Dua Alasan, Kenapa Allah Tidak Menyegerakan Azab-Nya
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ): ﴿وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ﴾ۙ [البقرة: ۲۳٥] وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، كَمَا قالَ تَعالى:﴿وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾[آل عمران: ۲۰۰]
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Dari atas mimbar jum’at ini, terlebih dahulu Khatib ingin berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah sekalian agar senantiasa bertaqwa kepada Allah, dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua itu demi meraih keselamatan dan keberuntu-ngan di dunia dan akhirat. Allah, Swt. berfirman: وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung”. (Ali Imran: 200)
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Upaya untuk melemahkan keima-nan ummat Islam, terus gencar dila-kukan oleh musuh-musuh Allah melalui berbagai cara dan media.
Ada di antara mereka yang menan-tang Allah untuk menyiksanya. Lalu ketika siksaan yang diminta itu tidak segera diturunkan, mereka mengolok-olok Allah dengan mengatakan bahwa Allah itu lemah dan tidak berkuasa.
Dalam Khutbah kali ini, Khatib akan menerangkan tentang “Dua Alasan, Kenapa Allah Tidak Menyegerakan Azab-Nya.”
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Pertama: Karena Allah Bersifat Halim (Maha Penyabar)
Sebagian orang mungkin heran atau bahkan kagum dengan keberanian seseorang menantang Allah dengan minta disiksa karena menganggap Allah itu lemah dan tidak punya kuasa memberi hukuman.
Sebenarnya ucapan keji terhadap Allah itu sudah biasa dilakukan oleh banyak hamba-Nya, Sebagaimana yang dinyatakan dalam firman-Nya: تَكَادُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْاَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ۙ اَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمٰنِ وَلَدًا ۚ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لِلرَّحْمٰنِ اَنْ يَّتَّخِذَ وَلَدًا ۗ / “Hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena kejinya ucapan itu) * Karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. * Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih itu mempunyai anak.” (Mar-yam: 90-92)
Karena, mengatakan bahwa Allah itu punya anak adalah sama dengan mengatakan Allah itu lemah, maka butuh anak untuk membatu dan menolong-Nya untuk menyempurnakan kekurangan-Nya. Dan, ini adalah perkara yang sangat keji sehingga membuat alam nyaris hancur karena kekejian itu. Walau pun begitu karena Allah Maha Penyabar, tidak serta-merta menghukum pelakunya.
Maka ketika menafsirkan ayat tersebut, Ibnu Katsir menghadirkan sabda Nabi, saw. tentang kesabaran Allah: لا أحَدَ أصْبَرُ علَى أذًى يَسْمَعُهُ مِنَ اللهِ عزَّ وجلَّ، إنَّهُ يُشْرَكُ بِهِ، ويُجْعَلُ لَهُ الْوَلَدُ، ثُمَّ هُوَ يُعافِيهِمْ ويَرْزُقُهُمْ / “Tiada siapa pun yang lebih sabar dari pada Allah, terhadap ucapan yang sangat menyakitkan untuk didengar. Sudah disekutukan dengan makhluq-Nya dan dikatakan punya anak, namun Allah masih memberinya kesehatan badan dan [kelimpahan] rizqi.” (H.r. Muslim)
Maka Allah itu tidak bisa disamakan dengan manusia yang punya sifat emosional dan reaktif terhadap tantangan dan cemoohan orang-orang bodoh. Karena Allah itu Maha Penyabar, وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ / “Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah itu Maha Pengam-pun lagi Maha Penyabar.” (al-Baqarah: 235)
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Kedua: Karena untuk Memberi Kesempatan kepada Hamba-Nya agar Bertaubat atau Terus dalam Kesesatan Sehingga Menjadi Berat Siksaannya.
Mungkin orang yang telah menan-tang Allah dan mencemooh-Nya merasa menang dan sombong, karena tanta-ngannya tidak kunjung dijawab. Kami katakan kepadanya: Berkacalah kamu! Apakah kamu menganggap dirimu begitu hebat dan penting sehingga Allah perlu menanggapimu segera? Seperti yang dinyatakan oleh Allah terhadap Fir’aun: ءَاَنْتُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمِ السَّمَاۤءُ ۚ بَنٰىهَاۗ / “Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?” (An-Naazi’at: 27) Lalu siapalah diri kita dibandingkan dengan langit?
Ketahuilah, Allah itu bersifat muriidan (Maha Berkehendak), punya rencana dan kehendak-Nya sendiri, tidak bisa didikte oleh siapa pun. Karena itu Allah tidak akan meluahkan kemarahan-Nya gara-gara terpancing emosi oleh tantangan orang-orang bodoh. Sebagaimana orang-orang kafir dahulu menantang Allah: وَيَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالْعَذَابِۗ وَلَوْلَآ اَجَلٌ مُّسَمًّى لَّجَاۤءَهُمُ الْعَذَابُۗ وَلَيَأْتِيَنَّهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ /“Dan mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Kalau bukan karena (azab itu) telah ditetapkan waktunya, niscaya datanglah azab itu kepada mereka, dan (ia) pasti akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menya-darinya.” (Al-‘Ankabut: 53)
Kata Imam At-Thabari, “Karena Allah bersifat al-Halim, maka Allah tidak tergesa-gesa menyiksa setiap hamba yang durhaka kepada-Nya.” Melainkan diberinya kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Namun jika itu tidak membuatnya sadar dan tetap saja dalam kedurhakaannya, maka Allah akan bertindak sesuai kehendak-Nya. Allah berfirman: وَاُمْلِي لَهُمْ ۚ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ / “Aku akan memberi mereka tenggang waktu, (namun ingat!) sesungguh-Nya rencana-Ku itu sangat kuat.” (al-A’raf: 183)
Dijelaskan dalam al-Mukhtashor fit-Tafsir, “Allah menangguhkan siksaan terhadap mereka sampai mereka mengira bahwa mereka tidak akan ditimpa siksaan. Maka ketika mereka terus mendustakan dan ingkar, maka azab mereka akan dilipatgandakan. Dianggapnya itu kebaikan bagi mereka padahal Allah menghendaki itu sebagai kehinaan bagi mereka.”
Sifat Allah tidak sama dengan sifat makhluq-Nya yang mudah emosianal dan capat murka ketika melihat kedurhakaan hamba-Nya. Jika seperti itu, niscaya bumi ini akan dihancurkan tanpa tersisa apapun. Sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya: وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَاۤبَّةٍ وَّلٰكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ / “Dan kalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya (di bumi ini) dari makhluk yang melata sekalipun, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan. Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan walau sesaat pun.” (Fathir: 45)
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah
Dari penjelasan di atas, ada dua kesimpulan yang bisa diambil:
1. Bahwa Allah tidak menghukum hamba-Nya karena meladeni tanta-ngan hamba-Nya yang jahil lagi durhaka. Karena Allah bersifat al-Halim (Maha Penyabar) dan untuk memberi kesempatan hamba-Nya agar bertaubat dan memperbaiki diri.
2. Sebagai manusia kita mesti sadar diri, bahwa kita ini makhluk lemah, tidak ada artinya di hadapan Allah. Jika bukan karena rahmat (kasih sayang) dan hilm (Kesabaran) Allah, pasti kita akan dimusnahkan-Nya karena dosa-dosa kita.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ * أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَآ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ* وَقَالَ تَعَالَى، (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ): ﴿وَاُمْلِي لَهُمْ ۚ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ﴾ [الأعراف: ۱۸۳]، أَمَّا بَعْدُ:
فَقَالَ تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ*
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ * اللهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَنَا فِي قُلُوبِنَا وَصَرِّفْ أَرْكَانَنَا لِطَاعَتِكَ، وَزِدْنَا عِلْمًا وَارْزُقْنَا فَهْمًا وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ * اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ * بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ * وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!
Komentar
Posting Komentar