DICARI PEMUDA DAMBAAN UMMAT

DICARI PEMUDA DAMBAAN UMMAT 

Oleh: Maura Rahmadanty
(Santriwati Kelas 3 Aliyah PPTQ AL HIMMAH Dau Malang)

Sungguh indah bumi ini.
Namun, masa remajaku berada di akhir zaman.
 
Remaja...
Yah, sebagai pembukaan, kita akan mengupas sedikit tentang pesona darah muda ini. Karena seringkali, pesona indahnya bukan untuk meninggikan kalimat kebajikan bagi semesta, tapi justru sering terlena oleh dunia. Remaja-lah yang seharusnya menjadi pelopor kebangkitan, perubahan dan teladan bagi orang-orang di sekitar mereka. Namun  yang terjadi malah kebalikannya, kehadirannya tidak menginspirasi namun malah selalu terinspirasi. Dan “Inspirasi”, itulah satu kata yang dibutuhkan oleh generasi muda kita.

Sobat muslim… Tahukah Anda, bahwa United Nations mengartikan anak kecil sebagai sosok manusia yang belum berusia 18 tahun. Sedangkan Islam mengartikan anak kecil sebagai usia seseorang yang belum mengalami mimpi, atau belum sampai pada usia baligh. Dengan kata lain, masa kecil atau kanak-kanak otomatis telah berganti menjadi seorang remaja atau pemuda. Dan bergantinya status ini, mengikutkan dibelakangnya sederet konsekuensi, yaitu menjadi seorang mukallaf. Yang mana pribadi tersebut harus bertanggung jawab atas segala perbuatan, ucapan, harapan, dan juga cita-citanya. 

Bertanggung jawab kepada siapa? Tentu saja kepada Allah SWT.
Sebagaimana kata Thomas Carlyle, “History of the world is the biography of the great man.” Kini, mari kita berkelana sebentar ke sejarah orang-orang hebat, membersamai segala keteladanan yang terpancar dari mereka, sejarah anak-anak muda Islam pengukir sejarah!. Izinkan saya menyebutnya dengan getar lisan yang terus menganga, karna jiwa ini terus menerus kagum dengan dentuman sejarah yang telah mereka gaungkan.
Inilah dia, tertera indah dalam lembaran sejarah, nama Mu’adz bin Amr bin Al-Jamuh serta Mu’adz bin Afra’. 

Masing-masing berusia 14 dan 13 tahun. Duo Mu’adz ini mempunyai mimpi tinggi dan terlalu hebat untuk ukuran bocah seumuran mereka, yakni membumi hanguskan Abu Jahal si gembong kekafiran pada perang Badar. Dan harga yang harus dibayar adalah, Mu’adz bin Amr harus kehilangan sebelah lengannya dan Ibn Afra’ meraih syahidnya. 

Menunduk malulah, dan jangan lupakan Thalhah bin Ubaidillah, masuk jajaran tentara berkuda yang masyhur dengan kepiawaian dan keberanian. Hebatnya juga, ia masuk daftar donatur tetap infaq fii Sabilillah. Dan julukan dari Rasulullah adalah Thalhatul Khayr, Si pohon kebaikan, begitulah artinya. Ibarat pohon subur kebaikan yang tak habis dipanen. Sederet prestasi diusia yang sebegitu mudanya, yakni 16 tahun!.
Ahh.. Ingin rasanya airmata ini menitik. Mengikuti kisah hidup para manusia pemburu surga. Namun apakah masih ada lagi? Tentu, dizaman emas itu ada negarawan besar seperti, Khulafaur Rasyidin. Ada penakluk sejarah seperti Thariq bin Ziyad, Amr bin Al-Ash. Bahkan Secret Agent-nya pun ada, merekalah intelejen handal, seperti Bara’ bin Malik, serta Salman Al-Farisi. Ada pula Ulama’ besar seperti, Ibnu Abbas, Ibnu Masoud. Dan profil pengusaha sukses yakni, Abdurrahman bin ‘Auf. Para perawi hadits brilian, ‘Aisyah Ra, juga Abu Hurairah. Tak ketinggalan, keperkasaan Mujahidin mengalir dalam darah ‘Uqbah bin Nafi’, Musa bin Nusair, Muzhaffar Quthz, Shalahuddin Al-Ayyubi, dan masih banyak yang lainnya.

Namun, alangkah susahnya di zaman ini mencari sosok pemuda yang mempunyai prestasi hebat dalam amaliyah Islam, sebagaimana kisah para sahabat di atas. Kasihan risalah Islam, jika ia diemban oleh orang-orang seperti kita. Sedang kita disibukkan oleh hal-hal yang laghwun (Bersifat santai dan melalaikan). Sedang kita tau betapa berat perjuangan pendahulu kita dalam menegakkannya. Apalagi kalau bukan disebabkan oleh gencarnya arus Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran) para musuh Islam kepada kita para pemuda. 
Sakitnya tuh disini, ketika melihat generasi sekarang ini tebal muka, namun tipis tata krama. Beban hidup ditiktoki, bukannya dihadapi. 

Goyang jari biar viral, ngelawan guru biar terkenal. Lebih fokus mengedepankan skincare, namun ia lupa akan heartcare. Jangan ya dek yaa, jangann…
Padahal dalam Qs. Al-A’raf : 26, Allah Ta’ala berfirman : 
 “وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌ …”
Artinya, “…Dan pakaian takwa itulah yang lebih baik.” 

Juga perkataan Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah : والتقوى  باالعلم حياة الفتى- والله-  
Artinya, “Hidupnya seorang pemuda- Demi Allah- Dengan ilmu dan takwa.”  

Dan ada do’a yang telah Nabi ajarkan, agar kita tak hanya cakep dzahir (style), namun juga cakep batin (akhlak) nya :
     اَللَّهمّ كَمَا حَسّنْتَ خَلْقِيْ فحَسِّنْ خُلُقِيْ
Artinya,“Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku (good looking), maka per-indah lah akhlakku (good attitude).” 

Jadi, di hadapan Allah, good looking itu bukan segalanya, yang segalanya itu adalah takwa.

Juga karena miris rasanya, ketika melihat tren anak muda yang lagaknya mesti diluruskan. Terlalu berlebihannya kepada artis yang diidolakan, membuat mereka lupa diri bahwa mereka adalah muslim/ah yang Allah muliakan. Misalnya aja nih…
X : “Oppaa!! Sarangburung *eh Sarangeaaaa!! Ganteng banget sih Oppaa... Beningg...”
Y : “Dia idola gue bangett! Jago dance, sispex, keren lagi! ihh, anget dah nih rahim...”
Z : “Gue harus beli 

semua tentang Oppa! Cetak fotonya, ikut fanbase nya, dan wajib paksa ortu ngasih duit buat dateng ke konser doi... pokoknya gue rela kasih apapun buat Oppaa!” *Kak Ros nggak? :/
Menyedihkan, mengerikan, sekaligus menjijikkan. Begitulah setan yang tak akan membiarkan kita aman dari godaan dan fitnahnya. Terlihat sepele memang, namun jangan sampai kecele. Bahkan meski kita mengidolakan sosok yang islami sekalipun. Yakni ketika seorang Qori’ muda bersuara merdu lagi berparas tampan diteriakin, “Sayaangg, imamkuu!”, “Aduhh suaranya bikin melting!”, “Apalagi aura gantengnya itulohh aur-auran!”

Dalam Qs. Al-Anfal : 2, orang beriman ketika dibacain Alqur’an : Bergetar hati dan bertambah imannya…
Dalam Hadits, Nabi bilang bahwa setan ketika dibacain Alqur’an : Kabur…
Lhah, yang teriak-teriak kayak diatas termasuk yang mana? Please bantu jawab...
Padahal semua paham sabda Sang Teladan : 
“Seseorang tergantung agama temannya”
“Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya”
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk kaum tersebut”

Sampe sini, paham kan? Terlepas kepada siapa yang mereka suka dan idolakan, tapi ini masih soal Muru’ah-nya (kehormatan). Tak ada yang salah dari mencintai, karna ia adalah fitrah. Namun, ingat Ukhty… Ingat Akhy…
Prioritas cintamu harus Rabbmu, dasar cintamu padanya juga mesti karna penciptamu, bukan karna hawa nafsu. 

Masa iya, sampai ada istilah “Hamil online”, kan menjijikkan. Maka carilah idola yang seiman, yang mengajarkan kebenaran, yang mengarahkan kepada keimanan. Dan syukur-syukur bisa menyelamatkan kita agar bisa masuk surganya Ar-rahman, Juga ngapain sih masih cari panutan selain Baginda Muhammad SAW, yang jelas-jelas sempurna akhlak dan perilakunya?!

Pembaca yang budiman, yang saya kemukakan di atas hanya segelintir remaja/pemuda zaman ini yang perilaku dan akhlaknya jauh dari tuntunan islam. Yang mana jiwa-jiwa ini perlu dibangkitkan, perlu dicarikan solusi terhebat, bahwa mereka bisa melakukan perubahan. Adapun pemuda Islam adalah yang senantiasa memiliki karakteristik sebagai berikut :
Mereka beramal dan bekerja dengan didasari keimanan dan aqidah yang benar.
﴿ وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ٣٣ ﴾
 ( فصّلت/41: 33)
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?.” (Qs. Fushshilat : 33)

Mereka tidak ragu dalam berkorban, baik diri maupun harta mereka. 

﴿ اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ   الصّٰدِقُوْنَ ١٥ ﴾ ( الحجرٰت/49: 15)
“Sesungguhnya orang-orang mukmin (yang sebenarnya) hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang benar.”
(Qs. Al-Hujurat : 15)

Mereka mamahami bahwa orang yang baik adalah yang paling bermanfaat untuk ummat.

﴿ وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ …١٠٥ ﴾ ( التوبة /9: 115)
Katakanlah (Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu…” (Qs. At-Taubah : 105)

Sekarang tanyakan kepada diri kita sendiri. Sudah sejauh mana sih peran kita sebagai generasi muda Islam? Kini sudah saatnya kita berubah teman!, Ibda’ binafsik, dimulai dari diri kamu sendiri dan act now. Yap! Mulainya sekarang juga, wuih ini penting banget aseli! Karna mau kapan lagi? Menunggu semangat datang? Menunggu mood mampir? Hendaknya setiap niat baik segera diwujudkan, karna jika ditunda biasanya niat tersebut akan luntur bahkan hilang. Mungkin memang kesulitan akan menyapa di awal-awalnya. Namun ingat kawan, hidup ini adalah perjuangan. 

Termasuk perjuangan untuk melawan kebiasaaan buruk. 
Dan yang lebih menyedihkan adalah mereka yang terus menikmati kebiasaan buruknya hingga ia telah menghuni liang kubur tanpa sempat ber-ikhtiar alias berusaha secara total untuk meninggalkannya. Jadi, dengan memulai perubahan sesegera mungkin, akan tercipta kebiasaan baru yang memungkinkan kehidupan terasa bermanfaat dan menyenangkan, bagi kamu ataupun orang lain. 

Coba deh! Ayo diusahakan! Semoga Allah iyakan. Ummat diluar sana butuh kita, mereka memberimu berjuta harapan. Jadi, tolong jangan dikecewakan (…
Semoga setelah ini semakin banyak bermunculan sosok-sosok Mujaddid yang menyembah, beribadah, berdakwah, ikhlas kepada Allah semata dalam aspek kehidupannya. Berjihad di jalan Allah. Li I’lai kalimatillah dengan merealisasikan ajaran Islam. Aamiin, semoga kita termasuk salah satunya yaa!...

Mari menjadikan segar sahara yang kering.
Mari menjadikan indah yang telah kusut.
Mari memberi wewangian yang berbau kecut.
Mari menjadi pelita bagi orang-orang yang membutuhkan cahaya.
Mari menjadi Muslim Inspiratif!
Kamu siap?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Obituari Kanda Kaeladzi

الحاكم (الصادر الحكم بين أهل الرأي و أهل التقليدي

Menakar Kemuhammadiyahan Kader dalam Pusaran Mulyonoisme