Tiga Bukti Identitas Seorang Muslim
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ فِي
مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ): ﴿ قَدْ
أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا * وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا ﴾ وَالصَّلَاةُ
والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ،
أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ، كَمَا قالَ تَعالى:﴿وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾[آل عمران:
۲۰۰]
Jama’ah Jum’at
yang dirahmati Allah
Setelah
bertahmid untuk memuji Allah dan bershawalat kepada baginda Rasulullah, saw.
Dari atas mimbar ini, khatib berpesan, agar kita meningkatkan ketaqwaan dan
ketaatan kita kepada Allah, SWT. agar kita selamat dunia dan akhirat.
Di bulan-bulan
haram, di antaranya bulan Rajab ini, waktu yang tepat untuk mening-katkan
ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, sebab keutamaannya sngat besar. Apalagi
sebentar lagi sudah akan memasuki bulan Ramadan, adalah waktu terbaik untuk
meningkatkan iman dan taqwa, bahkan
sudah dipersiapkan sejak bulan Rajab sekarang ini.
Jama’ah Jum’at
yang dirahmati Allah
Berislam bukan
sekedar ucapan, namun perlu pembuktian; baik pembuktian dengan hati, perkataan
mau pun dengan perbuatan. Dimulai dengan mengikrarkan dua kalimat syahadat
secara lisan dan meyakininya dengan hati,
sekaligus telah menjadikan seorang hamba telah menjadi muslim yang
berserah diri kepada Allah.
Namun
konsekuensi sebagai seorang muslim adalah harus menjalankan syariat Islam,
terutama tiga kewajiban: 1) Kewajiban mendirikan sholat, 2) Kewajiban
Melaksana-kan puasa dan 3) Kewajiban Menunaikan Zakat. Menjalankan tiga perkara
tersebut adalah bukti utama keislaman seorang hamba.
Jama’ah Jum’at
yang dirahmati Allah
Pertama:
Kewajiban Melaksanakan Sholat
Sholat adalah
identitas paling utama bagi seorang muslim. Jika mengaku muslim tidak menjalankan
sholat, maka tidak ada pembeda antara dirinya dengan orang musyrik atau orang
kafir. Sebagaimana Rasulullah, Saw. bersabda: بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ
الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكِ الصَّلَاةِ" / (Batas /
pembeda) antara seorang (muslim) dengan kesyirikan dan kekafiran adalah
meninggalkan sholat.” (Hr. Muslim) Maka Ibnu
Mas’ud berkata: مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ فَلَا دِينَ لَهُ / Orang
yang tidak menjalankan sholat maka dia seperti orang yang tidak beragama.”
Sholat juga
menjadi penentu bagi diterima dan tidaknya amal hamba di akhirat. Rasulullah,
saw. bersabda: "إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ
الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ
أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِر “Sesungguhnya perkara yang pertama kali akan diperhitungkan atas seorang
hamba pada hari Kiamat dari amalnya adalah sholat-nya. Jika sholatnya baik,
maka beruntung dan berhasillah dia, dan jika sholatnya rusak maka akan celaka
dan merugilah dia.” (H.r. Abu Dawud, Tirmidzi dan An-Nasaa’iy)
Maka orang yang
tidak menjalankan sholat sangat buruk akibatnya. Keburukannya tidak hanya akan
dialaminya di akhirat, namun sejak di dunia dan ketika di alam kubur. Di dunia,
keberkatan hidupnya dicabut dan matinya dalam keadaan hina, di alam kubur akan
dihimpit tanah dengan sangat keras dan di akhirat akan dimasukkan ke dalam
neraka Saqar. Na-‘uudzu billaahi min-dzaalik.
Jama’ah Jum’at
yang dirahmati Allah
Kedua:
Kewajiban Menunaikan Zakat
Di dalam
al-Qur’an ada dua perkara yang selalu disebut beriringan dan tidak terpisahkan
satu sama lain, yaitu sholat dan zakat. Ini menunjukkan bahwa kedudukan zakat
itu sama seperti kedudukan sholat. Dan itulah kenapa di zaman khekhilafahan Abu
Bakar, ra. beliau menyatakan perang terhadap mereka yang enggan menunaikan
zakat.
Allah, SWT.
berfirman:“خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا
وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ” / “Ambillah dari sebagian harta mereka untuk shadaqah wajib (zakat), yang
akan membersihkan diri mereka dan menyucikan jiwa mereka dengannya, dan
berdoalah untuk mereka sesungguhnya doamu adalah ketenangan buat mereka. Dan
Allah Maha mendengar lagi Maha menge-tahui.” (at-Taubah:
103)
Ayat ini,
menurut Imam al-Baghawi, menunjukkan hukum wajibnya menuaikan zakat dan
sekaligus menerangkan manfaat dan kegunaan zakat bagi pelakunya, yaitu:
1.
Membersihkan
dosa-dosa dari diri pelakunya.
2.
Mengangkat
pelakunya dari kedudukan orang-orang munafiqin kepada kedudukan orang-orang
mukhlisin (orang-orang yang ikhlas)
Syaikh Thantawi
menambahkan manfaat shodaqah atau zakat, yaitu:
1.
Mengembangkan
(keberkatan) hartanya
2.
Menghilangkan
akhlaq tercela seperti; egois, mementingkan diri sendiri dan sifat kikir.
3.
Mendatangkan
ketenangan jiwa.
Sebaliknya
orang yang enggan menunaikan zakat, berdampak buruk terhadap dirinya, di dunia
dan akhirat, di antaranya:
1.
Dicabut
keberkatan rizqinya
2.
Menimbulkan
kebencian dari kalangan fuqara’ terhadap orang-orang kaya yang tidak
menunaikan zakat.
3.
Terjadinya
kesenjangan sosial yang luas dan berkurangnya kepedulian terhadap kebaikan dan
kepedulian terhadap sesama.
4.
Meyebabkan
kekeringan dan kelaparan, sebagaimana sabda Rasulullah, Saw.: (yang maknanya) “Dan
tidaklah mereka enggan menunaikan zakat dari hartanya kecuali akan menjadi
penghalang tetesan hujan dari langit dan seandainya bukan karena adanya
binatang ternak niscaya hujan tidak akan diturunkan.” (H.r. Hr. Ibnu Majah)
5. Diancaman dengan siksa yang berat di neraka,
sebagaimana firman Allah, Swt.: وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ
الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ
بِعَذَابٍ أَلِيمٍ “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak mengelurakannya
di jalan Allah, maka gembirakanlah mereka dengan adzab yang pedih.” (at-Taubah: 34)
Jama’ah Jum’at
yang dirahmati Allah
Ketiga:
Kewajiban Melaksanakan Puasa
Puasa adalah
sarana pembersihan jiwa yang disyariatkan oleh Allah kepada seluruh ummat
nabi-nabi sebelumnya. Sebagimana Allah berfirman:يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ“Wahai
orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa, seperti mana
telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa.” (at-Taubah: 34)
Taqwa adalah
pangkal dari kebersihan hati, sedangkan kebersihan hati adalah pangkal bagi
keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah, Swt.
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا *
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا * وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا “Maka Allah meng-ilhamkan kepada Jiwa manusia keburukan dan
ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang membersihkannya dan sungguh
merugilah orang yang mengotorinya.” (Syams: 8-10)
Dengan
berpuasa, jiwa manusia akan dibersihkan dari dosa-dosa dan mendo-rongnya untuk
melakukan kebaikan-kebaikan. Sebagaimana keutamaan puasa yang diterangkan dalam
hadits Rasulullah, saw.:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلا
الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ / “Allah berfirman dalam hadits qudsi, “setiap amal anak adam adalah
miliknya, kecuali puasa, karena ia adalah milik-Ku dan Aku sendirilah yang akan
memberinya balasan.” (H.r. Bukhari)
Hadits ini
menunjukkan keutamaan puasa, di antaranya:
1. Puasa dinyatakan sebagai milik Allah, sedangkan
amal lainnya milik hamba, menunjukkan keistimewaannya. Karena amal-amal yang
lain ditetapkan pahalanya antara satu hingga sepuluh kebaikan, sedangkan puasa
dibalas oleh Allah tanpa batas. Seperti hadits diriwayatkan oleh Imam
an-Nasaa’iy, Rasulullah, saw. bersabda: “Hendaklah kalian berpuasa, karena
ia tidak ada tandingannya.”
2. Puasa melahirkan ketaqwaan dan melatih kesabaran
dalam segala bentuknya: kesabaran dalam ketaatan kepada Allah, kesabaran
terhadap menjahui larangan dan kesabaran dalam menanggung kesulitan. Maka orang
berpuasa akan mendapatkan pahala orang-orang yang bersabar. Sebagaimana Allah,
SWT. berfirman: إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّـابِرُونَ
أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ ”Sesunggunyanya
orang-orang yang ber-sabar itu akan disempurnakan pahala mereka tanpa
perhitungan.” (Az-Zumar: 10)
Demikianlah
tiga perkara yang harus kita jaga dan kita jalankan untuk menguatkan identitas
kita sebagai seorang Muslim terutama menjelang bulan Ramadan. Mudah-mudahan
kita terhindar dari sifat-sifat orang-orang Munafik.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْـمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ * أَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ *
فَيَآ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَزَجَرَ* وَقَالَ تَعَالَى، (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ): ﴿ إِنَّمَا يُوَفَّى
الصَّـابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ ﴾ أَمَّا
بَعْدُ:
وَقَالَ
تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يَآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ اَللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ*
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
* اللهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَنَا فِي قُلُوبِنَا وَصَرِّفْ أَرْكَانَنَا
لِطَاعَتِكَ، وَزِدْنَا عِلْمًا وَارْزُقْنَا فَهْمًا وَاجْعَلْنَا مِنَ
الرَّاشِدِينَ * اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ
عِبَادَتِكَ * بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ * وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ
رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَاللهِ،
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!
Komentar
Posting Komentar