Empat Kepentingan Sholat

 


Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah

:

Jum’at Kedua

Tanggal  

:

13 Jumadil Ula 1446H. / 15 Nov. 2024M.

Tema

:

“Empat Kepentingan Sholat”

Oleh   

:

K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons)

 

 

[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai Timur]

 

Khutbah Pertama

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ:﴿إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي﴾ [ طه: 14] وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، كَمَا قالَ تَعالى:﴿وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ[آل عمران: ۲۰۰]

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Hari ini, jum’at kedua di bulan Jumadil Ula, tahun 1446 H. Dari mimbar jum’at ini, khatib berpesan agar kita semua selalu  menjaga iman dan taqwa untuk meraih keberuntungan. Allah, Swt. berfirman: وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. (Ali Imran: 200)

Dalam khutbah kali ini, akan dibicarakan tentang: “Empat Kepen-tingan Sholat.”

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Jiwa manusia, seperti halnya badan, bisa lapar dan juga sakit. Di antara tanda-tanda jiwa yang lapar dan sakit adalah mudah emosi, cepat marah dan pikiran kacau. Obat dan makanan yang paling tepat untuk itu adalah sholat. Selain itu, sholat juga punya empat kepentingan:

 

Pertama: Sebagai Bentuk Syukur

Rasulullah, s.a.w. melakukan sholat malam hingga kedua kakinya bengkak. Lalu dikatakan kepada beliau, “Kenapa engkau sholat sampai begitu ya Rasulullah? Padahal dosamu, yang terdahulu atau pun yang akan datang telah diampuni oleh Allah.” Jawab beliau, أفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا.” [Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur?”  [Hr. Bukhari]

Rasulullah, s.a.w. memandang sho-lat itu merupakan bentuk syukur yang paling utama kepada Allah. Karena, menurut at-Thahawi, bahwa makna “Laa haula wa laa quwwata illaa bil-laah,”  itu adalah bahwa manusia tidak punya daya dan kuasa, bahkan untuk bergerak pun tidak bisa dilakukannya tanpa pertolongan Allah.

Maka gerakan tubuh adalah nikmat Allah, maka harus disyukuri dengan menggunakannya untuk taat kepada Allah. Sebagaimana Dinyatakan dalam kitab, “Duruus Syaikh Ahmad Furaid”: اِسْتِعْمَالُ النِّعَمِ فِي مَرْضَاةِ اللهِ وَطَاعَتِهِ عَلَامَةُ شُكْرِهَا [Menggunakan nikmat untuk mencari ridha Allah dan untuk mentaati-Nya merupakan tanda mensyukuri nikmat-Nya] Dalam hal ini menggunakan nikmat badan yang sehat dan dengan mudah bisa digerakkan pertama kali adalah dengan sholat.

Maka Rasulullah, saw. berpesan kepada sahabat Muadz, r,a. agar selalu membaca doa ini setiap usai saholat: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ [Ya Allah bantulah aku agar selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepada-Mu.” [Hr. Abu Dawud]

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedua: Untuk Kerehatan Hati, Pikiran dan Badan

Sesungguhnya rehat atau istirahat yang sesungguhnya itu apabila kita bisa mendapatkan kerehatan badan, jiwa dan pikiran. Dan itu dapat dicapai semuanya dengan melakukan sholat. Itulah kenapa ketika masuk waktu sholat, Rasulullah, s.a.w. mengingatkan Bilal, r.a. agar mengumandangkan adzan dengan bersabda: يَا بِلَالُ أقِمِ الصَّلَاةَ، أرِحْنَا بِهَا“Wahai Bilal, tegakkan sholat, dan rehatkanlah kami dengannya!” (Hr. Abu Dawud)

Sholat yang dikerjakan dengan ikhlas dan dengan cara yang benar, merupakan sarana untuk menumpakan segala keluhan hati, keruwetan pikiran dan kepenatan badan. Maka al-Qur’an mengisyaratkan dengan firman Allah: فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ ࣖ “Maka apabila kamu sudah menyelesaikan sepenuhnya urusan duniamu, maka lanjutkanlah dengan bersungguh-sungguh untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhan-Mu. Dan hanya kepada-Nya kamu mesti berharap.” (Asy-Syarh: 7-8)

 Ketika hati dan pikiran kita tenang, maka badan kita pun ikut mendapatkan kerehatan. Apalagi sholat adalah sarana berdzikir kepada Allah yang paling utama. Allah berfirman: ﴿ إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي﴾ “Sesungguhnya aku adalah Allah, tiada tuhan yang berhak disembah selain-Ku maka sembahlah Aku dan tegakkanlah sholat untuk mengingat-Ku.” (Thaha: 14)

Dan, firman-Nya lagi: ﴿الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ﴾ [“orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”]. (ar-Ra’d: 28]

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Ketiga: Sarana Pembersihan Jiwa

Menjaga sholat, baik dari segi waktu dan ketepatan pelaksanaannya adalah sarana pendidikan keluarga yang paling efektif. Ketika kita mengeluh kenapa istri dan anak-anak sulit diatur, perlu dilihat dulu bagai-mana sholat kita.

Maka Syaikh Fudhail bin Iyadh berkata: “Ketika ketaatanku kepada Allah sedang turun, itu berpengaruh kepada sikap keluargaku bahkan terhadap kuda tungganganku.”

Jika kita sering meninggalkan sholat, padahal sholat itu pembersih jiwa, maka jiwa kita akan menjadi kotor. Sedang jiwa kotor itu, kata al-Ghozali, seperti cermin yang penuh daki, maka tidak bisa ditembus cahaya dan tidak bisa memantulkan cahaya. Wajar jika omongan kita tidak berkesan kepada anak dan istri kita.

Sebaliknya orang yang menjaga sholatnya, seperti orang yang mandi lima kali sehari semalam, pasti bersih dari kotoran. Kata Nabi, فَذلكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بهِنَّ الخَطَايَا “itulah perumpamaan sholat lima waktu, dengannya Allah membersihkan dosa-dosa.” (Hr. Bukhari Muslim)

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Keempat: Menjadi Penjaga diri dari Keburukan

Allah, s.w.t. berfirman: وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ  إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ ۗ “Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar.” (al-Ankabut: 45)

Banyak yang salah faham tentang maksud ayat ini, menganggap bahwa ketika sudah menjalankan sholat, orang pasti tidak akan berbuat keji. Namun kenyatannya tidak serta merta seperti itu, karena harus ada upaya dari pelakunya untuk menjalankan sholat dengan sebaik-baiknya agar tumbuh dalam dirinya rasa malu dan kesadaran untuk meninggalkan perbuatan dosa.

Itulah sebabnya Sebuah riwayat yang sampai kepada Ibnu Mas’ud menyakan: مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلَاُتهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إلَّا بُعْدًا "Barangsiapa yang sholatnya tidak membuatnya berhenti dari melakukan kekejian dan kemungkaran, maka tidaklah semakin bertambah melainkan semakin jauh dia dari Allah.” (Hr. Ahmad)

Maka ketika sholat belum menjadi pengingat dan penjaga diri dari perbua-tan keji, berarti belum tertanam rasa kedekatannya kepada Allah. Sebab ahli sholat mestinya menjadi orang yang selalu merasa diawasi Allah. Dengan begitu dia merasa malu ketika berbuat maksiat.

Maka Bilal bin Sa’ad berkata: لَا تَنْظُرْ إلَى صِغَرِ الْمَعْصِيَةِ وَ لَكِنْ اُنْظُرْ مَنْ عَصَيْتَ
“Jangan kamu melihat kecilnya dosa yang kamu lakukan, tapi lihatlah siapa yang kamu durhakai.” Maka ahli sholat akan merasa malu, jika Allah yang selalu disembahnya 5 kali sehari semalam itulah yang didurhakainya. Dengnan cara itulah, sholat baru itu baru berfungsi sebagai pencegah dari kekejian.

 

Saudara-saudaraku,

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Dari uraian di atas, mudah-mudahan kita mendapatkan manfaat, bahwa sholat itu bukan saja membawa keselamatan di akhirat, bahkan menghadirkan banyak manfaat dan kepentingan untuk kehidupan kita di dunia, baik untuk kepentingan pribadi, keluarga bahkan untuk kedamaian masyarakat.

Mudah-mudahan kita dan anak keturu-nan kita diberi taufiq oleh Allah agar senantiasa menjaga sholat dan menegak-kannya dengan sebaik-baiknya. Aaamiin ya Rabbal ‘aalamiin!

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ * أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَآ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االله فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* وَقَالَ تَعَالَى، (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ): ﴿وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ  لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ  نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ  وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ﴾ [ طه: 132]

أَمَّا بَعْدُ: فَقَالَ تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ*

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ * رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ * اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) وَدِينِهِ وَأَهْلِ شَفَاعَتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ * بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينْ!  

 

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!

 

 

  

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi