Empat Rahasia Sukses Kepemimpinan Mukmin

 


 

Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta

 

Khutbah

:

Jum’at Kedua

Tanggal  

:

11 Robiuts-Tsaani 1447 H. / 3 Okt. 2025 M.

Tema

:

“Empat Rahasia Sukses Kepemimpinan Mukmin

Oleh   

:

K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), CWC.

 

 

[Ustadz / Dai Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta, Kutai Timur]

 

KHUTBAH PERTAMA

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَنَا مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَجَعَلَ فِي اتِّبَاعِهِ النَّجَاةَ وَالْفَلَاحَ وَالسَّلَامَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمَلِكُ الْعَلَّامُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، سَيِّدُ الْقَادَةِ وَالْإِمَامِ.

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Sesungguhnya kepemimpinan dalam Islam bukan sekadar kedudukan, tetapi amanah yang berat dan tanggung jawab yang besar. Rasulullah bersabda: كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِه Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggung-jawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

 

Maka siapa pun kita — sebagai pribadi, kepala keluarga, guru, pemimpin masyarakat, atau pejabat pemerintahan — semuanya memikul amanah kepemimpinan. Dan, tidak ada teladan terbaik dalam memimpin selain Rasulullah . Maka, dari sirah Nabi, kita dapat memetik empat rahasia sukses kepimimpinan untuk dijadikan contoh bagi ummatnya. Empat rahasi sukses itu adalah:

 

Pertama: Keikhlasan (اَلْإِخْلَاصُ)

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Rasulullah menekankan penting-nya keikhlasan dan mengajarkan nilai itu dalam seluruh aspek kehidupan: dari urusan pribadi hingga urusan ummat. Beliau bersabda:  إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ/ “Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat.” (HR. al-Bukhari)

 

Di antara, pelajaran keikhlasan yang ditanamkan oleh Rasulullah langsung di lapangan. Yaitu, dalam Perang Hunain atau dalam suatu safar, para sahabat kehausan karena kehabisan air. Saat itu, Sahabat Abū Qatādah membawa sedikit air yang dibagikan  kepada mereka satu per satu, hingga hampir habis, dan beliau belum minum sama sekali.

 

Ketika Rasulullah mengetahui hal itu, beliau bersabda: «سَاقِي الْقَوْمِ آخِرُهُمْ شُرْبًا» / “Pemberi minum bagi suatu kaum adalah yang terakhir minum di antara mereka.”   (Hr. Turmudzi, Abu Dawud dan Ahmad)

 

Seorang pemimpin atau pelayan umat itu harus ikhlas untuk mendahulukan kebutuhan orang lain sebelum dirinya. Seperti yang dicontohkan oleh Abū Qatādah yang rela minum terakhir setelah semuanya mendapatkan.


 

Kedua: Keadilan (الْعَدْلُ)

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Keadilan adalah pilar kepemimpinan Islam. Rasulullah tidak membeda-bedakan antara kaya dan miskin, antara sahabat terdekat dan rakyat biasa. Bahkan terhadap anaknya sendiri.

 

Beliau menegakkan hukum dengan tegas dan tanpa pandang bulu, sehingga beliau bersabda: لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ، لَقَطَعْتُ يَدَهَا / Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangan-nya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)              

 

Keadilan adalah asas tegaknya peradaban, dan kezaliman adalah pembawa kehancuran. Maka Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al-Fataawa menyatakan: إِنَّ اللَّهَ يُقِيمُ الدَّوْلَةَ العَادِلَةَ وَإِنْ كَانَتْ كَافِرَةً، وَلَا يُقِيمُ الظَّالِمَةَ وَإِنْ كَانَتْ مُسْلِمَةً / “Sesungguhnya Allah akan menegak-kan (menolong) negara yang adil walaupun kafir, dan tidak akan membiarkan tegak negara yang zalim walaupun Muslim.”

 

Keadilanlah yang membuat kepemim-pinan Rasulullah dicintai, disegani, dan membawa rahmat bagi semua.

 

Ketiga: Kasih Sayang dan Empati (اَلرَّحْمَة)

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Pemimpin sejati bukan yang ditakuti, tapi yang dicintai oleh Rakyatnya. Sebagaimana Rasulullah yang sangat dicintai oleh ummatnya, bahkan orang rela mati karena itu.

 

Rasullah, s.a.w. meneteskan air mata atas penderitaan umatnya, mema-‘afkan musuh-musuhnya, dan meme-luk orang-orang yang bersalah agar mereka sadar dengan cinta, bukan dengan kebencian. Inilah yang melahirkan cinta sejati dan tulus dari ummatnya.

 

Ibnu Hisyam dan Shahih Bukhari, meriwayatkan: Seorang sahabat bernama Khubaib bin ‘Adiyy, r.a., Sahabat yang Rela Mati Demi mencintai Rasulullah . Beliau ditangkap oleh orang-orang kafir Quraisy yang hendak balas dendam atas tawasnya keluarga mereka di perang Badar.

 

Sebelum dibunuh dengan cara disalib dan dibakar hidup-hidup,  mereka berkata: “Wahai Khubaib, apakah engkau mau kalau sekarang ini Muhammad menggantikan posisimu, dan engkau selamat di rumahmu bersama keluargamu?”

Khubaib menjawab dengan penuh iman: وَاللَّهِ مَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ فِي أَهْلِي وَوَلَدِي، وَمُحَمَّدٌ يُشَاكُ بِشَوْكَةٍ فِي مَكَانِهِ
“Demi Allah! Aku tidak rela berada bersama keluargaku dalam keadaan aman, sementara Muhammad
tertusuk duri di tempatnya.”

Mereka berhasil membunuh Khubaib bin Adiyy, namun mereka tidak mampu merampas iman dan cintanya kepada Rasulullah, s.a.w. dari hatinya. Dan, Pada hari itu Rasulullah dan para sahabat di Madinah melihat bayangan Khubaib diangkat ke langit oleh malaikat setelah syahid.

Keempat: Keteladanan (اَلْقُدْوَةُ الْحَسَنَةُ)

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Kepemimpinan bukan hanya kata-kata, tapi contoh nyata. Rasulullah lebih dulu melakukan apa yang beliau perintahkan. Beliau hidup sederhana, membantu pekerjaan rumah, bahkan menjahit bajunya sendiri.

 

Allah berfirman: “لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ / "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu.” (QS. al-Ahzāb: 21)

 

Keteladanan membuat para sahabat mengikuti beliau dengan hati, bukan hanya dengan perintah. Sebuah nasehat bijak menyatakan: إِذَا أَرَدْتَ صَلَاحَ النَّاسِ فَابْدَأْ بِنَفْسِكَ، فَالنَّاسُ بِالْعَيْنِ لَا بِالْأُذُنِ تَقْتَدِي / "Jika engkau ingin manusia menjadi baik, mulailah dari dirimu sendiri. Sebab, manusia mene-ladani apa yang dilihat, bukan yang didengar."

 

Saudara-saudaraku, Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Itulah empat rahasia sukses kepimpinan Rasulullah : Ikhlas, adil, penuh kasih sayang, dan menjadi teladan. Barang siapa menerapkan keempat hal itu, niscaya Allah akan menolong-nya dalam memimpin dan menegu-kan langkahnya di dunia dan di akhirat.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

KHUTBAH KEDUA

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ،

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا.

 

عِبَادَ اللهِ، اتَّقُوا اللهَ، فَإِنَّ تَقْوَى اللهِ رَأْسُ كُلِّ خَيْرٍ، وَتَرْكَهَا رَأْسُ كُلِّ شَرٍّ.فَقَالَ اللهُ تَعَالَى :﴿وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ ٱتَّقُوا ٱللَّهَ﴾ (النساء: ١٣١) وَقَالَ اللّٰهُ تَعَالٰى: ﴿إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب: ٥٦]  فَنَقُولُ: اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

 

 

 

 

 

 

اَللّٰهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَنَا قَادَةً بِالْحَقِّ، هُدَاةً مُهْتَدِينَ، لَا ضَالِّينَ وَلَا مُضِلِّينَ، وَأَنْ تُصْلِحَ وُلَاةَ أُمُورِنَا، وَتَهْدِيَهُمْ لِمَا يُحِبُّ وَيَرْضَى، وَتُلْهِمَنَا رَحْمَةً وَعَدْلًا كَمَا كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ رَحِيمًا وَعَادِلًا.

 

اللَّهُمَّ انْصُرِ الْإِسْلَامَ وَأَعِزَّ الْمُسْلِمِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ بِرَحمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِينَ!

 

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

عِبَادَ اللهِ،

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ،

وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

أقِمِ الصَّلَاةَ!

 

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Obituari Kanda Kaeladzi

الحاكم (الصادر الحكم بين أهل الرأي و أهل التقليدي

K.H. Ja'far Yasa': Kyai yang Bersahaja