Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Agamaku Bukan Candu

Gambar
Agamaku Bukan Candu   Dr. Amam fakhrur (Alumni Pondok Pesantren YTP, Kertosono) “Puasa Ramadlan yang kita lakukan sesungguhnya adalah mendidik kita agar menjadi orang yang tidak hanya saleh secara individual, tetapi juga saleh secara sosial”. Demikian salah tsalah satu bagian ceramah agama pada acara  halal bi halal   di tempat saya bekerja beberapa waktu lalu.Ceramah itu disampaikan langsung oleh orang nomor wahid , yang memang ia adalah juga seorang ustadz. Ia juga menjelaskan, bahwa seseorang termasuk kita yang bekerja di tempat ini,   usai berpuasa,  seharusnya tidak hanya saleh secara individual, yang hanya rajin beribadah ritual secara langsung kepada Allah SWT, semisal sholat dan semacamnya, akan tetapi juga seharusnya saleh secara sosial, yaitu bagaimana berinteraksi dengan baik antar sesama karyawan dan bagaimana setiap karyawan mempunyai etos kerja tinggi. Ajakan pada ceramah pada acara halal bi halal tersebut di atas,  setidaknya telah mengingatkan kepada saya 

Socrates Love

Gambar
Socrates Love Bukhori at Tunisi Bidadari dari Negeri Kayangan Datang menghampiri Menawarkan diri Terpesona sinaran bijak Sang Filosof Sayang, sang bidadari datang dari negeri allafikriyah Wajah cantiknya tak menggetarkan rasa Sang Filosof Lekuk tubuhnya, tak mengairahkan syahwat Sang Bijak Senyum manisnya tak menghanyutkan fantasi Sang Guru Para Bijak Kedib mata yang Jalang, tak mendebarkan nama yang abadi sepanjang zaman Sang filosof berkata " Apatah jadinya kelak dzuriyatku? Jika yang diambil dari rupaku yang Unrupawan Tapi alla'aqliyyah dari Sang Jahiliyah, jadi apa? " Ya kalau bijak bak para hukama', rupawan bak angel[ia], kan dikerumuti semua orang " Sang filosof merenung,  Ia tafakkur panjang Munajat di keheningan Mencari bisikan Sang Hiyang Widi Apakah gerangan yang mengganggu alam fikiran Berhari Berminggu Berbulan Namun naas di ujung Sang Filosof takut sama bayangan Tak berani menghadapi kenyataan

Doa Akhir Ramadlan

Gambar
Doa Akhir Ramadlan Hamka Suyana (Motivator Manajemen Sasyuik) YA ALLAH, YANG MAHA MENERANGI HATI Di akhir bulan Ramadhan yang suci namun masih dalam suasana waspada ancaman wabah corona, hamba yang lemah ini mengetuk pintu rahmat-MU Memohon kemurahan dan Maha Kasih-Sayang-MU. Jika di antara saudara hamba sedang dalam kesulitan, berikan kemudahan. Jika sedang dalam kesedihan, gantilah dengan kegembiraan Jika sedang dalam kekurangan, gantilah dengan kecukupan Jika sedang dalam kegalauan, gantilah dengan ketenangan Jika sedang dalam kegagalan, gantilah dengan keberhasilan Jika sedang mengejar cita-cita, wujudkan jadi kenyataan Jika sedang di ambang putus asa, berilah kesabaran Berilah kemampuan bersikap tenang, senang, lapang menjalani proses kehidupan Tanamkan sikap sabar syukur ikhlas dalam segala kondisi Sehingga saatnya nanti, akan memanen bahagia dan sukses yang hakiki Aamiin yaa Rabbal alamin

Rindu Redam

Gambar
Rindu Redam Oleh: W. Yono (Pelapak di Rumah Baca Cahaya ) Aku ingin datang ke rumahmu Dengan sepenuh rindu Membawa kabar tentang mayat-mayat bergelimpangan Penuh lendir dan airmata Mayat-mayat yang kesepian Diantara nyinyiran dan sumpah serapah Tidakkah itu membuatmu pilu ? Aku ingin datang mengetuk pintumu Dengan sepenuh haru Membawa selaksa harapan tentang  kaum jelata  yang dirundung nestapa Penuh lapar dan haus menerpa Kaum yang dipinggirkan di halaman rumahnya Tepat di tanah moyangnya Diantara deru kesombongan dan keserakahan yang merajalela Tidakkah itu membuatmu ngilu ? Aku ingin datang ke rumahmu Mengetuk pintumu Dengan rindu redam Bukalah Buka Bu Ka a ………….. Blimbing , 19 Mei 2020

Dalam Diri Kita ada Ruh

Gambar
Dalam Diri Kita ada Ruh DR. Nur Kholis (Dosen IAIN Tulungagung )       Jamak diketahui bahwa setiap diri manusia terdiri dari jasadiyah dan ruhaniyah. Keduanya menyatu, saling menguatkan dan membuatnya bernilai. Jika salah satu ditiadakan, maka diri manusia menjadi tidak bernilai. Tubuh menjadi perantara, instrumen terjadinya pergerakan, sementara ruh menjadi sumber gerakan. Keduanya harus mendapat asupan nutrisi agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya, yaitu kebaikan.       Ruh memerlukan nutrisi atau makanan berupa nilai-nilai, norma, ilmu, keyakinan, dan ma’rifat. Asupan demikian secara disiplin dan istiqomah akan membantu tumbuh dan berkembangnya akal kemanusiaannya, para neurology menyebutnya cortex prefrontalist. Akal kemanusiaan saya pahami sebagai qolbun salim dalam konsepnya al-Ghozali. Sebaliknya, jika asupan setiap hari yang diterima oleh otak berupa keburukan, bukan ilmu maka yang berkembang adalah akal hewani (system limbic), saya pahami sebagai qolbu

Lebaran Harus Baju Baru?

Gambar
Lebaran Harus Baju Baru? Oleh: Herwan* Melihat fenomena melalui surat kabar, televisi dan sosial media tentang orang-orang yang membludak di pasar, pusat pembelanjaan dan bahkan kemacetan yang terjadi diruas jalan dibeberapa daerah meski sedang dalam masa darurat Covid-19. Rasa-rasanya tidak mungkin program pemerintah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dapat berjalan dengan sukses padahal tujuannya untuk memutus rantai penyebaran pandemi virus corona. Penulis berasumsi mungkin masyarakat yang berkerumun dan membludak di pasar dan pusat pembelanjaan beranggapan bahwa hari raya Idul Fitri harus menggunakan pakaian yang baru, tidak afdhal rasanya bila lebaran tidak tampil beda dibanding dengan hari-hari lainnya. Sebagai seorang beriman ada baiknya mencermati ungkapan para ulama dalam kitab _Fathul Majid Fii Bayani Maqasidul 'Ied_ (15275). _'Laysal 'ied liman labisal jadiid innamal 'ied liman tha'atuhu tuzid'_ ('Ied bukan berarti menggunakan baj

Tanggapan atas Kritik Santri terhadap Tarjamah QS. 5: 8, Depag RI

Gambar
Tanggapan atas Kritik Santri terhadap Tarjamah QS. 5: 8, Depag RI Oleh Adam Bakhtiar (Alumni YTP, Kertosono) Tulisan Ustadz Bukhori sangat menarik untuk di kaji lebih dalam lagi  Lebih lagi bahasan yang disampaikan seputar Kitab suci Al-Qur'an. Jadi sangat penting untuk diketahui letak salahnya, apalagi menyangkut pemaknaan ayat. meski tidak mengetahu seperti bentuk aslinya tejemahan Al-Qur'an Depag. Entah dari tahunnya. Serinya atau bahkan sampulnya. Kritik terhadap terjemah Depag sangat perlu dilakukan Ada bebearapa surat yang dibedah dengan mengunakan metode gramatika (Nahwiyyah) seperti  Qs. Al Maidah  [5]:8 yang dijabarakan secara detail letak artikulasi pemaknaanya. Dengan musabab kegalaun penulis melihat suatu yang jangal atas penempatan tata letak bahasa pemaknaan. Maka pembadahan penulis terkait ayat di atas sangat perlu diapresiasi karena penulis sengaja menjelaskanya secara detail dan hati-hati walaupun yang dibedah hanya pada satu ayat dalam Surat Al Mai

Kritik Santri Ponpes YTP atas Tarjamah al-Qur’an Depag RI

Gambar
Kritik Santri Ponpes YTP atas Tarjamah al-Qur’an Depag RI Oleh: Bukhori at-Tunisi (Alumni Ponpes YTP, Kertosono. Penulis buku: Fithrah sebagai Basic Pembelajaran Al-Qur'an) Pondok Pesantren YTP yang berada di Timur Pasar Kertosono, merupakan pondok pesantren yang berfikrah modern (al-fikrah al-tajdidi) bukan fikrah tradisional (al-fikrah al-taqlidi), meskipun pendiri Pondok Pesantren al-Raudlatul Ilmiyah --nama asli dari Ponpes YTP-- merupakan santri dari Hadlratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng dan Pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama’ yang beraliran “tradisional”. Berbekal belajar di Saudi Arabia, Mesir hingga ke Sudan, pulang membawa gagasan baru (al-fikrah al-tajdid). Namun, pembelajaran “ilmu-ilmu alat” seperti nahwu, sharaf, ushul fiqh, qawaidul fiqhiyyah, balaghah dan lainnya, tetap diajarkan sebagai ciri khas pondok pesantren. Oleh sebab itu, lulusan Pesantren YTP Kertosono, fasih dan lancar dalm membaca kitab kuning atau kitab gundu

Corona dan Masjid: antara Pendekatan Mashlahah dan Mafsadah

Gambar
Corona dan Masjid: antara Pendekatan Mashlahah dan Mafsadah Oleh: Bukhori at Tunisi ( Penulis buku “ Sayap Liberal, Moderat, dan Literal Pondok Pesantren ) Ada pertanyaan dari peserta Kulliyatul Muballighin Muhammadiyah Daerah Tanah Bumbu Kalsel. pertanyaannya sebagai berikut, Assalamu’alaikum Pak Bukhori dan Pak Ridho Bustomi, “ Bagaimana kita memahami dan mengamalkan ayat 18 di surah at-Taubah dalam keadaan dan kondisi sekarang ini pak. Maaf saya orang awam pak sehingga harus bertanya? Saya kutipkan dahulu firman Allah, dalam QS. 9: 18: اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَ قَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ فَعَسٰٓى اُولٰۤئِكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah

LAILATUL QADAR (Menemukan "Sejatining" Kebenaran, Merevolusi Jiwa)

Gambar
LAILATUL QADAR: Menemukan "Sejatining" Kebenaran, Merevolusi Jiwa oleh: Bukhori at Tunisi  (Alumni Ponpes YTP, Kertosono. Menulis buku, " Konsep Teologi Ibn Taimiyah ," (Yogyakarta, Deepublish, 2017) Lailatul Qadar merupakan peristiwa ruhaniah yang sangat monumental. Ia seolah menjadi puncak dari “ discovery ” spiritualitas  atas “ lelampahan ” ( suluk ) yang dilakukan manusia, saat ber-“ tahannuts ” dalam kesunyian, kesepian dan keheningan. Lepas dan menjauh dari hiruk-pikuk duniawi, hanya untuk munajat dengan Tuhannya, agar diberi anugerah kebenaran. “ Khalwat ”-nya di tempat yang sunyi, di ketinggian bukit yang sulit dijangkau orang yang tidak punya tujuan ( ghayah ), tempat yang hanya bisa digapai oleh hamba yang punya cita-cita. Simbol kesungguhan ( mujahadah ) dalam menghadap Tuhan. Dia munajat di ketinggian, agar terasa dekat dengan Sang Pencipta. “ Riyadlah ”-nya, bukan hanya berlepas dari hal-hal yang terlarang, namun juga melepas diri dari yang

Corona dan Shaf Distance, Perspektif Sadd al Dzari'ah

Gambar
Corona dan Shaf Distance, Perspektif Sadd al-Dzari’ah Bukhori at Tunisi   (penulis buku “ Sayap Liberal, Moderat, dan Literar Pondok Pesantren " ) Viral di Whatshap, FB, televisi maupun media lainnya, gambar-gambar pelaksanaan shalat dengan Imam dan makmum menggunakan masker. Dan yang paling mencolok adalah gambar shaf makmum yang berjarak antara ± 0,5 meter atau1 meter, yang berbeda dengan shaf yang biasa dikerjakan pada saat shalat berjamaah secara normal.  Karena pelaksanaan yang berbeda tersebut, ada yang mempersoalkan keabsahan “shaf berjarak” ( shaf distance ), karena “menyalahi” dalil yang biasa digunakan untuk argumen “keharusan” shaf yang lurus dan “rapat”. Mempersoalkan keabsahan “shaf distance” bagi yang terpelajar, sama posisinya dengan memperoalkan “himbauan” untuk tidak melaksanakan shalat Jum’at dan shalat jama’ah 5 waktu di Masjid? Mempersoalkan “keabsahan” suatu hukum menurut perspektif fiqih adalah sesuatu yang wajar dan ilmiyah. Justru bagi seorang a