Tiga Doa Nabi Ibrahim

 


Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah              : Jum’at Kedua

Tanggal               : 16 Dzul Hijjah 1446H. / 13 Juni 2025M.

Tema                   : Tiga Doa Nabi Ibrahim

 

Khutbah I

إنَّ الحمدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وأشْهَدُ أنْ لَا إلهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ له، وأشهدُ أنَّ محمَّداً عبدُه ورسولُه.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ وَبَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهيمَ في الْعَالَمِينَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. فَقالَ تَعالى مُوَاصِيًا لَنَا بِتَقْوَاهُ: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾ أما بَعْدُ:


Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Di hari yang penuh berkah ini, khatib kembali berpesan, agar kita semua bertaqwa kepada Allah, dengan menjalankan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya agar dapat meraih keberuntungan di dunia mau pun akhirat. Maka Allah, Swt. berfirman: وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (Al-Baqarah: 189)

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Dalam khutabah kali ini, khatib ingin mengambil pelajaran dari 3 doa Nabi Ibrahim, as. yang mustajab dan mensejarah. Tiga doa itu semua terkait dengan anak keturunan dan negeri yang di tempatinya:

 

Pertama, doa beliau untuk anak keturunnya yang akan ditinggalkan di lembah yang gersang. Beliau berdoa:

﴿رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ ﴾

“Wahai Tuhan-ku, sungguh aku telah menempatkan anak keturunanku di sebuah lembah gersang tanpa tanaman, di sisi Rumahmu yang disucikan, Tuhanku agar mereka itu menegakkan sholat, maka jadikanlah hati manusia merindukan mereka dan anugerahkanlah kepada mereka berbagai buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim: 37)

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Dalam doa beliau terdapat pelajaran penting:

1)     Orang tua harus mencarikan tempat tinggal bagi anak-anaknya sebuah lingkungan yang kondusif untuk beribadah, terutama agar mereka mudah menegakkan sholat.

2)     Dengan membangun lingkungan baru yang kondusif untuk beribadah itu agar Allah membuat hati ummat manusia tertarik datang ke sana.

3)     Walau pun Mekah adalah negeri yang tandus dan tidak sesuai untuk bercocok tanam, namun berkat doa nabi Ibrahim, as. yang memohon agar anak keturunannya diberi berbagai buah-buahan, hingga hari ini tidak ada buah-buahan yang tumbuh di dunia ini, melainkan dengan mudah bisa dibeli di pasar Mekah.

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kedua: Doa memohon agar tempat tinggal anak keturunannya itu menjadi tempat yang aman dan agar mereka dijauhkan dari menyembah berhala. Beliau berdoa:

﴿رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ * رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ﴾

“Wahai Tuhan-ku, jadikanlah negeri ini (yakni Mekah) sebagai negeri yang aman dan jauhkanlah anak-anak keturunanku dari menyembah berhala. Tuhan-Ku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menjadi penyebab banyak manusia tersesat, maka barang siapa yang mengikutiku maka sesungguhnya dia termasuk golonganku dan barang siapa yang mendurhakaiku maka sungguh Engakau adalah Tuhan yang Mahapengampun lagi yang Mahapengasih.” (Ibrahim: 35-36)

 

Pelajaran yang bisa kita petik dari doa tersebut adalah:

1)     Nabi Ibrahim memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan bagi anak-anak keturunannya. Keamanan di dunia dengan tidak adanya permusuhan dan keselamatan di akhirat dengan akidah yang benar.

2)     Nabi Ibrahim mengetahui betapa besar bahaya patung-patung dan berhala sebab banyak manusia sesat karenanya.

3)     Ummat Islam, di samping sebagai pengikut Nabi Muhammad adalah juga penerus jalannya Nabi Ibrahim, yaitu beraqidah tauhid dengan menyembah Tuhan yang Maha Esa.

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Ketiga: Doa agar ada di antara keturunan dari nabi Ismail yang ditinggalkan di Mekah satu orang saja yang diutus sebagai Rasul. Beliau berdoa:

 

﴿رَبَّنَا وَٱبْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُواْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ﴾

“Wahai Tuhan-ku, dan aku memohon agar diutus di tengah mereka seorang rasul berasal dari keturunan mereka (yaitu dari anak-anak Ismail) yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mengajari mereka Kitab dan Sunnah, serta membersihkan jiwa mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Agung lagi Maha Bijaksana” (al-Baqarah: 129)

 

Pelajaran dari doa tersebuta adalah:

1.     Orang tua tidak boleh berputus asa untuk berdoa dan berharap akan kebaikan anak-anaknya. Bukankan doa Nabi Ibrahim itu baru terkabul setelah 3800 (tiga ribu delapan ratus) tahun kemudian? yaitu dengan diutusnya Nabi Muhammad, saw. sebagai nabi dan rasul terakhir dari keturunan Nabi Ismail bin Nabi Ibrahim, as.

2.     Anak keturunan yang membahagiakan orang tuanya adalah mereka yang mampu memenuhi harapan orang tua dan menjadi manusia yang bisa memberi bimbingan kepada orang lain sebagai penjaga dan pengamal Kitab Allah dan Sunnah Rasulnya.

3.     Tidak semua apa yang kita minta, dikabulkan oleh Allah seperti apa yang kita inginkan, namun terkadang diwujudkan dalam bentuk yang lain. Hal itu semata-mata karena kuasa dan kehendak Allah yang Maha Agung dan Bijaksana.  

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Demikian khutbah ini disampaikan, mudah-mudahan kita semua bisa mengambil pelajaran dari doa-doa Nabi Ibrahim, as. Yaitu bahwa orang tua harus selalu memikirkan anak keturunan yang akan menjaga nama baik keluarga, melanjutkan kebaikannya dan bisa mengirimkan pahala kebaikan sesudah kematiannya.

 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

 

Khutbah II


 اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

 

أَمَّا بَعْدُ، فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ. وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِينَ

 

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزِّلْزَالَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

 

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ – أقِمِ الصَّلَاة!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Obituari Kanda Kaeladzi

الحاكم (الصادر الحكم بين أهل الرأي و أهل التقليدي

Menakar Kemuhammadiyahan Kader dalam Pusaran Mulyonoisme