Gus Miftah, Gojlokan, dan al-'Adatu Muhakkamah
Gus Miftah, Gojlokan, dan al-'Adatu Muhakkamah
A. Darojul Ali, SH., MH. (Aktifis Dakwah).
Kebiasaan yang sudah melekat di masyarakat itu jadi hukum (العادة محكمة).
Ujung perjalanan dakwah Yai Miftah, layu sebelum berkembang, jatuh berserakan, karena gaya dan karakternya. Dakwah itu menyejukkan, menyemangati. Bila terjadi ikhtilaf, maka diselesaikan dengan ahsan. Gaya bahaya yang ghorib. Tema-tema bahasanya ghorib (asing) dalam dakwah. Para pendukungnya, memang begitu karakter dakwah Gus Miftah. Kata-kata cuk, goblok, anjing, dll., menghiasi cara menyampaikan, walau itu dianggap parodi. Gaya bahasa itu semua adalah kebiasaan anak-anak tongkrongan (Jawa Timuran). Bila terus menerus gaya bahasa seperti itu diterima publik, alangkah merananya umat ini. Syukur Allah dengan irodah-Nya, membelokkan Yai Miftah dalam tragedi Sunhaji.
Juru dakwah itu mendidik umat, agar berperilaku, berwawasan, kekuatan dengan Ridho Allah. Maka di sini mungkin para juru dakwah membersihkan, merekonstruksi "mabda' dakwahnya, agar tidak mati berserakan di tengah jalan.
" Sebaik baik kamu adalah umat yang menyeru kebaikan, dan mencegah kemungkaran "
" Hendaklah di antara kamu ada yang mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran, merekalah orang-orang yang beruntung ".
Keseimbangan kehidupan sosial harus ada pilar dakwah, biar kehidupan ini bisa seimbang.
Moga para juru dakwah diberi kesehatan dan kenyamanan Allah. Dakwah itu memang punya resiko, semoga resiko itu tidak jadi berbentuk jatuh berserakan para juru dakwah karna tidak mau merekontruksi Mabdak Dakwahnya.
Gresik , 10 December 2024.
Komentar
Posting Komentar