Empat Tujuan Sholat Berjama’ah


 Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah

:

Jum’at Pertama

Tanggal  

:

1 Rabiuts Tsani 1446H. / 4 Okt. 2024M.

Tema

:

“Empat Tujuan Sholat Berjama’ah

Oleh   

:

K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), CWC.

 

 

[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai Timur]

 

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ: ﴿ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ ۗ َ﴾ [ العنكبوت: ٤٥] وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، كَمَا قالَ تَعالى:﴿وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾[آل عمران: ۲۰۰]

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Hari ini, jum’at pertama bulan Rabiuts Tsaani, 1446. Di awal bulan ini, mari kita segarkan jiwa dan hati kita dengan semangat beribadah. Maka Khatib berpesan agar kita semua selalu  menjaga iman dan taqwa untuk meraih keberuntungan, Allah berfirman: وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. (Ali Imran: 200)

Dalam khutbah kali ini, Khatib ingin berbicara tentang “Empat Tujuan Sholat Berjama’ah.”

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Pertama: Tujuan Ibadah dan Cara Membangun Kedekatan dengan Allah

Sebagaimana tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, maka telah disyariatkan bentuk ibadah dan caranya yang benar. Sedangkan ibadah yang paling utama adalah dengan dengan sholat.

Sholat adalah sarana komunikasi paling utama antara hamba dengan Tuhannya. Maka Allah, Swt. berfirman: ﴿إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ﴾ “Sesungguhnya Akulah Allah, tiada tuhan selain-Ku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.” (Thaha: 14)

Tentang hal ini Rasulullah, s.a.w. menegaskan dengan sabda dan perbuatannya: "إنَّ أحَدَكُمْ إذَا قَامَ يُصَلِّي إنَّمَا يُنَاجِي رَبَّهُ، فَلْيَنْظُرْ كَيْفَ يُنَاجِيهِ" / “Sesungguhnya salah seorang di antaramu jika sedang sholat maka sesungguhnya ia sedang berbica dengan Tuhannya, maka hendaklah diperhatikan bagaimana cara berbicara dengan-Nya.” (Hr. Bukhari)

Maka kata Sahabat Hudzaifah bin Yamani, bahwa ketika Rasulullah, saw. sedang menghadapi masalah maka beliau bersegera menjalankan sholat, baik sholat wajib mau pun sunnah. (Hr. Abu Dawud) Sebab sholat itu penenang jiwa (qurratu a’yun) dan menjadi solusi bagi semua masalah serta sarana memohon pertolongan kepada Allah sebagaimana firman-Nya:وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ / “Memohonlah pertolongan kepda Allah dengan kesabaran dan sholat!” (al-Baqarah: 45)

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedua: Tujuan Sosial dan Membangun Kesatuan dan Persatuan Ummat

Ibnu ‘Asyur dalam tafsirnya, at-Tahrir wat Tanwir menyatakan bahwa tujuan sholat berjama’ah itu tidak sekeder berkumpul dan bertemu secara fisik saja. Namun sholat berjama’ah bertujuan untuk mempertemukan hati, jiwa dan pikiran sesama jama’ah. Sehingga terjalin kedekatan hati dan pikiran serta terciptalah kesatuan dan persatuan di antara kaum muslimin. 

Tujuan inilah yang selalu diingatkan oleh Nabi setiap hendak memulai sholat, yaitu agar jama’ah meluruskan dan merapatkan shaf. Beliau bersabda: اِسْتَوُوا وَلَا َتخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفُ قُلُوبُكُمْ / “Luruskan shaf dan jangan berbengkak-bengkok, sebab akan bengkok dan berbeda hati kalian.” (Hr. Muslim)

Menurut Nabi, saw., ketika ada tiga orang yang tinggal di sebuah kampung lalu tidak dilaksanakan sholat jamaah, maka setanlah yang akan mengusai mereka. Maka beliau bersabda: فَعَلَيْكَ باِلْجَمَاعَةِ فَإنَّمَا يَأكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ / “Hendaklah kamu sholat berjama’ah, karena serigala itu selalu mengincar kambing yang bersendirian.” (Hr. Abu Dawud)

Maka orang yang suka sholat sendirian akan menjadi incaran setan untuk digoda, dari dibuatnya malas sholat hingga lama kelamaan didorong-nya untuk meninggalkan sholat.

Oleh karena itu, menurut Ibnu Arabiy, upaya orang munafiq untuk melemahkan kaum muslimin adalah dengan membuat mereka tidak suka berjamaah, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah: وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ / “Dan (mereka) memecah belah di antara kaum mukminin.” (at-Taubah: 107)

Kata Ibnu Arabiy, asalnya mereka satu masjid dan satu jamaah sholat, lalu dipecah-pecah menjadi beberapa masjid. Itulah sebabnya, di zaman Nabi dan Khulafaur Rasyidin, sholat jamaah dan sholat jum’at tetap dilakukan di satu masjid demi menjaga persatuan ummat dan baru boleh diadakan jamaah di masjid yang lain ketika satu masjid sudah tidak muat.

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Ketiga: Tujuan Kedisiplinan dan Komitmen dengan Niliai-Nilai Kebaikan

Tujuan tersebut tercermin dalam pesan Rasulullah, s.a.w. agar makmum kompak mengikuti imam sholatnya. Beliau bersabda: فَإذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا، وَإذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا، وَإذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا، وَإنْ صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا / “Maka jika (imam) takbir maka takbir-lah; jika imam rukuk, rukuklah; jika sujud, sujudlah dan jika (imam) sholat berdiri, maka berdirilah!” (Hr. Bukhari-Muslim)

Maka dalam sholat berjamaah itu mengajarkan kepatuhan, kekompakan dan keteraturan. Jauh dari sifat mementingkan diri sendiri dan ego masing-masing. Walau pun orang sedang menjankan sholat, tetap bisa saling menasehati dan mengingatkan. Maka ketika salah dalam sholatnya, wajib diingatkan dan imam pun wajib menerima. Bahkan jika imam batal, tidak sah menjadi imam dan harus siap digantikan oleh makmumnya.

Sholat berjamaah mengajarkan kekompakan dalam perkataan dan berbuatan. Ketika hatinya khusyu’ tercermin dalam sikap dan prilakunya yang khusyu’. (Hr. Ibnu Abi Syaibah) Satu ucapan dan satu gerakan, serta komitmen untuk mempraktekkanya di luar sholat.

Itulah yang difahami oleh Khalifah Umar bin Khattab, ra. ketika dengan legowo menerima kepemimpinan Abu Bakar sebagai Khalifah sesudah Rasulullah, saw. wafat. Kata beliau, رَضِيْنَاهُ لِدِيْنِنَا أَفَلَا نَرْضَاهُ لِدُنْيَانَا / “Kalau kami bisa menerima Abu Bakar untuk urusan agama (yaitu, ketika menggantikan Rasulullah, saw. menjadi imam sholat), maka apakah kami tidak bisa menerima beliau untuk urusan dunia (untuk menjadi khalifah)?”

Maka kepatuhan dalam sholat tetap dijaga dan dibawa hingga di keluar sholat. Maka semakin baik sholat seseorang, akan semakin baik pula perilakunya di luar sholat. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah, S.w.t.: إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ ۗ َ / “(Bahwa) sesunggunya sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar.” (Al-Ankabut: 45)

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Keempat: Tujuan Persamaan dan Keadilan

Islam tidak menilai kemuliaan manusia atas dasar ras, suku dan warna kulit, melainkan atas dasar taqwa dan perbuatan baiknya. Nabi Muhammad, saw. telah menyatakan hal itu: لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى عَجَمِيٍّ ، وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ ، وَلَا ِلأبْيَضَ عَلَى أسْوَدَ، وَلَا لِأسْوَدَ عَلَى أبْيَضَ إلَّا بِالتَّقْوَى، النَّاسُ مِنْ آدَمَ، وَآدَمُ مِنْ تُرَابٍ / “Tiada kelebihan bagi orang Arab atas orang non-Arab, juga tidak non-Arab atas orang Arab, tidak pula orang kulit putih atas orang berkulit hitam dan tidak juga sebaliknya kecuali karena taqwa. Semua manusia dari Adam sedangkan Adam itu dari tanah.” (Hr. Baihaqiy)

Ajaran Islam yang tidak diskrimi-natif itu terlihat nyata dalam praktek sholat berjamaah. Sebagaimana yang diakui oleh seorang penulis Inggris non-muslim, Harris Leaf, ketika dia terkejut melihat keadaan kaum muslimin sholat berjamaah di masjid. Dia berkata: “Anda tidak akan menemukan orang melompati shaf untuk mendapatkan tempat terhormat di masjid, karena semua orang sama di hadapan Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang memiliki keistimewaan atas orang lain.”

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Itulah empat tujuan sholat berja-ma’ah. Maka sebagai kaum muslimin yang selalu menjaga sholat dengan berjama’ah hendaklah menjadikannya sebagai sarana perbaikan diri dan kehidupan kita. Mudah-mudahan Allah memberi taufiq kepada kita semua.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ * أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَآ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االله فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* وَقَالَ تَعَالَى (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ): ﴿ إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ﴾[طه: 14]

 

أَمَّا بَعْدُ: فَقَالَ تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ*

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ * اَللَّهُمَّ إِنَّا رَضِينَا بِاللهِ رَبًّا، وِبِالإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) نَبِيًّا وَرَسُوْلًا * اَللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ بِلَا إِلَهَ اِلَّا أَنتَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ، أنْ تَجْعَلَنَا مِنْ اَتْبَاعِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) فِي الدُّنْيَا وَالْآِخرَةِ * اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ سُنَّتِهِ وَدِينِهِ وَشَفَاعَتِهِ وَارْزُقْنَا الشُّرْبَ مِنْ حَوْضِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ * بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينْ!  

 

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!

 

 

  

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi