diri kepada Allah. Di antaranya: اَللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأمُوتُ / “Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati.” (Hr. Bukhari)

3)  Mengantarkan tidur dengan hati bersih dan tidak dengan bermaksiat. Apalagi tidur adalah kematian kecil, bisa saja tidak kembali lagi. Allah, Swt. berfirman: اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ  / Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematian-nya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan…” (Az-Zumar: 42)

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

 

Demikianlah Islam memberikan petunjuk dan tuntunan untuk kebaikan kita, terutama untuk menggapai kehi-dupan yang sehat dan berkah. Mudah-mudahan bisa kita jadikan sebagai tuntunan dan pola hidup kita. Aaamiiin ya Rabbal ‘aalamiiin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

 


Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ * أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَآ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االله فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* وَقَالَ تَعَالَى (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ): ﴿ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴾ [الرعد: ۲۸]

 

أَمَّا بَعْدُ: فَقَالَ تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ*

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ * اَللَّهُمَّ إِنَّا رَضِينَا بِاللهِ رَبًّا، وِبِالإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) نَبِيًّا وَرَسُوْلًا * اَللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ بِلَا إِلَهَ اِلَّا أَنتَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ، أنْ تَجْعَلَنَا مِنْ اَتْبَاعِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) فِي الدُّنْيَا وَالْآِخرَةِ * اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ سُنَّتِهِ وَدِينِهِ وَشَفَاعَتِهِ وَارْزُقْنَا الشُّرْبَ مِنْ حَوْضِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ * بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينْ!  

 

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!

 

 

  

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi