Dua Langkah Perbaikan Diri dan Ummat


 Teks Khutbah Jum’at

Untuk Masjid-Masjid di Lingkungan

PT. PAMAPERSADA NUSANTARA, Site KPC Sangatta


Khutbah : Jum’at Kedua

Tanggal : 14 Rajab 1445H. / 25 Januari 2024M.

Tema : Dua Langkah Perbaikan Diri dan Ummat

Oleh    : K.H. Hamim Thohari, B.IRK (Hons), 

[Pembina Kerohanian Islam Yayasan Insan Mulia PAMA, Site KPC Sangatta]


Khutbah Pertama


اَلْحَمْدُ لِلهِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ التَّنْزِيلِ: -- أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ -- ﴿ كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ﴾ (آل عمران: 110) وَالصَّلَاةُ والسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْبَرِيَّةِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أّمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوصِينِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، كَمَا قالَ تَعَالى مُوَاصِيًا لَنَا بِتَقْوَاهُ: ﴿«يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ﴾ (التوبة: 119)


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Dari atas mimbar jum’at ini, khatib kembali mengingatkan agar kita senantiasa bertaqwa kepada Allah, Swt. dengan berusaha menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan segala larangannya. Allah berfirman: وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ / “dan nertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung!” (Ali Imran: 200)


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Ummat Islam adalah satu tubuh, maka satu sama lain saling memperhatikan dan memperdulikan. Di antara bentuk saling peduli satu sama lain adalah tawaashaw bil-haq / saling bernasehat dalam kebenaran dan tawaashaw bish-shabr  / saling bernasehat dalam kesabaran. Begitu juga amar ma’ruf / menganjurkan kebaikan dan an-nahyu ‘anil munkar, mencegah perbuatan mungkar. 


Akan tetapi, hari ini sebagian orang menganggap hal itu sebagai bentuk campur tangan terhadap urusan orang lain, sehingga ada yang marah ketika diingatkan dan dinasehati saudaranya. Padahal nasehat itu adalah bentuk kepedulian saudara kita supaya kita tidak terjatuh dalam keburukan terlalu jauh. Justeru seharusnya kita bersyukur karena kita diingatkan. Maka dalam khutbah kali ini, Khatib akan berbicara tentang “Dua Langkah Perbaikan untuk Diri dan Masyarakat.”


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Pertama: Menganjurkan Kebaikan  atau Melakukan Amar Ma’ruf

Allah, Swt. berfirman: وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyerukan kebaikan dan menganjurkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran: 104)


Untuk menjadi penganjur kebaikan dan pencegah kemungkaran, cukup kita siapkan diri kita sebagai cermin bagi saudara kita yang lain. Sebagaimana Rasulullah, saw. bersabda: (اَلْمُؤْمِنُ مِرْآةُ أَخِيهِ) “Seorang mukmin itu cemin bagi saudara (mukmin) yang lain.” (Hr. Bukhari dalam Adab Mufrad dari Abu Hurairah) 


Artinya, sebagai seorang muslim, kita harus siap untuk dijadikan cermin bagi saudara kita yang lain. Fungsi kaca cermin adalah untuk melihat apa yang baik dan apa yang buruk dari diri kita. Maka, jika saudara kita melihat kebaikan dari diri kita, maka jadilah sarana untuk menyempurnakan kebaikannya dan jika keburukan yang terlihat, maka berusahalah memperbaiki diri agar keburukan diri kita tidak menjadi penyebab keburukan saudara kita. 


Maka ketika seorang muslim sama-sama menyadari bahwa dirinya dijadikan cermin bagi saudaranya, maka ia akan berhati-hati dalam berbicara dan bertindak. Jika tidak bisa menganjurkan kebaikan dengan kata-kata dan nasehat yang baik, sekurang-kurangnya kita tidak melakukan keburukan di depan mata mereka. 


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Jika setiap muslim tergerak hatinya untuk menjadi contoh dan pionir dalam kebaikan, maka ummat ini akan terjaga dari keburukan, bahkan akan mendapat kebaikan yang besar. Rasulullah, saw. bersabda: مَنْ سَنَّ فَي الْإسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مَن أُجُورِهِمْ شَيْءٌ Artinya: “Barangsiapa di dalam Islam mempelopori prilaku kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangkan dari pahala mereka sedikit pun.” (Hr. Ahmad, Muslim dan Turmudzi)


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Kedua: Mencegah Keburukan atau Nahi Mungkar

Rasulullah, saw. bersabda: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ" (رواه مسلم) /“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah merubahnya dengan tangannya, jika (dengan tangan) tidak mampu, maka hendaklah dengan lisannya, dan jika (dengan lisan) juga tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (Hr. Muslim)


Para ulama’ telah bersepakat tentang wajibnya mencegah kemungkaran.  Maka setiap muslim wajib mengambil bagian dari kewajiban ini sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam syarah al-Wafiy Hadits Arba’in Nawawiyah, dinyatakan bahwa setiap muslim terkena hukum fardhu ‘ain, untuk mengingkari kemungkaran dengan hati. Maka barang siapa yang tidak mengingkari kemungkaran, minimal dengan hati, maka hilanglah iman dari hatinya.  


Maka Seorang sahabat berkata: “Celakalah orang yang tidak menganjurkan kebaikan dan mengingkari kemungkaran.” Mendengar itu Ibnu Mas’ud berkata: “Bahkan celakalah orang yang tidak mengenal dengan hatinya apa yang baik dan yang buruk.” Maka bahaya meninggalkan ingkarul munkar (mengingkari kemungkaran) adalah sangat buruk terhadap ummat ini. 


Riwayat ini sama dengan peringatan Allah dalam firman-Nya: وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَّا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ / “Dan takutlah kamu terhadap azab Allah yang tidak akan menimpa orang-orang zholim dari kamu saja, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah itu sangat keras siksaan-Nya.” (al-Anfal: 25)


Terkait dengan ayat ini, Ibnu Abbas, ra. berkata: “Allah memerintahkan kaum mukminin agar tidak mendiamkan kemungkaran yang terjadi di depan mata mereka, sebab Allah akan meratakan adzab-Nya terhadap pelaku kezhaliman dan juga terhadap selainnya).” (Dinukil oleh Imam al-Baghawi dalam tafsirnya)


Saudara-saudaraku, kaum Muslimin yang dirahmati Allah

Maka siapa pun yang punya kemampuan untuk menasehati maka rubahlah kumngkaran dengan  nasehat yang baik. Jika tidak mampu, maka dengan hati; yaitu dengan membenci kemungkaran dan tidak menjadi pendukung-nya atau dengan medoakan pelakunya agar berhenti dari perbuatan munkar.

Sebuah riwayat menyatakan: “Tidak ada satu kaum yang membiarkan kemaksiatan terjadi di tengah mereka, sedangkan mereka mampu merubahnya melainkan Allah nyaris akan meratakan azab-Nya kepada mereka juga.” (dikeluarkan oleh Imam Abu Dawud) 


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

2. Khutbah Kedua


الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا * أَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ * اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْن * فَقَالَ تَعَالَى: ﴿ كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ﴾ (المائدة: 79) * وَقَالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾ *اَللَّــهُمَّ صَلِّ  عَلَى سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَـبِـيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَــلـٰى أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمْ * 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا، إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ*

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْن، وَصَلَّى اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينْ * 

عِبَادَ اللهِ !إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ * أَقِمِ الصَّلَاةْ! رْ



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIGA SYARAT TERKABULNYA DOA

24 Siswa MA YTP Kertosono diterima Berbagai PTN lndonesia Jalur SNBT, dan Jalur lainnya

Rukhsah Teologis dan Rukhsah Fiqhi