EMPAT PERSIAPAN MENYAMBUT KEMENANGAN
Teks Khutbah Jum’at
Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta
Khutbah |
: |
Jum’at Keempat |
Tanggal |
: |
28 Ramadan1446H. / 28
Maret 2025M. |
Tema |
: |
“EMPAT PERSIAPAN
MENYAMBUT KEMENANGAN” |
Oleh |
: |
K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), CWC. |
|
|
[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai
Timur] |
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْقَائِلِ
فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ: ﴿اِنَّا
فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙ لِّيَغْفِرَ لَكَ اللّٰهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْۢبِكَ وَمَا تَاَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا
مُّسْتَقِيْمًاۙ﴾ [
الفَتْح: ۱-۲] وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا
بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ، كَمَا قالَ تَعالى:﴿وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾[آل عمران: ۲۰۰]
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Dari atas mimbar jumat ini, di hari jum’at ke-empat
bulan Ramadan tahun 1446, khatib ingin berpesan: Marilah kita senantiasa bertaqwa
kepada Allah, Swt. dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Semoga di penghujung Ramadan ini, Allah menerima semua amal
ibadah kita dan mengampuni dosa-dosa kita.
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Hari kemenangan, yaitu
Hari Raya Idul Fitri, sudah semakin dekat. Namun, sebelum kita merayakan
kemenangan tersebut, ada empat persiapan penting yang perlu kita lakukan agar
keme-nangan itu benar-benar bermakna dan penuh berkah:
Pertama: Agar kita Semakin
Meningkatkan Ibadah Menjelang Berakhirnya Ramadan
Allah Swt. berfirman: وَسَارِعُوْٓا اِلٰى
مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ
اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ / “Dan bersegeralah kamu
mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran: 133)
Ibunda Aisyah
memberitakan bahwa “Rasulullah, S.a.w. bersungguh-sungguh dalam (beribadah)
pada sepuluh malam terakhir (Ramadan) melebihi kesungguhan beliau di
malam-malam lainnya." (H.r. Muslim) Beliau menghidupkan malam-malamnya dengan shalat, membaca Al-Qur'an, dan
berdzikir.
Di zaman sekarang
terjadi sebalik-nya, di akhir Ramadan justru jama’ah di masjid semakin menyusut
sementara pasar semakin ramai dan ibu-ibu samakin sibuk di dapur menyiapkan
hidangan lebaran. Maka kali ini kita harus berubah untuk meneladani Rasulullah,
saw. dengan memper-banyak ibadah di akhir Ramadan, terutama di malam-malam
ganjil yang bisa jadi adalah malam Lailatul Qadar — malam kemuliaan yang
nilainya lebih baik dari seribu bulan. Yaitu, apabila kita mendapatkan
keberkatannya, seperti mendapatkan kebaikan ibadah selama 83 tahun plus 4
bulan.
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Kedua: Pastikan Zakat
Fitrah Telah Ditunaikan
Dalam sebuah hadits dari Ibnu Abbas dinyatakan
bahwa: فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً
لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ. / “Rasulullah
ﷺ mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa
dari perkataan yang sia-sia dan keji, serta sebagai makanan bagi orang
miskin." (H.r. Abu Dawud)
Zakat fitrah adalah
kewajiban bagi setiap muslim yang hidup pada saat Idul Fitri. “Dikenakan
kepada budak, orang merdeka, laki-laki, perempuan, anak kecil, dan orang dewasa
dari kalangan kaum muslimin, dan agar ditunaikan sebelum orang-orang keluar
untuk shalat (Idulfitri)." (Hr. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, zakat
fitrah disebut sebagai zakat badan karena ia diwajibkan atas setiap
individu muslim sebagai bentuk penyucian jiwa dan badan setelah menjalani
ibadah puasa Ramadan.
Maka jangan sampai
kita lalai dalam menunaikannya karena zakat fitrah adalah penyempurna ibadah
puasa kita. Pastikan zakat fitrah dibayarkan sebelum pelaksanaan shalat Idul
Fitri, agar diterima sebagai zakat, bukan sedekah biasa.
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Ketiga: Merasa Sedih Akan Ditinggalkan Ramadan
dan Takut Dosanya Belum Diampuni
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ / "Barang siapa
yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu." (Hr. Bukhari dan
Muslim)
Namun, apakah kita
benar-benar telah mendapatkan ampunan dari Allah? Jangan sampai kita merasa
sudah cukup dengan ibadah yang kita lakukan. Sebab, hati seorang mukmin selalu
merasa khawatir kalau-kalau ibadahnya tidak diterima dan dosanya belum diampuni.
Kesedihan karena akan
berpisah dengan Ramadan adalah tanda keimanan yang kuat. Orang yang merasa
sedih karena Ramadan akan pergi, berarti hatinya masih dipenuhi rasa cinta
kepada Allah dan kerinduan pada pahala Ramadan.
Apalagi ketika dia
ingat sabda Rasulullah, saw.: رَغِمَ أَنْفُ
امْرِئٍ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ / “Rugilah seseorang yang
mendapati bulan Ramadan, namun dosanya tidak diampuni." (H.r. Tirmidzi
dan Ibnu Majah)
Maka menjelang
berakhirnya bulan Ramadan ini, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin
untuk beramal dan berdoa agar semua amal ibadah kita diterima dan dosa-dosa
kita diampuni oleh Allah, Swt.
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah
Keempat: Bertekad untuk Mem-pertahankan Segala
Kebaikan yang dilakukan Selama Ramadan
Kemenangan yang hakiki
bukan hanya saat kita mampu menyelesaikan Ramadan dengan baik, tetapi saat kita
mampu mempertahankan kebiasaan baik dari Ramadan setelah bulan itu berlalu.
Jangan sampai setelah Ramadan, kita kembali pada kebiasaan buruk dan
meninggalkan ketaatan.
Jika kita mampu
menjaga shalat berjamaah, membaca Al-Qur'an, dan menahan hawa nafsu di bulan
Ramadan, maka kita juga harus mampu melakukannya di bulan-bulan berikut-nya. Sebab
kita harus senantiasa menjadi muslim yang baik, kapan saja dan di mana saja, tidak
hanya baik di musim Ramadan. Rasulullah, saw. berpesan: اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ / "Bertaqwalah kepada
Allah di mana dan kapan pun engkau berada." (H.r. Tirmidzi)
Dan, Allah Swt. berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ
قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ
الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ / “Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah,' kemudian mereka tetap
istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),
'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan
bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat: 30)
Saudara-saudaraku,
Jamaah Jum’at yang dirahmati
Untuk mengakhiri
khutbah pertama ini, disimpulkan bahwa meningkatkan ibadah di akhir Ramadan,
menunaikan zakat fitrah, merasa sedih akan ditinggalkan Ramadan, dan bertekad
untuk mempertahankan kebiasaan baik selama Ramadan adalah kunci utama untuk
meraih kemenangan yang sejati di Hari Raya Idul Fitri. Dan, jadikanlah
kemenangan itu sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan di hari-hari mendatang.
Semoga Allah menerima
seluruh amal ibadah kita, menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang
bertakwa, dan mempertemukan kita kembali dengan Ramadan di tahun-tahun yang
akan datang.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، والصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وآلِهِ
وصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ* أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ * فَيَآ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا االله
فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ*
أما
بَعْدُ: فَقَالَ تَعَالَى (أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ): ﴿لَيْلَةُ
الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ﴾ وَ قَالَ
تَعاَلَى: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يَآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ اَللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِينَ، وَمَنْ
تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ*
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
* اَللَّهُمَّ إِنَّا رَضِينَا بِاللهِ رَبًّا، وِبِالإِسْلَامِ دِيْنًا،
وَبِمُحَمَّدٍ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) نَبِيًّا وَرَسُوْلًا * اللَّهُمَّ
تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَصَالِحَ أَعْمَالِنَا، وَاجْعَلْنَا
مِنَ الْفَائِزِينَ بِرَحْمَتِكَ وَمَغْفِرَتِكَ وَعِتْقِكَ مِنَ النَّارِ، وَبارِكْ
لَنَا فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَارْزُقْنَا فِيهَا مِنَ الْخَيْرِ وَالْبَرَكَةِ،
وَاجْعَلْنَا فِي مَقَامِ الْمَقْبُولِينَ عِنْدَكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
وَصَلِّ
اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ،
بِفَضْلِ: سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.* عِبَادَاللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أَقِمِ الصَّلَاةَ!
Komentar
Posting Komentar